Yus Dt. Parpatiah: Menguak Kembali Majas-majas Minangkabau

Hai, Topers, gimana kabarnya? Februari tahun ini diwarnai dengan musim hujan ya, bagaimana dengan daerahmu? Sambil menunggu hujan reda dan menemani waktu luang, yuk kita belajar bersama dengan seorang budayawan Sumatera Barat.

Let’s go!

Setelah delapan belas seri kita hanya berkutat tentang kebenaran asal-usul, kini tiba saatnya kita membahas hal-hal spektakuler di Minangkabau nih, Topers. Salah satunya yaitu cara bertutur orang Minangkabau yang unik dan penuh pesan moral. Kebanyakan anak-anak di Minangkabau dididik dengan cara pengibaratan akan sesuatu atau dengan kisah-kisah. Jadi tak heran jika orang Minangkabau sudah terlatih peka dengan lingkungan sekitarnya sejak dini.

Bacaan Lainnya

Mengutip dari penjelasan salah seorang budayawan Sumatera Barat, Yus Dt. Parpatiah, kita akan mengkaji tentang kata tasurek, tasuruak, tatasirek dan tabaliak. Tapi sebelum itu yuk kita lihat dulu siapa sih sebenarnya Yus Dt. Parpatiah.

Beliau adalah budayawan Sumatera Barat yang terkenal dengan upaya pelestariannya di era tahun 80-an hingga 90-an, Topers. Bersama Balerong Group Jakarta, beliau merekam nasehat-nasehat dan petuah-petuah Minangkabau dalam bentuk VCD. Ayo, siapa yang tahu kampung asal beliau? Yup, Yus Dt. Parpatiah dilahirkan pada 7 April 1939 di Sungai Batang. Tak tanggung-tanggung, lho, beliau mendapat julukan sebagai Maestro Adat Minangkabau.

Sekarang yuk kita belajar apa sih kata tasurek, tasirek, tasuruak dan tabaliak itu.

1. Kata Tasurek

Kata tasurek atau tersurat adalah kalimat yang sesuai dengan maknanya. Jadi untuk kata tasurek ini sangat mudah dipahami dan apa yang terucap berarti itulah maksudnya. Contoh dari kata tasurek di Minangkabau yaitu; malu bertanya sesat di jalan, atau nak kayo rajin mancari, nak cadiak rajin baraja (kalau ingin kaya rajinlah berusaha, kalau mau pandai rajinlah belajar.

2. Kata Tasirek

Kata tasirek atau tersirat. Nah, Topers, tersirat sendiri berasal dari kata isyarat, lho, yang dapat diartikan juga dengan pertanda yang belum jelas atau masih remang-remang. Seumpama kata dalam bahasa Minang jika ada salah seorang yang sedang berselisih pendapat, ucapan yang keluar biasanya adalah; ang jua, den bali (kamu jual, saya beli).

Sebenarnya tak ada hubungan antara perbedaan pendapat yang menyebabkan salah satu menjadi emosi dengan jual beli. Namun itu adalah isyarat bahwa jika orang tersebut berani maju, maka kita sudah siap dengan segala konsekuensinya.

3. Kata Tasuruak

Kata tasuruak atau tersuruk adalah kata yang benar-benar harus dicari apa sesungguhnya makna dibalik kata tersebut. Contohnya adalah duduak rami balapang-lapang, duduak surang basampik-sampik (duduk bersama berlapang-lapang, duduk sendiri bersempit-sempit).

Nah perlu diperhatikan Topers. Kita tak dapat mengartikan bahwa kata duduk tersebut bermakna duduk yang sebenarnya. Artinya adalah, jika kita mendapatkan masalah atau sedang dalam cobaan, cobalah untuk membicarakannya dengan orang lain, siapa tahu orang tersebut ada solusinya. Itulah makna yang sesungguhnya dari duduak basamo balapang-lapang. Sementara duduak surang basampik-sampik adalah jika kita ada masalah dan enggan membicarakannya dengan orang lain, maka pikiran kita akan sempit dan bisa jadi solusi yang kita harapkan tidak akan muncul-muncul.

4. Kata Tabaliak

Jata tabaliak atau terbalik adalah lawan dari kata tasurek di atas tadi. Jika tasurek dapat dipahami secara lugas maknanya, maka tabaliak adalah paradoks dalam susunan kata Minangkabau. Seumpama seperti ini; sadang ado usah dimakan, alah abih baru dimakan (sedang ada jangan dimakan, sudah habis baru dimakan).

Sesungguhnya ini adalah kiasan agar senantiasa bijak dalam harta. Jika ada mendapatkan rezeki yang agak banyak, jangan dipergunakan langsung, namun simpanlah dahulu. Kalau nanti sudah tidak ada apa-apa lagi yang bisa dipergunakan, barulah simpanan tersebut dibelanjakan.

Nah, Topers, untuk kata ini ayo masuk ke bagian yang mana? Pinteh dahulu sabalun anyuik, iyokan nan dek urang lalukan nan dek awak, taimpik nak diateh takuruang nan dilua, ingek-ingek nan diateh nan di bawah ka maimpok. Silakan dicari sendiri ya hehehe.

Semoga dapat menambah wawasan kita, Topers. Jangan lupa selalu nantikan episode seri petualangan budaya lainnya ya.

(Haris)

Pos terkait