WUKUF DAN KHUTBAH ARAFAH

Oleh: Amrizakar Mangkuto Malin, SH. M.Kn

Assalamualaikum warahmatullohi wabarokaatuh

Marilah kita mengucapkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita masih diberi kesehatan dalam suasana pandemi virus corona ini.disisi lain banyak saudara kita yang terpapar,ada yang meninggal, ada yang berjuang melawan sakit,yang lebih lagi melawan rasa takut akan terpapar corona.

Bacaan Lainnya

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

SAUDARAKU SEIMAN

Besok hari kita akan memasuki tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah. Sebagai rukun haji

Semua Jemaah haji akan mengumandangkan talbiyah :

لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.

“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, segala nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Sehingga rasulullah bersabda:

Wukuf di Arafah adalah rukun utama dalam ibadah haji. Rasulullah saw bersabda:

“Haji itu adalah wukuf di Arafah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Suatu peristiwa penting adalah turunnya surat yang terakhir, yaitu surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya:

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan Agama untuk kalian dan telah Aku cukupkan ni’mat-Ku kepada kalian, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai Agama kalian” (QS Al-Ma’idah 3)

Ayat ini merupakan norma hukum yang memutus pendapat dan tafisr akan hukum Alloh, bahwa HUKUM ALLAH/AGAMA ISLAM TELAH SEMPURNA, sehingga jangan ditambah-tambah, diubah-ubah atau dikurangi, atau di CAMPUR ADUKKAN DENGAN PENDAPAT MANUSIA SOAL HUKUM YANG SUDAH SEMPURNA.

Sehingga Rasulullah SAW bersabda sambil mendekatkan dua jarinya; jari telunjuk dan jari tengah.  Kemudian Rasulullah berkata lagi, Amma ba’du (adapun setelah itu), sesungguhnya sebaik-baik cerita adalah kitab Allah (Al-quran). Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat. Dan tiap-tiap perkara yang dibuat-buat itu ‘dhalalah’ (sesat)”. (HR. Muslim)

Ketika belum mengetahui atau belum memahami, hukum Alloh tidak didapat dari perenungan dan analisis, tetapi diterima dari alquran dan hadist, yang mana praktik hukumnya sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw.

Sehingganya dengan ayat dan sabda tersebut, Tidak dimungkinkan oleh manusia menambah ajaran agama, kecuali menyampaikan yang sudah diterima dari Allah dan rasulullah.

REPLIKA KHUTBAH ARAFAH

Rasulullah SAW berkhutbah sebelum shalat Dzuhur dan Ashar jama qashar taqdim.

Khutbah inilah yang dikenal dengan khutbah wada’ (khutbah terakhir) karena disampaikan saat beliau berhaji terakhir (hijjatul wada’).

Sabda Nabi Muhammad SAW :“Ambilah dariku cara kalian bermanasik haji, mungkin sehabis tahun ini aku tidak akan menunaikan ibadah haji lagi” (HR Muslim).

Pentingnya isi khutbah, sampai sampai di akhir khutbah Beliau mengangkat telunjuknya ke langit dan menunjuk orang banyak
“Allahummasyhad…
Allahummasyhad…
Allahummasyhad..!”
(Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah !).
Wahai manusia sekalian! perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan kamu sekalian”

PESAN PENTING ISI KHUTBAH ARAFAH

Pertama;

Inna dimaa-a-kum wa amwaalakum haroomun ‘alaikum (Sesungguhnya darahmu dan hartamu haram atasmu sekalian).

Ini adalah amanah untuk menjaga persaudaraan. Dilarang sesama mu’min untuk saling menumpahkan darah, menyakiti, dan mengambil hartanya dengan cara yang zalim. Sebaliknya satu dengan yang lain dituntut untuk saling menjaga kehormatan dan kewibawaannya. Mu’min adalah cermin dari saudaranya.

Kedua:

Wa ribaal jaahiliyyati maudhu’un
(dan riba jahiliyah itu terlarang).

Riba adalah perbuatan dosa dan memakannya sama dengan memakan duri di neraka. Ini menyangkut pergaulan ekonomi yang mesti dilakukan secara halal. Tidak mengandung unsur riba, judi (maisir) dan penipuan (gharar).

Meminjamkan uang bukan dengan motif ingin pengembalian yang lebih banyak, melainkan dengan semangat menolong orang yang mengalami kesulitan. Melapangkannya akan berakibat kelapangan di akhirat.

