Asosiasi Pedagang Kuliner Malam Tugu Gempa Mengadu ke DPRD Padang

Padang | Topsumbar – Asosiasi Pedagang Kuliner Malam Tugu Gempa mendatangi DPRD Kota Padang dalam rangka rapat dengar pendapat (hearing) bersama Komisi II, Senin (07/02/2022).

Hearing tersebut dipimpin langsung Ketua Komisi II dan dihadiri segenap anggota Komisi, diantaranya Elly Thrisyanti, dan Wismar Panjaitan.

Pada kesempatan itu, Elly Thrisyanti mempertanyakan regulasi yang melarang pedagang kuliner malam berjualan di sekitar Tugu Gempa tersebut.

Bacaan Lainnya

Juanda Pratama Ketua Asosiasi Pedagang Kuliner Tugu Gempa Padang menyatakan pengakuan bahwa penyebab digusurnya para pedagang di sekitar Tugu Gempa akibat adanya kemacetan.

Dirinya menilai kemacetan diakibatkan wilayah para pedagang dan juru parkir belum disetel dan tidak sesuai dengan denah wilayah parkir yang sesuai berita acara yang ditetapkan sebelum nya bersama pihak terkait.

“Seharusnya yang dibenahi itu parkir nya, bukan pedagang nya. Ditetapkan dulu mana yang wilayah jualan pedagang dan mana daerah parkir, sehingga kami tidak digusur dan di oper-oper terus,” pintanya.

Sementara itu, Eko Kurniawan dari GP Ansor Sumbar yang mendampingi PKL mempertanyakan lokasi Tugu Gempa tersebut, apakah kewenangan Pemko Padang atau Pemprov Sumbar.

Plt. Kepala Dinas Perhubungan Hendrizal Azhar pada kesempatan tersebut bersuara lantang. Harus ada solusi terbaik, sehingga aturan tidak terlanggar dan pedagang pun mendapatkan ruang untuk perekonomiannya.

“Harus ada solusi. Kalau kami, tentu taat kepada aturan. Kalau mengganggu mobilitas jalan, ya kami tertibkan. Kalau memang parkir tidak dibolehkan di sana, ya kami sami’na wa atho’na,” cakapnya.

Yusak David, kuasa hukum PKL menegaskan, setuju dengan Hendrizal Azhar. Harus ada solusi bagi PKL.

“Jika untuk membangun tugu gempa ada kebijkan, kenapa untuk PKL, yang notabene rakyat yang mencari penghidupan tidak ada solusi?” pungkasnya.

Davip pun menyinggung janji manis penataan kawasan Tugu Gempa yang pernah dilontarkan Wali Kota Padang, Hendri Septa.

“Janji manis penataan itu, membuat PKL klepek-klepek. Tapi sampai sekarang, apa kenyataanya?” ungkapnya. (Ha)

Pos terkait