Pekan Inklusi Dharmasraya Ajak Suku Anak Dalam Gelar Budaya Anak Nagari

DHARMASRAYA, TOP SUMBAR — Pekan Inklusi Dharmasraya yang dibuka secara resmi, Rabu (29/08), berlanjut dengan kegiatan Gelar Budaya Anak Nagari bersama Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) yang dilaksanakan di Dinas Sosial P3APPKB, Kamis (30/08).

Asisten Bidang Pemerintahan, M. Yusuf, yang membuka secara resmi kegiatan tersebut menyampaikan, digelarnya iven ini merupakan salah satu cara pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat agar bertindak inklusif dalam kehidupan sehari-hari. Serta menumbuhkan pemahaman yang lebih baik pada para pihak tentang Komunitas SAD.

“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan ruang interaksi dan komunikasi antara para pihak dengan komunitas SAD dalam melalui berbagai media permainan tradisional yang dikemas dalam konsep perbauran, sehingga dapat menumbuhkan rasa keberterimaan para pihak pada komunitas SAD,” ujar Yusuf.

Bacaan Lainnya

Saat ini, sebut Yusuf, di Kabupaten Dharmasraya ada 19 KK dengan 77 jiwa komunitas SAD yang menetap. Dengan lokasi tinggal di seputaran Bulangan Nagari Bonjol Kecamatan Koto Besar serta Jorong Lubuk Pauh Nagari Banai Kecamatan Sembilan Koto.

Pemerintah Kabupaten Dharmasraya pun telah memulai kegiatan Inklusi sosial terhadap komunitas SAD berupa kegiatan fasilitasi administrasi dokumen kependudukan, fasilitasi penerbitan kartu BPJS Kesehatan, memberikan layanan dasar pendidikan dan kesehatan, pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi produktif, serta upaya mendorong kebijakan yang Inklusif.

Mendorong situasi yang Inklusif bagi komunitas SAD, sebut Yusuf, tentunya bukan satu hal yang mudah. Perubahan tidak terjadi semudah kita membalikkan telapak tangan. Pemberdayaan adalah satu proses, dinamika yang naik turun. Kegagalan-kegagalan juga sering ditemui dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di lapangan.

“Namun itulah realita dan tantangan dalam mengupayakan perubahan sosial. Kerjasama, kepedulian, integrasi dengan pihak-pihak yang lebih luas lagi tentunya akan mempercepat proses perubahan tersebut,” tukas Yusuf.

Pemberdayaan SAD, lanjut Yusuf, merupakan ruang kosong yang harus diisi bersama. Tidak hanya bicara lintas sektor, lintas OPD, melainkan juga lintas kabupaten. Karena persoalan-persoalan SAD nyatanya menembus batas-batas administrasi wilayah.

“Untuk itu, terimakasih kepada Kabupaten Muara Bungo, Merangin dan Bangko yang telah memberikan kontribusi terlaksananya Pekan Inklusi Dharmasraya ini. Juga kepada Direktur SSS Pundi Sumatera beserta jajarannya selaku mitra kerja, bergandeng tangan dengan pemerintah mendorong penuh pelaksanaan Inklusi sosial di Kabupaten Dharmasraya. Serta kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI yang telah datang guna mendorong terlaksananya kegiatan ini,” tandas Yusuf.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Magdalena, Pabung Dharmasraya, Kepala OPD terkait, Camat, Wali Nagari, Bamus dan Kepala Jorong terkait serta komunitas SAD. (Yanti/Hms)

Pos terkait