Wagub Sumbar Hadiri Alek Batagak Penghulu di Nagari Gunuang, Padang Panjang

Wagub Sumbar Nasrul Abit serta yang lainnya saat menghadiri Alek Batagak Penghulu di Nagari Gunung, Padang Panjang

PADANG PANJANG, TOP SUMBAR — Penghulu yang menerima gelar pusako agar dapat menjalankan amanahnya dan mampu menjalankan fungsi sebagai penghulu, serta mampu “Mambangkik batang tarandam, Saciok bak Ayam sadanciang bak basi”.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit Datuak Malintang Panai saat menghadiri Alek Batagak Penghulu di Nagari Gunung Padang Panjang, Minggu (24/3).

“Menjadi Datuak sangatlah berat, karena seorang Datuak di sumpah secara adat dan dikutuk Al qur’an 30 just, ka ateh indak ba pucuak, ka bawah indak baurek, ditangah-tangah digiriak kumbang, yang sesuai dengan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK), beban ini amatlah berat sekali,” ujar Nasrul Abit.

Lanjut Wagub Nasrul Abit menyampaikan, bahwa kami sangat bangga Nagari Gunung menjadi Kampung Budaya yang Religi, ke depan kampung ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan.

Orang Minang identik dengan Islam, tapi bukan berarti tidak ada toleransi terhadap agama lainnya, bermacam-macam agama ada di Sumbar, kami hidup saling berdampingan, aman dan damai.

“Ini semua merupakan peran dari Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan Tokoh Masyarakat, kita bukan mendirikan kerajaan sendiri, tapi kami hidup saling menghargai,” ucap Wagub.

Selanjutnya Nasrul Abit Datuak Malintang Panai memberikan sifat-sifat baik bagi seorang Datuak Panghulu dalam ajaran adat Minangkabau, seorang Datuak harus memiliki empat sifat utama yang merujuk dari kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang disebut “Sifat Panghulu Nan Ampek”, yaitu :

satu, Siddiq (benar) karena pangulu merupakan panutan oleh anak kemenakan, maka seorang pangulu dalam berpikir, berbuat, dan bertingkah laku harus benar.

Kedua, Tabligh (menyampaikan), sebagai pemimpin terhadap anak kemenakan, pabgulu harus mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.

Ketiga, Amanah (dipercaya), dengan kata lain pangulu harus bisa dipercaya lahir dan bathin oleh seluruh kaum dan harus mampu menjaga dan memelihara kepercayaan menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan adat dan syarak minangkabau.

Keempat, Fathonah (cerdas), seorang pangulu harus cerdas dan mempunyai ilmu pengetahuan, wawasan yang luas, serta memahami adat minangkabau basandi syarak.

“Berarti tugas seorang penghulu tidaklah mudah, tetapi sangat berat dan memiliki peran dalam menghadapi ancaman degradasi moral yang terjadi pada generasi muda dilingkungan kaumnya,” ucapnya.

Kita menyadari tantangan, lanjutnya, dan dinamika perkembangan kemajuan zaman peran dan fungsi seorang penghulu datuk amatlah besar, namun seiring itu pula karena seorang datuak ada diluar dari kampung dan kelompok sukunya, ini mungkin yang menyebabkan penghulu datuak tidak berjalan dengan baik dan ada yang diabaikan kemenakannya.

“Oleh karena itu mesti ada juga datuak panungkek yang tinggal di kampung secara langsung, yang cerdas dan bijaksana. Keterwakilan penghulu datuak dengan ada datuak penungkek ini yang mesti menjadi dinamika kemajuan kampung halaman dan anak kemenakan. Walau sosok penghulu datuak tak lepas dari tanggungjawab, mesti pulang juga secara rutin melihat apa-apa perkembangan yang terjadi setiap saatnya,” jelas Nasrul Abit.

Sebelumnya, Wagub Sumbar beserta rombongan, sebanyak 154 Datuak, Niniak Mamak jo panghulu nan gadang basa batuah, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang yang berasal dari Nagari Gunung, disambut dengan bunyi-bunyian gendang dan rebana sepanjang jalan yang dilalui tamu.

Selanjutnya Nasrul Abit Datuak Malintang Panai diajak menaiki Masjid Asasi Nagari Gunung terletak di Desa Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumbar. Masjid ini menjadi sebuah bangunan tertua se-antero Kota Padang Panjang, dan juga dijadikan sebagai Cagar Budaya hingga saat ini.

Dalam acara Batagak Panghulu di Nagari Gunung ditetapkan 14 orang panghulu yang mana diantaranya, DR. Ir. H. Yurnalisman Syam, MM Datuak Simarajo, Masrizal Datuak Leloanso, Drs. H. Aswir Rasyidin Datuak Panjang, Jufriadi, Sp.d Datuak Sati, Delfia Warman Datuak Garang, Roby Datuak Batuah Nan Putiah, Ir. Ismet, SP.P (K), MM Datuak Gadang, Nofri Saputra Datuak Sararajo, Roby Setiawan Datuak Karakun Basa, Jaya Sukma Datuak Talanai, Rahan Fadillah Datuak Tianso, Suwirman Datuak Mangkudun, Syaiful Bakri, S.Si, M.Ak Datuak Mangkuto Ameh dan Rafi Evanda Putra Datuak Panduko Basa.

Hadir dalam kesempatan itu Walikota Padang Panjang Fadly Amran, Wakil Walikota Padang Panjang Asrul, Sekda Padang Panjang Martoni, anggota DPR RI yang juga mantan Walikota Padang Panjang Suir Syam, Ketua LKAAM Padang Panjang, Camat, Ketua Kerapatah Adat Nagari (KAN) Nagari Gunung, para penghulu se-Kota Padang Panjang, tokoh masyarakat, Alim Ulama dan para undangan lainnya. (Syafri)

Pos terkait