Orang Rantai, Kisah Kelam Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto

Orang Rantai, Kisah Kelam Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto. (Foto : Kompas.com)
Orang Rantai, Kisah Kelam Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto. (Foto : Kompas.com)

Menurut informasi dari laman indonesia.go.id, sebagai fasilitas pendukung, Stasiun Kereta Api Sawahlunto dibangun pada tahun 1918 dan kini berfungsi sebagai museum kereta api. Sedangkan lubang tambang Mbah Soero telah dibuka untuk umum sejak tahun 2007.

Museum Sejarah Tambang Ombilin

Hari ini, sejarah tambang batu bara Ombilin dan kisah Orang Rantai di Sawahlunto dapat ditemukan dan dipelajari di Museum Sejarah Tambang Ombilin. Museum ini didirikan pada tahun 1984 dan berlokasi di bekas bangunan administrasi tambang yang dibangun pada tahun 1908.

Museum ini menampilkan berbagai artefak dan informasi tentang sejarah tambang batu bara Ombilin, serta kisah tragis Orang Rantai. Pengunjung dapat melihat replika kondisi kerja di tambang bawah tanah, peralatan tambang kuno, foto-foto sejarah, dan lainnya. Museum ini adalah tempat yang mengharukan yang mengingatkan kita akan pengorbanan dan penderitaan yang dialami oleh banyak orang dalam sejarah pertambangan di Sawahlunto.

Bacaan Lainnya

Selain museum, Sawahlunto juga memiliki jalur kereta api wisata yang melintasi bekas jalur kereta api batu bara yang menghubungkan tambang Ombilin dengan pelabuhan di Pantai Muara. Jalur kereta ini digunakan untuk mengangkut batu bara ke pelabuhan pada masa kolonial. Saat ini, jalur kereta ini digunakan sebagai atraksi wisata yang memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan alam yang indah dan belajar lebih banyak tentang sejarah pertambangan di daerah ini.

Sejarah Tambang Batu Bara Ombilin dan kisah Orang Rantai adalah bagian penting dari sejarah Indonesia yang seringkali terlupakan atau diabaikan. Ini adalah cerminan dari pengorbanan dan penderitaan yang dialami oleh banyak orang dalam upaya membangun industri batu bara di Indonesia. Melalui museum dan berbagai upaya pelestarian sejarah lainnya, kita dapat menghormati dan menghargai warisan ini serta belajar dari pelajaran berharga yang dapat diambil dari masa lalu.

(Fiyu)

Pos terkait