Nasrul Abit : Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Mesti Menjadi Kebiasan di Sumbar

Wakil Gubenur Sumatera Barat Nasrul Abit ketika menyelami peserta latihan SAR

PADANG, TOP SUMBAR — Wakil Gubenur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan, Provinsi Sumatera Barat berada diantara pertemuan dua lempeng benua besar, lempeng eurasia dan lempeng indo-autralia dan patahan besar (Sesar) semangka. Dan di dekat pertemuan lempengan terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah sistmik aktif.

“Kondisi Sumatera Barat yang merupakan daerah rawan bencana tentu menjadikan kesiapsiagaan merupakan sesuatu keharusan, baik aparat maupun masyarakat Sumatera Barat, walau kita semua tetap berserah diri kepada tuhan yang maha kuasa,” ungkap Nasrul Abit pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Search And Rescue (SAR) Daerah dan Latihan SAR Daerah, bertempat di Pengeran Beach Hotel Padang, baru-baru ini.

Hadir dalam kesempatan Direktur Bidang operasi Pencarian dan Pertolongan Badan Pencarian dan pertolongan Nanang Sigit, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Kantor SAR Padang Ahmad Yunir.

“Ketika saya jadi Bupati Pessel mendapat informasi tentang lempengan megathrust Mentawai, yang lempengan lebarnya 120 km, panjang 400 km dan ketebalannya 20 km yang berada dilaut lepas Samudra Hindia di depan kepulauan Mentawai,” terangnya.

Dikatakan Nasrul Abit, prediksi kecepatan 772 km perjam, perkiraan ada 12 meter di bibir pesisir pantai barat Sumatera. Dan itu diprediksi pada tahun 2011, namun kejadian malah terjadi tsunami di Jepang.

“Alhamdulillah hingga hari kita masih dalam kondisi baik, moga-moga Allah telah menjauhkan bencana tersebut. Aamiin,” ujar mantan Bupate Pessel 2 periode ini.

Nasrul Abit mengapresiasi aparat SAR yang telah berbuat demikian besar dalam berbagai peristiwa kejadian bencana yang dialami masyarakat, termasuk baru-baru ini tentang kapal nelayan yang hanyut dan tengelam. Rapat yang dilakukan hari ini sangat penting dalam meningkatkan kesiap siagaan dan sinegritas potensj SAR terhadap penanggulangan musibah gempa dan lain-lain di wilayah Sumatera Barat.

“Kita berharap hasil pembahasan rapat dapat diimplementasi sesuai aturan yang berlaku dan membuat MoU nantinya dari Basarnas dan instasi terkait dalam menangani berbagai jenis kecelakaan baik di laut, udara maupun transportasi vital lainnya, sesuai tupoks Basarnas,” ujarnya. (Syafri)

Pos terkait