Budaya Minang: Pertalian Adat, dan Persahabatan Soekarno-Hatta

Budaya Minang: Pertalian Adat, dan Persahabatan Soekarno-Hatta. (Foto : Topsumbar.co.id)
Budaya Minang: Pertalian Adat, dan Persahabatan Soekarno-Hatta. (Foto : Topsumbar.co.id)

Bung Hatta juga memiliki pandangan kuat tentang pembangunan. Menurutnya, proyek-proyek besar seperti jalan raya, pembangkit listrik, irigasi, dan fasilitas umum lainnya harus menjadi tanggung jawab pemerintah. Sementara sektor swasta harus berkutat di cabang produksi atau usaha yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat.

Ibu Meutia Hatta juga mengungkapkan bahwa pada tahun 1950, Bung Hatta memerintahkan Menteri Keuangan Syafrudin Prawiranegara untuk menerbitkan obligasi utang negara kepada rakyat sendiri. Hal ini sejalan dengan pandangan Bung Hatta tentang pemberdayaan ekonomi melalui usaha bersama, seperti koperasi, yang terinspirasi oleh pendekatan Ki Hajar Dewantara dalam membangun Taman Siswa.

Dengan demikian, pertalian adat yang erat antara Soekarno-Hatta dan budaya Minangkabau, bersama dengan pandangan politik mereka tentang demokrasi dan ekonomi, telah membentuk landasan penting dalam perjalanan sejarah Indonesia menuju kemerdekaan dan pembangunan negara yang lebih baik. Keberagaman budaya Indonesia menjadi salah satu aset terbesar dalam memperkaya pandangan mereka dan memberikan inspirasi bagi bangsa ini untuk terus maju ke depan.

Bacaan Lainnya

(Fiyu)

Pos terkait