Studi Banding Kelompok Wanita Tani ke Kabupaten 50 Kota

Oleh: Adpi Gunawan, SST

Hari Kamis (30/12) kemarin, berkebetulan adalah juga merupakan ulang tahun media online Topsumbar.co.id yang ke-5, kami berkesempatan mendampingi KWT (Kelompok Wanita Tani) 2 sekaligus, yakni KWT Beringin Sakti dan KWT Suka Damai-Nagari Muaro Bodi-Kecamatan IV Nagari-Kabupaten Sijunjung studi banding ke Kabupaten 50 Kota.

Ada dua objek sasaran kunjungan ibu-ibu KWT dari Nagari Muaro Bodi ini, yakni KWT Taruko Indah-Nagari Mungo-Kecamatan Luak serta BPTU-HPT (Balai Pembibitan Ternak Unggul-Hijauan Pakan Ternak) Padang Mengatas atau lebih dikenal sebagai New Zealand kedua.

Sebanyak 36 orang ibu-ibu KWT dari Nagari Muaro Bodi turut kami dampingi bersama Uni Pemiriza selaku PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), Pak Malin Kayo selaku tokoh masyarakat serta Saudari Ira dari BPP Kecamatan IV Nagari menuju Luhak 50 Koto Luhak Nan Bungsu.

Dalam Islam, peranan ibu sangatlah dihormati sehingga dalam dalam hadits Nabi dikatakan: “surga dibawah telapak kaki ibu”.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disediakan pula satu hari khusus bagi ibu-ibu setiap tanggal 22 Desember yang diperingati sebagai “Hari Ibu” dan baru saja kita peringati pekan lalu.

Dalam struktur pemerintahan mulai dari pusat sampai ke daerah disiapkan pula posisi bagi istri kepala pemerintahan yang dinamakan PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan terkenal dengan 10 Program Pokok PKK.

NU dan Muhammadiyah sebagai organisasi terbesar di tanah air, juga menempatkan ibu-ibu pada posisi yang penting melalui Muslimat NU dan Aisiyah sebagai organisasi otonomnya.

Kementerian Pertanian RI memandang ibu-ibu sebagai unsur penting dalam pembangunan sektor pertanian, maka lahirlah KWT di hampir setiap desa/nagari sebagai upaya pelibatan perempuan secara langsung dalam peningkatan produktivitas serta peningkatan kesejahteraan keluarga melalui ketahanan pangan.

Patut juga dipertanyakan kenapa ibu-ibu KWT dari Nagari Muaro Bodi harus ke Nagari Mungo melakukan studi banding? Nagari Mungo kan lokasi IPDMIP, padahal ibu-ibu dari lokasi IPDMIP di Nagari Koto Baru-Kecamatan IV Nagari saja tak berniat studi banding.

Nagari Mungo di Kecamatan Luak-Kabupaten 50 Kota merupakan wilayah IPDMIP (Integrated Participatory Development of Management Irrigation Project) dan telah menghantarkan Ibu Iswinar (Ketua KWT) ke Kabupaten Garut-Jawa Barat beberapa waktu lalu sebagai petani teladan, demikian Ibu Hidayati selaku PPL Nagari Mungo mengawali kisahnya saat ekspos di saung milik kelompok.

Dengan 11 jorong, luas sawah ada 250 ha, komoditas utama yaitu ikan, sementara jagung yang diusahakan petani pada lahan sawah merupakan swadaya, demikian Ibu Hidayati melanjutkan kisahnya.

Jagung telah menjadi primadona petani di Nagari Mungo, mengingat terjaminnya pasar dan relatif tingginya harga jual serta tidak ada sortiran.

KWT Suka Damai dengan Ibu Etrina Yanti selaku ketuanya, meskipun terbilang baru seumur jagung namun telah menunjukan eksistensinya di Nagari Muaro Bodi dengan melakukan integrasi sawit-jagung.

Sementara KWT Beringin Sakti dengan Ibu Hayati sebagai ketuanya telah memiliki produk unggulan berupa pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

2 KWT dari Nagari Muaro Bodi ini setelah berdiskusi, peninjauan lapangan tanaman jagung dan makan bersama dengan menu khas samba galinggang dan goreng jengkol tokok bawang yang ternyata disukai oleh ibu-ibu di Nagari Mungo selanjutnya mengunjungi BPTU-HPT Padang Mengatas.

Setelah shalat dzuhur di Mesjid BPTU-HPT Padang Mengatas, rombongan ibu-ibu KWT dari Nagari Muaro Bodi kemudian berkeliling menyaksikan gudang pakan, pengolahan pakan, aneka jenis rumput, pembibitan sapi Simental, sapi Limosin, sapi Bali dan sapi Pesisir.

Tugas berat selanjutnya bagi kita di Muaro Bodi yakni meniru ibu-ibu di Nagari Mungo yang memiliki 1 ekor sapi setiap rumahtangganya, kalau tantangan pada tanaman jagung tak terlalu beratlah sepertinya.

Penulis adalah Penyuluh Pertanian Muda di Kabupaten Sijunjung

Pos terkait