Tungku Tigo Sajarangan, Peninggalan Sejarah dan Cagar Budaya yang Memikat di Pariangan, Minangkabau

Tungku Tigo Sajarangan, Peninggalan Sejarah dan Cagar Budaya yang Memikat di Pariangan, Minangkabau. (Foto : Dok. Istimewa)
Tungku Tigo Sajarangan, Peninggalan Sejarah dan Cagar Budaya yang Memikat di Pariangan, Minangkabau. (Foto : Dok. Istimewa)

TOPSUMBAR – Masjid Tuo Ishlah, Nagari Pariangan menjadi saksi bisu bagi sebuah batu bersejarah yang telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya.

Batu ini, dengan ukuran lebar 2,6 meter dan tinggi 1,6 meter, menjadi bagian dari komplek Masjid Tuo Ishlah dan dikenal sebagai batu Tigo Tunggu Sajarangan.

Bagi warga setempat, batu ini memiliki keunikan karena terdapat tiga batu serupa dengan ukuran yang sama, terletak sekitar komplek masjid dengan jarak sekitar 50 meter.

Bacaan Lainnya

Jika digambarkan, ketiga batu ini membentuk persegi tiga.

Peninggalan Adityawarman

Salah satu dari tiga batu ini, yang diberi pagar besi dan atap bagajong, memiliki tulisan dalam bahasa Sanskerta.

Konon, batu ini ditulis oleh Raja Pagaruyung Adityawarman. Meski tulisannya terdiri dari 12 baris, hanya enam baris yang masih terbaca, sementara sisanya kabur.

Perawatan yang Kurang Teliti

Sayangnya, tulisan yang terukir pada batu tersebut mulai memudar karena tertutup debu dan kurang perawatan.

Pada saat pengecatan kayu-kayu atap bangunan penutup situs budaya ini, terjadi ceceran cat berwarna biru yang menodai batu prasasti.

Makna Sejarah Tigo Sajarangan

Menurut Wali Nagari Pariangan, A Khatib Saidi, situs “Tungku Tigo Sajarangan” terdiri dari tiga buah batu yang tersusun seperti segi tiga dengan jarak masing-masing batu 500 meter.

Pos terkait