Ketiga;

Fattaquullaha fien nisaa-i fainnakum akhodztumuhunna biamaanillah
(Jaga dan bertakwalah kepada Allah dalam hal perempuan, sesungguhnya engkau mengambilnya dengan amanah Allah).

Begitu mulia Nabi mengamanatkan persoalan istri. Menjaga badan dan hatinya karena Allah. Sikap suami kepada istri menjadi indikator kemuliaan dan kehinaan dirinya sebagaimana

Sabda Nabi Muhamad saw “Tidaklah memuliakan istrinya selain orang mulia, tidaklah menghinakannya selain dia orang yang hina”.

Keempat;

Wa qad taraktu fiikum maa lan tadhilluu ba’dahu in i’tashomtum bihi kitaaballahi

(Dan sesungguhnya aku tinggalkan kepadamu yang jika berpegang padanya tak akan sesat selama-lamanya, yaitu AL-QURAN dan HADIST sebagai pegangan dan pedoman hidup,serta PETUNJUK DAN PENJELAS atas hal hal yag tidak jelas, SEHINGGA APAPUN YANG TIDAK DIKETAHUI DAN TIDAK JELAS,,MAKA AL-QURANLAH YANG AKAN MENJELASKAN. JANGAN DIBALIK MANUSIA YANG MENJELASKAN AL-QURAN?

SEBAGAI BUKTI AL-QURAN ITU HUKUM YANG MENJELASKAN DAN MEMEBEDAKAN YANG HAK DENGAN YANG BATHIL ADALAH :

ALQURAN PETUJUK, PENJELAS DAN PEMBEDA ANTARA YANG HAQ DENGAN BATHIL

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-quran sebagai petunjuk bagi manusia serta sebagai penjelas mengenai petunjuk itu dan pembeda” (QS Al-Baqarah [2]:185)

ALQURAN ITU NORMA HUKUM UNTUK SELURUH MANUSIA DIPERMUKAAN BUMI.SIAPA MENGIKUTI SELAINNYA (HAWA NAFSU) AKAN MENDAPAT SIKSA YANG PEDIH

”Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Alquran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (Ar-Ra’du [13]: 37.
AL-QURAN RAHMAT BAGI MANUSIA
“Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”Surat Al A’raf ayat 52:

Kelima ;

Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya untuk YANG MENJADI PEMIMPIN, TUNAIKAN AMANAT SESUAI SUMPAH JABATAN DAN TUGAS YANG DIAMANAHKAN DENGAN BAIK.

KARENA ALLAH AKAN MEMINTA PERTANGGUNGJAWABAN ATAS AMANAT AMANAH YANG DIPIKULKAN SELAMA DINUIA INI.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Seorang budak adalah pemimpin bagi harta tuannya, dan ia bertanggung jawab atasnya. Maka setiap dari kalian adalah adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR Abu Dawud).

Sehingga selepas dari pertanggungjawaban kepada atasan dan manusia, suatu jabatan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT pada hari kiamat, apapun jenis pekerjaan, termasuk menjadi budak sekalipun, akan dipertanggungjawabkan.

“Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?”

Sementara Nabi mengucapkan itu Rabiah mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya:

Rasulullah bertanya “Hari apakah ini?” Mereka menjawab: Hari Haji Akbar!

Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu Nabi berkata lagi:

“Ya Allah! Sudahkah ku sampaikan?!” Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: “Ya!”
Lalu Nabi berkata: “Ya Allah, saksikanlah ini!” Selesai Nabi menyampaikan khutbah terakhirnya itu, Nabi turun dari untanya yang bernama Al-Qashwa.

Nabi masih berada di tempat itu sampai pada waktu shalat Dzhuhur dan Ashar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharat.

Pada waktu itulah Nabi membacakan firman Allah kepada kaumnya, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
Saat mendengarkan ayat itu, Abu Bakar menangis dan dia merasa bahwa risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi hendak menghadap Tuhan.

Rasulullah mengingatkan

ORANG ORANG BERHAJI KELAK DI AKHIR ZAMAN SEPERTI INI

“Akan datang suatu masa nanti, di mana orang-orang kaya berhaji hanya untuk berpiknik, para saudagar (kelas menengah) berhaji untuk berdagang, para qurra (alim ulama) berhaji untuk riya’ dan sum’ah, dan orang-orang miskin berhaji untuk meminta-minta. (HR. Ad-Dailamy dan Ibn al-Jauzi)

INGATLAH RASULULLAH SABDAKAN

Segala amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. (HR. Bukari dan Muslim)

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Amrizakar Mangkuto Malin,SH. M.Kn (Pendakwah, Penulis dan Praktisi Hukum)

Pos terkait