Banjir Meresahkan Warga Mata Air Kota Padang, Suwirpen Suib Tinjau Masalah Drainase

TOPSUMBAR – Pada agenda reses perorangan, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Suwirpen Suib, mendengarkan aspirasi masyarakat Kelurahan Mata Air Kota Padang.

Keluhan masyarakat terkait masalah banjir yang disebabkan oleh kurang berfungsinya drainase.

Acara jemput aspirasi di ruang pertemuan di lingkungan SMAN 6 Padang tersebut menyoroti persoalan yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Bacaan Lainnya

Salah satu warga menyampaikan keluhannya terkait genangan air yang mencapai dua meter saat curah hujan tinggi, mempengaruhi pemukiman warga di empat RT.

Suwirpen Suib, dalam wawancara usai reses, mengakui bahwa masalah banjir merupakan keluhan nyata masyarakat Mata Air.

Salah satu faktor penyebabnya adalah drainase yang tidak berfungsi dengan baik, dan menyelesaikan masalah ini memerlukan anggaran yang cukup besar.

Suwirpen Suib menyatakan niatnya untuk meninjau lokasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait Pemerintah Provinsi Sumbar.

Jika memungkinkan, perbaikan drainase dapat diakomodir melalui Pokir (Pokok-Pokok Pikiran Anggota DPRD).

DPRD memiliki fungsi utama, yakni penyusunan anggaran, pembentukan Peraturan Daerah (Perda), dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah.

‘Setiap anggota DPRD memiliki anggaran Pokir yang dapat dialokasikan untuk program pembangunan sesuai dengan kebutuhan daerah,” jelas Suwirpen Suib.

Disamping masalah banjir, aspirasi lain yang diungkapkan adalah terkait pembangunan shelter.

Kelurahan Mata Air tidak memiliki shelter sebagai sarana penyelamatan diri warga dari bencana alam, termasuk tsunami.

Suwirpen Suib menegaskan bahwa shelter dibutuhkan untuk mengantisipasi korban tsunami dan relokasi warga saat banjir.

Sementara itu, Ketua Lembaga Masyarakat Peduli (LMP) Mata Air, Abdul Azis, menggarisbawahi pentingnya koordinasi yang maksimal antara pemerintah kota, provinsi, hingga pusat.

Infrastruktur penunjang yang banyak dibutuhkan oleh Mata Air, seperti perbaikan drainase, penerangan di beberapa ruas jalan, dan sarana prasarana ramah anak.

Koordinasi harus dilakukan secara maksimal, terutama karena Mata Air memiliki kebutuhan infrastruktur yang banyak.

“Masyarakat harus memikirkan Mata Air yang lebih baik ke depannya. Banjir masih menjadi persoalan yang menjadi pekerjaan rumah hingga sekarang,” kata Abdul Azis.

Dengan menyampaikan aspirasi tersebut, masyarakat berharap agar pihak berwenang dapat memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini demi kesejahteraan dan keselamatan mereka.

(HT)

Pos terkait