Sekum PDHI Sumbar Wahidin Beruh: Rabies Masih Persoalan Kesehatan Dibelahan Dunia

Drh. Wahidin Beruh
Drh. Wahidin Beruh

Rabies adalah suatu virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi. Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan. Binatang yang paling mungkin menyebarkan rabies antara lain anjing, kucing, kera, musang, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun.

Rabies termasuk virus mematikan, sejak 2007 silam, tepatnya tanggal 28 September dunia memperingati hari rabies untuk pertama kalinya

Hal tersebut diungkap Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Sumatera Barat, Drh. Wahidin Beruh dalam perbincangan khusus bersama Topsumbar.co.id. Selasa, (29/09/2020) siang, di Padang Panjang, terkait peringatan hari rabies Sedunia.

Bacaan Lainnya

Dikatakan Wahidin, peringatan hari Rabies Sedunia dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.

“Hari Rabies Sedunia mulai diselenggarakan pada tahun 2007 silam,” tutur Wahidin yang adalah juga Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pangan dan Pertanian kota Padang Panjang,

Tahun ini, dalam rangka peringatan hari rabies Sedunia, sebutnya, untuk mengingatkan kita semua bahwa rabies masih merupakan masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, ada 12 seri informasi singkat tentang rabies yang tahun tahun ini memberi tagar pada pesan informasi berupa, #WorldRabiesDay #HariRabiesSedunia #FreeRabies2030 #BebasRabies2030.

Berikut 12 seri informasi singkat tentang rabies,

1. Rabies atau penyakit anjing gila adalah salah satu penyakit hewan berbahaya yang dapat menular ke manusia.

2. Setiap 9 menit, satu orang meninggal karena rabies di seluruh dunia.

3. Sekitar 2/3 bagian dunia masih tertular rabies.

4. 26 provinsi di Indonesia masih tertular rabies.

5. 100% kasus rabies bersifat fatal apabila tanda klinis sudah muncul, namun rabies sepenuhnya bisa dicegah.

6. Hampir 50% kasus rabies terjadi pada anak-anak di bawah umur 15 tahun.

7. Lebih dari 95% kasus rabies pada manusia diakibatkan gigitan anjing.

8. Vaksinasi lebih dari 70% populasi anjing akan menghilangkan kasus rabies pada manusia.

9. Apabila tergigit anjing, segera cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit serta segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

10. Untuk meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam pemberantasan rabies, diselenggarakan peringatan Hari Rabies Sedunia setiap tanggal 28 September.

11. Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung vaksinasi rabies pada hewan merupakan komponen penentu keberhasilan pemberantasan rabies.

12. Saya, kamu, kita bersama, bisa berantas penyakit anjing gila (rabies) di Indonesia.

“Peran serta kita semua dalam menyebarkan informasi ini mungkin saja membantu menyelamatkan seseorang dari ancaman rabies,” sebut Master Trainer dari FAO PBB dan Kementerian Pertanian sejak 2009 terkait pencegahan dan pengendalian Rabies.

Wahidin yang adalah juga fasilitator/narasumber untuk pelatihan pencegahan dan pemberantasan Rabies untuk petugas di dinas yang menangani peternakan dan kesehatan hewan hampir seluruh Indonesia, mereview data terkait pencegahan dan pengendalian Rabies di kota Padang Panjang kurun 2 tahun terakhir.

Tahun 2019, jumlah kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing dan kucing sebanyak 85 kasus gigitan dengan positif laboratorium nol kasus.

Sedangkan tahun 2020 ini hingga tanggal 28 September, jumlah kasus gigitan sebanyak 73 kasus dengan positif laboratorium 1 (satu) kasus pada hewan.

Kemudian, tahun 2019 jumlah vaksinasi pada HPR sebanyak 1448 ekor ( anjing= 308 ekor, kucing= 1135 ekor dan, kera= 5 ekor).

Tahun 2020 jumlah vaksinasi pada HPR sebanyak 631 ekor (rincian anjing=124 ekor, kucing= 495 ekor, kera= 10 ekor dan musang=2 ekor) data sampai 28 sep 2020.

Tahun 2019 jumlah penangkapan HPR 63 ekor anjing

Tahun 2020 jumlah penangkapan HPR 30 ekor data sampai 14 sep 2020.

Tahun 2019 sterilisasi pada HPR 47 ekor, sedangkan tahun 2020 nol.

“Meski disaat pandemi Covid-19 tengah melanda seantero dunia, peringatan hari rabies Sedunia itu tetap diperingati,” tutup Wahidin.

Dikutip Topsumbar.co.id dari laman wikipedia, diketahui ditetapkannya tanggal 28 September sebagai hari rabies se dunia adalah mengenang jasa seorang ahli mikrobiologi asal Prancis, Louis Pasteur yang bersama rekannya Emile Roux, merupakan orang pertama yang mengembangkan vaksin rabies dan mengaplikasikannya pada manusia tahun 1885.

Guna mengenang jasanya Pasteur, tanggal kematiannya 28 September 1885 diperingati setiap tahun sebagai Hari Rabies Sedunia.

Peringatan Hari Rabies Sedunia diinisiasi oleh Aliansi Pengendalian Rabies (ARC) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada tahun 2007.

Perayaan Hari Rabies Sedunia yang pertama ini diselenggarakan di 74 negara dengan menjangkau 1,5 juta orang, serta dilakukan vaksinasi terhadap 270 ribuhewan.

Kegiatan ini kemudian didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Dunia untuk kesehatan hewan (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

Sebuah organisasi nonprofit bernama aliansi global untuk pengendalian Rabies (GARC) kemudian menjadi koordinator penyelenggaraan Hari Rabies Sedunia.

(AL)

Pos terkait