Mendukung Dunia Literasi Melalui Kedai Buku, Patjarmerah dan Semangat Kolaborasi

Obrolan patjarmerah di Ranah Minang pada 23-24 September 2023. Obrolan ini menghadirkan para penulis dari beragam genre baik yang ada di Padang maupun luar Padang. (foto: Topsumbar.co.id)

TOPSUMBAR – Setelah lima tahun melakukan perjalanan dan menyebarkan semangat literasi ke seluruh Nusantara, patjarmerah, yang dikenal sebagai Festival Literasi dan Pasar Buku Keliling, tiba di Padang. Namun, kali ini mereka tidak datang dalam bentuk festival atau pasar buku, melainkan membuka sebuah kedai buku yang diberi nama “Kedai Patjarmerah.”

Kedai Patjarmerah secara resmi dibuka di Fabriek Bloc Padang pada tanggal 10 Juni 2023. Sebelumnya, pada bulan Mei 2023, patjarmerah juga membuka sebuah kedai buku serupa di Posbloc Jakarta. Meskipun ukurannya kecil, kedai buku ini menawarkan beragam buku dari berbagai genre dan penerbit di Indonesia. Sebagian besar koleksinya telah dipilih secara khusus dan tidak dapat ditemukan di toko buku besar lainnya.

“Walaupun membuka kedai buku mungkin dianggap sebagai pilihan yang kurang populer, terutama dengan banyaknya toko buku yang tutup,” kata Windy Ariestanty, pendiri patjarmerah di Padang, 23 September 2023.

Bacaan Lainnya

Ia dan mitranya, Randy Anthony, yang mengelola patjarmerah, memiliki keyakinan kuat terhadap jalan yang mereka pilih. Mereka percaya bahwa ini adalah langkah yang penting. Kedai buku yang didirikan oleh patjarmerah bertujuan untuk menjadi ruang kreatif dan interaktif yang menghubungkan pecinta buku.

Buku seringkali hanya dianggap sebagai komoditas. Padahal, buku dapat mencapai pembaca yang tepat jika diperdebatkan dengan serius. Mereka yakin bahwa dunia perbukuan dapat tumbuh dan berkembang melalui perawatan bersama. Mereka membangun ekosistem yang didasarkan pada semangat kolaborasi antara penulis, pembaca, penerbit, toko buku, pelaku literasi, serta komunitas kreatif lainnya. Buku harus menjadi pembicaraan bersama dan dihadapi dengan kreativitas.

Semangat dan dukungan terhadap kolaborasi ini kemudian memunculkan acara #obrolanpatjar di Ranah Minang pada tanggal 23-24 September 2023 lalu. Acara ini menghadirkan penulis dari berbagai genre, baik yang berasal dari Padang maupun luar Padang. Di antara mereka adalah Fatris MF, penulis “The Banda Journal,” sebuah buku perjalanan yang meraih penghargaan PhotoBook of the Year di Paris Photo Awards 2021 bekerja sama dengan Aperture Foundation; Boy Chandra, penulis terkenal asal Padang dengan jutaan pengikut di kalangan pembaca muda; Titiek Prihatin, mahasiswa pascasarjana FIB Univ. Andalas yang aktif dalam literasi; Hasbunallah Haris, pemenang sayembara Novel dan Puisi DKJ 2023; dan Andreas Mazland, penulis dan penyair. Dari Jakarta, hadir Alexander Thian, penulis dan pengaruh media sosial; Dea Anugrah, penulis, penyair, dan jurnalis; serta Yusi Avianto Pareanom, pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2016 untuk kategori Prosa dengan karyanya yang berjudul “Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi.”

“Obrolan Patjar ini adalah bentuk dukungan saling-mendukung,” kata Windy. Selain patjarmerah, beberapa pihak lain, termasuk baNANA Publisher, Akhir Pekan, sigikata, Marjin Kiri, Shira Media, Fabriec Bloc, M Bloc Design Week, dan MATA TALKS, turut bergotong royong dalam menghadirkan kegiatan yang diharapkan dapat menjadi pilihan bagi pecinta buku di Padang pada akhir pekan.

Nama Patjar Merah sendiri diambil dari novel berjudul “Patjar Merah Indonesia” karya Matumona yang diterbitkan pada sekitar tahun 1930-an. Tokoh utama dalam novel tersebut bernama Patjar Merah. Dia adalah sosok yang cerdas, gemar membaca, dan percaya bahwa salah satu cara untuk memerdekakan diri dari penjajahan adalah melalui literasi. Patjar Merah sering berpindah-pindah tempat untuk mendukung perjuangan daerah-daerah yang terjajah. Semangat ini yang menginspirasi festival literasi ini untuk mengambil nama “patjarmerah.”

(HT)

Pos terkait