Wapres Ma’ruf Amin dan Istri Kenakan Baju Adat Minangkabau serta Balutan Songket di HUT RI ke-78

Wapres RI Ma'ruf Amin dan Istri kenakan baju adat Minangkabau Provinsi Sumatera Barat saat perayaan HUT RI ke-78 tahun. (foto: Topsumbar.co.id)

Proses Pembuatan Kain Tenun Pandai Sikek

Kain tenun songket Pandai Sikek yang merupakan kain khas Sumatera Barat ini dibuat serba manual dan tradisional.

Lamanya proses pembuatan juga akan tergantung dari ukuran, jenis dan kehalusan kain, dan kerumitan motifnya. Nah, semakin rumit dan semakin bagus, maka harga kain khas Sumatera Barat ini bisa semakin tinggi.

Berbicara motif kain khas Sumatera Barat ini, ada dua jenis kain tenun songket yang dihasilkan para perajin Pandai Sikek.

Bacaan Lainnya

Yaitu kain songket balapak dan juga kain songket batabua (bertabur). Pada kain songket balapak atau juga disebut kain tenun sarek, hiasan motif dari benang emas atau perak ini akan memenuhi seluruh bidang permukaan kain.

Sementara pada kain songket batabua (bertabur) atau biasa disebut kain songket babintang (berbintang), maka hiasan motif tersebar pada bagian tertentu saja.

Motif Kain dan Cara Penggunaannya

Sebenarnya, tidak ada juga aturan khusus mengenai jenis kain songket yang digunakan atau cara memakai kain khas Sumatera Barat.

Namun, umumnya orang kaya atau golongan bangsawan memilih kain songket balapak dengan teknik (tuhuak) dua agar benang emas pada ragam hias bisa terlihat padat dan rapat.

Sementara rakyat biasa memilih kain tenun songket balapak dengan teknik empat dan enam agar warna kuning keemasan pada ragam hias yang tidak terlalu dominan.

Motif kain khas Sumatera Barat ini sangat banyak. Beberapa motif yang khas seperti saik kalamai, buah palo, barantai putiah, tampuak manggih, salapah, dan simasam.

Namun, ada tiga jenis motif yang wajib ada dan menjadi ciri khas kain tenun songket Pandai Sikek, yakni batang pinang (pohon pinang), bijo bayam (biji bayam), dan juga saluak laka.

Jika selembar kain tenun songket tidak memiliki ketiga motif tersebut, maka ia dianggap bukan hasil karya para perajin Pandai Sikek.

Sementara warna dasar yang dipakai umumnya adalah warna merah dan hitam, dengan warna ragam hias kuning keemasan untuk kesan mewah.

Cara Memakai

Cara memakai kain Songket Pandai Sikek juga beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada beragam pakaian seperti baju kurung dan destar, tapi juga berbagai kelengkapan upacara adat dan perkawinan.

Mulai dari kodek songket, saruang balapak, saruang batabua, selendang songket atau selendang batabua tingkuluak tanduak (penutup kepala perempuan), dan sisampiang (salempang yang biasa digunakan penghulu).

Selain itu, kain tenun songket Pandai Sikek sebagai kain khas Sumatera Barat ini mempunyai ciri khas, baik pada pemakaian benang emas dan perak, motif, maupun penggarapannya yang halus.

Kekhasan ini pun membuatnya menjadi salah satu kain songket terbaik. Bahkan karena keindahan dan kemewahannya, ia dianggap sebagai “ratu kain songket”.

Eksistensi dan kekayaan tradisi tenun songket dari Pandai Sikek juga diabadikan sebagai gambar pada mata uang pecahan Rp5.000.

Harga Kain Songket

Lalu, berapa harga kain Songket Pandai Sikek ini? harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Apalagi kain songket Pandai Sikek ini menggunakan benang emas daripada benang biasa yang membuat nilai estetikanya menjadi semakin tinggi.

Tidak heran jika kain khas Sumatera Barat yang indah ini kerap diburu para wisatawan lokal maupun internasional.

Pun indahnya kain songket Pandai Sikek, telah menjadi Kain Khas Sumatera Barat dikenal sebagai kain terbaik dan memiliki harga fantastis.

Selain Songket Pandai Sikek, juga ada Songket Silungkang buatan masyarakat Silungkang, Sawahlunto.

Dihimpun dari berbagai sumber, ilmu menenun songket Silungkang berasal dari Tiongkok Daratan yang kemudian menyebar ke Silungkang.

Menenun Songket Silungkang dilakukan oleh para gadis dan ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang.

Selain songket Pandai Sikek dan Silungkang, tentunya masih banyak songket dari daerah lainnya di Sumatera Barat.

(AL)

Pos terkait