Muktamar Sumatera dan Kegagalan Rencana Federasi, Apa yang Terjadi?

Muktamar Sumatera dan Kegagalan Rencana Federasi, Apa yang Terjadi? (Foto : Dok. Istimewa)
Muktamar Sumatera dan Kegagalan Rencana Federasi, Apa yang Terjadi? (Foto : Dok. Istimewa)

TOPSUMBAR – Hai ! Apa kabar, Topers? Kali ini, kita akan kembali menjelajahi fakta unik sejarah budaya, tokoh, dan mitos seputar musik Minangkabau.

Pada suatu Muktamar Sumatera pada 29 Maret 1949, 86 utusan dari berbagai daerah dan suku bangsa berkumpul di Medan.

Muktamar ini memiliki tujuan penting, yaitu membahas gagasan federasi Sumatera.

Bacaan Lainnya

Muktamar tersebut dihadiri oleh utusan dari Bangka, Indragiri, Bengkulu, Siak, Bengkalis, Belitung, Jambi, Lampung, Riau, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sabang, Sumatera Selatan, Sumatera Timur, Minangkabau, Aceh, dan Nias.

Mereka menolak untuk hadir dengan niatan menciptakan suatu Muktamar Sumatera yang menghasilkan kesepakatan terkait bentuk negara Indonesia Serikat.

Minangkabau Sebagai Negara Boneka

Namun, realitasnya, banyak delegasi yang hadir tidak memiliki mandat dari daerahnya.

Meskipun demikian, sejumlah utusan seperti Datuk Perpatih Baringek dari Minangkabau, menawarkan konsep negara boneka di bawah kekuasaan Belanda, yang dikenal sebagai Negara Sumatera Timur.

Selain itu, terdapat upaya pendirian negara Minangkabau yang dipelopori oleh Disba (Daerah Istimewa Sumatera Barat).

Perdebatan sengit terjadi antara para utusan, dan ide federasi Sumatera pun menjadi bahan diskusi.

Tengku Mansur, dalam pidato pembukaannya, menegaskan pentingnya membentuk negara Indonesia Serikat.

Ia menginginkan Sumatera sebagai salah satu pilar penting dalam struktur negara tersebut.

Pos terkait