Ikan Sakti Sungai Janiah,Misteri dan Pengakuan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Sungai Janiah,Misteri Ikan Sakti dan Pengakuan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. (Foto : Pixabay)
Sungai Janiah,Misteri Ikan Sakti dan Pengakuan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. (Foto : Pixabay)

TOPSUMBAR – Ikan Sakti, adalah salah satu cerita yang berasal dari Sungai Janiah.  Konon, berasal dari seorang anak perempuan yang berubah menjadi ikan. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal cerita tentang asal-usul ikan-ikan istimewa di kolam ini.

Berlokasi di Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Indonesia, berjarak sekitar 3,5 km dari simpang menuju Pasar Baso di tepi jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh, dan sekitar 30 km dari daerah Batu Nan Limo.

Sungai Janiah bukanlah sungai dengan air  jernih, melainkan sebuah kolam ikan yang terletak di belakang sebuah masjid. Tak jarang pengunjung datang, sekadar untuk melihat ikan-ikan di kolam.

Bacaan Lainnya

Meskipun tidak diketahui secara pasti oleh penduduk setempat, ikan-ikan ini memiliki karakteristik unik. Panjang rata-rata sekitar 50 cm, dengan yang lebih kecil berukuran sekitar 10 cm. Selain itu, mereka memiliki warna gelap, tubuh ramping, dan bentuk tubuh yang panjang.

Legenda Sungai Janiah telah memberikan daya tarik kepada tempat ini sebagai objek wisata bagi mereka yang ingin menyaksikan keberadaan ikan sakti. Selain itu, tempat ini juga mengandung nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat setempat.

Di Sungai Janiah, terdapat ribuan ikan yang telah mencapai ukuran yang luar biasa, bahkan ada yang sebesar kerbau. Masyarakat setempat meyakini bahwa ikan-ikan ini memiliki status yang sama seperti manusia.

Uniknya, mereka melaksanakan ritual penguburan ketika salah satu dari ikan ini meninggal, yang menggambarkan tingginya rasa hormat terhadap legenda ikan sakti dalam budaya setempat. Ini adalah salah satu aspek menarik yang memperkaya cerita dan tradisi di Sungai Janiah.

Ikan Sakti di Sungai Janiah memiliki karakteristik unik:

1. Saat dipegang, ikan-ikan ini mengeluarkan bau amis seperti bangkai.
2. Makanan mereka mencakup apa saja yang juga dimakan oleh manusia.
3. Ketika sakit, mereka diobati dengan nasi kuning yang telah dibacakan mantra.
4. Saat mati, ikan-ikan ini dikuburkan secara khusus.
5. Orang yang memakan ikan ini diyakini akan menderita seumur hidup sebagai akibatnya.

Pos terkait