Phobia Dikalahkan, Aku Jadi Juga Divaksin

Alfian YN wartawan senior media Topsumbar saat menjalani vaksinasi di Padang Panjang

Pasca pemerintah meluncurkan program vaksinasi COVID-19 setahun silam. Diawali suntikan vaksin pertama oleh Pesiden Jokowi dan berturut-turut setelahnya diikuti jutaan orang.

Serrr.! Saat itu dadaku berdetak hebat dan pikiran melayang jauh.

“Jika suntik vaksin COVID-19 wajib bagi seluruh warga negara, bearti aku harus ikut juga. Sedangkan aku..! Aku phobia jarum suntik, trauma masa kanak-kanak,” ujar batinku saat itu penuh khawatir.

Bacaan Lainnya

Phobiaku kian menjadi-jadi setelah membaca dan mengikuti lalu lintas informasi dan berita di berbagai platform media.

Diberitakan setelah vaksin ada yang pingsan, mati, dan disertai cerita-cerita menyeramkan tentang suntikan vaksin.

Bahkan, seorang teman yang ternyata juga phobia jarum suntik pernah setengah bercanda mengajak pindah tinggal di hutan.

“AL, pindah tingga di rimbo kito lai. Indak mungkin tu do suntik vaksin. Antah apo isinyo cairan vaksin tu. Tigo tahun sasudah suntik vaksin jadi zombie urang kasadonyo, ” ucapnya dengan diiringi tawa sejadinya.

Waktu berjalan, hari, minggu, bulan dan tahun berganti dari 2020 ke 2021. Pemerintah kian menggencarkan kegiatan vaksinasi dari kota hingga pelosok negeri dengan berbagai penamaan program vaksinasi.

Tak terkecuali seluruh platform media pun gencar memberitakan progres update vaksinasi. Termasuk aku yang berprofesi jurnalis nyaris setiap hari turut pula memberitakan perkembangan vaksinasi di media online tempatku berkarir, media online Topsumbar.co.id

Gencarnya program vaksinasi oleh pemerintah menghasilkan jumlah orang yang telah disuntik vaksin baik dosis pertama dan kedua terus meningkat bertambah banyak setiap harinya.

Grafik capaian persentase vaksinasi kab kota terus meningkat dan bahkan kota tempatku bermukim, kota Padang Panjang menjadi kota terbaik se-Sumbar dalam hal capaian persentase vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua.

Lantas bagaimana denganku?
Haruskah kubertahan dengan phobia jarum suntik dan tidak akan ikut divaksin?

“Kini sudah bulan November, minggu pertama. Gebyar Sumatera Barat Sadar Vaksin (Sumdarsin) bergema keras. Tidak hanya warga berdatangan ke tempat-tempat atau gerai-gerai vaksinasi. Bahkan Panglima TNI dan Kapolri turut berkunjung ke Sumbar memantau jalannya gebyar Sumdarsin di GOR H Agus Salim, Padang,” ujarku membatin.

“Jadi, apalagi yang harus aku tunggu. Tidakkah phobiaku dengan jarum suntik harus kutepis sementara dan beranikan diri untuk di vaksin?,” sambung batinku bertanya hebat.

Semalam aku merenung teramat dalam. Membayangkan seluruh kemungkinan bila tidak di vaksin.

Dan hasil perenunganku itu, hari ini, Kamis, 4 November 2021, pukul 12:52 WIB aku menjalani suntikan vaksin jenis Sinovac di gerai vaksinasi yang didirikan di depan Pasar Pusat kota Padang Panjang.

Phobiaku seketika dikalahkan..!

“Horeee…! Aku jadi juga di vaksin,” teriak batinku setengah histeris.

#Berbagi kisah
#Testimoniku
#Aku yang Phobia jarum suntik

Cerita ini ditulis Alfian YN wartawan senior di media Topsumbar.co.id

Pos terkait