Berawal dari Pelatihan Batik, Sanggar Cantiang Asasi Tetap Eksis

TOPSUMBAR –  Berawal dari pelatihan batik yang diadakan Kelurahan Sigando pada November 2021 lalu, masyarakat Sigando berhasil mendirikan dan mengembangkan usaha canting yang diberi nama Sanggar Cantiang Asasi.

Sanggar ini terletak di Jalan Lingkar By Pass Kacang Kayu, Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur (PPT). Sanggar yang sudah berdiri lebih dari dua tahun ini dipimpin Rita (43).

Dengan adanya sanggar ini menjadi salah satu wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan bakat membatik yang diperoleh dari pelatihan. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Setelah pelatihan membatik yang diadakan Kelurahan Sigando pada November 2021 lalu, ibu-ibu di Sigando membentuk sebuah komunitas untuk mendirikan usaha membatik,” cerita Rita.

Sanggar Cantiang Asasi ini memproduksi dua jenis batik. Yaitu batik cap dan batik tulis dengan menggunakan dua jenis pewarna, alami dan sintetis. Pewarna alami yang dipakai berasal dari pinang dan kulit jengkol. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri dari batik yang diproduksi sanggar tersebut. Sedangkan untuk kain digunakan juga beragam, mulai dari katun prima, primisima hingga kain sutra.

Sanggar ini tidak hanya mendistribusikan kain batik ke berbagai daerah di Sumatera Barat, namun juga ke luar negeri. Salah satunya ke Malaysia. Batik yang diproduksi sanggar ini kian diminati masyarakat karena memiliki motifnya yang unik dan beragam.

Salah satu motif khas dari sanggar ini adalah motif Masjid Asasi, masjid tertua di Padang Panjang yang berada di Sigando. Adapun motif batik lainnya, Rumah Gadang, Campua Tuo, Buruang Wau dan lainnya.

Harga kain batik dijual beragam. Kain batik cap dijual seharga Rp200.000 hingga Rp300.000. Batik canting tangan dijual dengan harga Rp750.000 hingga Rp1.200.000 dengan panjang kain 2,2 hingga 2.7 meter, tergantung dengan bahan kain yang digunakan dan kerumitan motifnya.(AL)

Pos terkait