Bandara Internasional Minangkabau, Hanya Satu di Dunia Pakai Nama Etnik dan Bangunan seperti Tanduk Kerbau

Bandara Internasional Minangkabau, Hanya Satu di Dunia Pakai Nama Etnik dan Bangunan seperti Tanduk Kerbau. (foto: Dok isrimewa)
Bandara Internasional Minangkabau, Hanya Satu di Dunia Pakai Nama Etnik dan Bangunan seperti Tanduk Kerbau. (foto: Dok isrimewa)

TOPSUMBAR – Bandara Internasional Minangkabau atau bisa disebut BIM merupakan bandara yang terletak di Jalan Mr. Sultan, M. Rasyid, Padang Pariaman, Sumatera Barat yang memiliki jarak kurang lebih 23 Km dari pusat kota Padang, Bandara ini memiliki luas yang berukuran kurang lebih 427 hektare dan untuk landasan pacu memiliki panjang 3.000 meter dan memiliki lebar 45 meter.

Di tahun 2017, Bandara Internasional Minangkabau diperluas menjadi 49.000 meter persegi, sesuai namanya bandara ini melayani penerbangan internasional dan domestik seperti Jakarta, Surabaya, Batam, Bengkulu, Sungai Penuh, Jambi, Palembang, Sipora, Yogyakarta, Bandung, Gunung Sitoli, Sipora, Surabaya, dan Kuala Lumpur.

Nama Bandara Internasional Minangkabau ini merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang menggunakan nama etnik sebagai nama bandaranya tidak hanya nama bandara nya saja, seluruh fasilitas pendukung yang dimiliki badara juga menggunakan istilah dalam bahasa Minang.

Bacaan Lainnya

Pembangunan bandara ini yang dimualu dari tahun 2001 dengan menghabiskan dana sebesar 9,4 miliar Yen denan 10% diantaranya (kurang lebih 97,6 Miliar Rupiah) merupakan pinjaman dari Japan Bank International Coorporation (JICB).

Konstruksi yang dijalankan oleh Kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O yang didatangkan langsung dari jepang dan Adhi Kharya dari Indonesia.

Pemberian nama bandara menggunakan etnik Minangkabau merupakan jalan tengah dari tim Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat, karena pada saat pembangunan bandara ini memiliki bermacan pilihan nama, seperti Mohammad Hatta, Tan Malaka, dam Muhammad Yamin.

Ketiga nama tokoh diatas merupakan pahlawan asli dari daerah Sumatera Barat dan juga terkenal sebagai pahlawan nasional, oleh karena itu dipilhlah kata “Minangkabau” sebagai penengah untuk penamaan bandara.

Makna dari pemberian nama ini adalah supaya menjadikan Bandara Internasional Minangkabau sebagai pemersatu orang Minang di dunia bahwa orang Minangkabau memiliki bandara internasional tersendiri yang bisa dibanggakan dan Bandara Internasional Minangkabau sudah masuk kedalam buku biru bandara-bandara diseluruh dunia.

Strukutur bangunan bandara internasional minangkabau disebut unik karena atap bangunanya yang memiliki bentuk seperti rumah adat Sumatera Barat yang memiliki gonjong seperti tanduk kerbau, bandara internsional minangkabau ini merupakan pengganti dari bandar udara yang dulunya berada di tabing yang bernama Lanud Sultan Syahrir.

Pada saat ini, Bandara Internasional Minangkabau memiliki transportasinya sendiri, yang pertama transportasi yang disediakan oleh bandara ini adalah bus damri yang bisa di temukan dari Pasar Raya Kota Padang dan Tranex Mandiri yang beroperasi dari Lubuk Begalung, transportasi kedua adalah kereta api, untuk menuju kota Padang PT. Kereta Api telah membangun jalur baru sepanjang 4,2 km dari stasiun dduku menuju bandara.

Proyek ini menjadikan Bandara Internasional Minangkabau menjadi bandara kedua yang bisa di akses melalui jalur kereta api, tarif yang perlu dibayarkan jika menaiki kereta api hanya Rp 10.000 dari stasuin utama simpang haru ke Bandara Internasional Minangkabau.

(WD)

Pos terkait