Waspada Dosa Politik Adu Domba dan Saling Mencela Selama Proses Pemilu 2024

Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M. Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Menurut Ilham Fikriansyah   sebagaimana diberitakan oleh detikNews “dalam https://news.detik.com
Menuliskan bahwa Indonesia akan menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024. Agenda yang digelar setiap lima tahun sekali ini bertujuan untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota, dan anggota DPD.

Menjelang pemilu, masyarakat akan sering mendengar berbagai istilah di dunia politik, salah satunya adalah politik adu domba (Devide et Impera) atau sering disebut juga dengan politik pecah belah.

Politik adu domba adalah gabungan strategi antara politik, militer, dan ekonomi yang tujuannya untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah berbagai kelompok besar.

Unsur Praktik Politik Adu Domba diantaranya adalah dilakukan dengan cara, pertama  Menciptakan atau mendorong perpecahan dalam masyarakat untuk mencegah terbentuknya sebuah aliansi yang memiliki kekuatan besar dan berpengaruh di lingkungan.

Kedua Memunculkan banyak tokoh baru yang saling bersaing dan melemahkan satu sama lain.

Ketiga Mendorong ketidakpercayaan sesama masyarakat agar memunculkan permusuhan di kalangan warga.

Dan keempat Mendorong konsumerisme yang pada akhirnya memicu timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam suatu Negara.

Menyimak hal tersebut tentunya potensi dan peluang berkembangnya politik adu domba terbuka lebar bahkan sudah tanpak ditengah masyarakat munculnya prilaku yang saling menjelekkan, saling menghujat merendahkan dan saling meninggikan seseorang atau sebaliknya menjatuhkan semua hanya untuk kontestasi pada Pemilu. Oleh karenanya perlu pemahaman nilai-nilai keimanan dan akhlak berpolitik dalam islam.

LARANGAN MEMILIH DAN MENJADI PENDUKUNG PELAKU ADU DOMBA DAN BANYAK MENCELA

Sebagaimana disebutkan dalam alquran: “Dan janganlah kamu ikuti siapapun yang mengobral sumpah lagi berkarakter rendah, yang suka mencela yang senang mengadudomba (memfitnah)”.(Q.S. Al-Qalam, 10-11).

SURUHAN ALLOH SWT UNTUK MEMILIH SOSOK ORANG YANG AMANAH DAN APABILA ADA PERBEDAAN TURUTILAH APA APA YANG DITULISKAN ALLOH SWT DALAM ALQURAN

Sebagaimana Alloh berfirman yang artinya: ”Sesungguhnya Allâh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allâh memberi    pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allâh adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang     yang beriman, taatilah Allâh dan taatilah Rasûl-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Qur’an) dan Rasûl (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allâh dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisâ:58-59).

ANCAMAN ALLOH SWT KEPADA PELAKU DAN PENGIKUT ORANG YANG SUKA MENEBAR POLITIK ADU DOMBA

Sebagaimana hadist dari Hudzaifah RA, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR Muslim).

Dari Ibnu Abbas meriwayatkan, Rasulullah SAW pernah melewati dua kuburan lalu berkata,

“Sesungguhnya penghuni kedua kubur ini sedang diazab. Keduanya tidak diazab karena perkara yang berat untuk ditinggalkan. Yang pertama, tidak membersihkan (sisa-sisa) air kencingnya. Yang kedua, ia berjalan kesana kemari untuk menyebarkan namimah.” (HR Bukhari).

Dan Dari Hudzaifah, beliau mendapatkan laporan tentang adanya seseorang yang suka melakukan adu domba maka beliau mengatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah bersabda, “Pelaku adu domba tidak akan masuk surga” (HR Muslim).

Apabila orang beriman mengimani hadist tersebut, jelaslah apakah SUDI MENGGADAIKAN IMAN  DAN DICATAT SEBAGAI PENGHUNI NERAKA DEMI MEMBELA SESEORANG? Tentu pilihan iman, jika iman yang menjadi standar tentu akan meninggalkan dan tidak memilih orang yang suka mencela dan adu domba.

LARANGAN MENTAATI PERINTAH DAN MENGIKUTI ORANG YANG SUKA MENCELA DAN MENERAPKAN POLITIK ADU DOMBA UNTUK MINTA DIPILIH DALAM PEMILU

Sebagaimana firman Alloh SWT Artinya: “Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, suka mencela, (berjalan) kian kemari menyebarkan fitnah (berita bohong), (surah Al-Qalam ayat 10-11).

WASPADALAH DI TAHUN POLITIK MARAK DAN MENYEBARNYA BERITA-BERITA POLITIK YANG MUATANNYA MENCELA DAN MENGADU DOMBA

Tentunya perlu bijak dan berhati-hati membaca berita dan menyaksikan video di media sosial, sebab akan terjadi kemasan YANG BURUK DIKEMAS BAIK DAN YANG BAIK DIKEMAS BURUK serta YANG BURUK AKAN MENYERANG YANG BAIK AGAR TETAP BERKUASA DAN MENDAPATKAN DUKUNGAN RAKYAT

Prinsip kehati-hatian ini dijelaskan Alloh SW dalam aquran: ”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q. S. Al-Hujurat : 6).

POLITIK ADU DOMA ADALAH POLITIK MEMECAH BELAH SESAMA MANUSIA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud, sesungguhnya Muhammad berkata, “Maukah aku beritahukan kepada kalian apa itu al adhhu ? Itulah namimah, perbuatan menyebarkan berita untuk merusak hubungan di antara sesama manusia” (HR Muslim).

dan “Maukah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang paling buruk di antara kalian. Yaitu orang-orang yang kerjanya mengadu domba (menghasut), yang gemar menceraiberaikan orang-orang yang saling mengasihi/bersahabat, dan yang suka mencari kekurangan pada manusia.” (HR.Al-Bukhari).

Dengan penjelasan tersebut di atas tentunya sebagai orang beriman ketika menghadapi politik menjelang pemilu baik sebagai calon legislatif, sebagai pengurus partai politik, sebagai pendukung calon legisatif dan tim sukses serta aparatur sipil negara dan penegak hukum tentunya dengan BERKAHLAK DAN BERMORAL dalam menjalani proses pemilu akan menyelamatkan dari sifat ADU DOMBA DAN SALING MENCELA/PERMUSUHAN.

Hanya akhlak islam yang dapat mengantisipasi nafsu dan keinginan manusia dalam berpolitik.

Tetapi barangsiapa meninggalkan iman dan akhlak islam maka akan terjerumus kepada lembah dosa selama proses pemilu yang mana dosa-dosa tersebut tidak disadari dengan menjelekkan orang, dengan ghibah terhadap calon presiden dan DPR serta menimbulkan keresahan dan saling mencela mengadu domba satu sama lain sehingga yang tadinya bersahabat menjadi BERMUSUHAN DAN YANG BERMUSUHAN BERSATU MENJADI TEMAN SETIA, pemandangan dan keadaan ini sering ditemui dimasa proses pemilu dan pemilihan pemimpin.

Sebagai orang beriman hendaklah bersikap sesuai akhklah islam agar Alloh ridho dan tidak berbuat dosa selama pemilu, agar setiap pilihan adalah ibadah, tetapi apabila selama proses pemilu berbuat dosa maka ketika berakhir pemilu mendapatkan dosa yang banyak dan calon yang terpilih dengan cara curang dan berbuat dosa hasilnya juga tidak halal untuk sebagai penghasilan sehari-hari, tetapi selama menjabat akan terus berbuat dosa dengan korupsi dan melakukan perbuatan yang menipu hak-hak rakyat untuk menutupi biaya politiknya.

Dan pemilih pemimpin yang berbuat dosa juga akan ditanya dan dimitai pertanggungjawaban oleh Alloh SWT di hari kiamat, tetapi selama di dunia akan terkesan menjadi tokoh politik dan orang terhormat karena manuver politik dan perbuatan dosa yang dilakukan.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 26 Januari  2024)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait