Mengatasi Gangguan Syetan dalam Salat

Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

Kajian Jumat Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Pembaca TOPSUMBAR yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.

Bacaan Lainnya

TIGA PERISTIWA BESAR DALAM BULAN ROMADHAN

Kita masih berada dalam bulan romadhan, tahukah saudaraku ADA TIGA peristiwa penting dalam bulan romadhan? yaitu: pertama Alloh SWT menangkap para golongan syetan beserta pengikutnya dan memborgol serta menjebloskan ke penjara.

Kedua, dibuka selebar-lebarnya pintu kebaikan (syorga) dan ketiga, ditutup serapat-rapatnya pintu neraka (keburukan).

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup” (HR Bukhari dan Muslim).

GOLONGAN IBLIS DILARANG DIJADIKAN PEMIMPIN, APA CIRI-CIRINYA?

Bahwa Iblis berasal dari GOLONGAN JIN, TENTU IBLIS ITU MAKLUK GAIB, yang dalam alquran di identikkan dengan ORANG YANG ZHOLIM, sebagaimana firman Alloh SWT dalam alquran surat Al-Kahfi ayat 50 yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai PENGGANTI (DARI ALLAH) BAGI ORANG-ORANG YANG ZALIM.”

BAHAN BAKU PENCIPTAAN IBLIS ADALAH API, SEMENTARA MANUSIA DARI TANAH.

Sebagaimana firman Alloh SWT “iblis diciptakan Allah dari nyala api (QS al-A’raaf [7]: 12). Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, “Dia (iblis) adalah dari golongan jin.” (QS al-Kahfi [18]: 50).

Maka dengan perbedaan bahan baku penciptaan ini, jelas Iblis bersifat panas, membakar, emosional dan mahir menciptakan permusuhan dikalangan manusia. Maka akan ADA MANUSIA yang memiliki sifat-sifat iblis, maka jika MENYADARI diri aka nada dalam diri sifat iblis,maka segeralah mendekat kepada Alloh SWT karena Iblis hanya takut kepada Alloh SWT.

DIMANA TEMPAT TINGGAL IBLIS?

Iblis tinggal dalam alirah darah manusia, maka ketika darah naik/daranh tinggi sering bertingkah aneh-aneh, sebagaimana hadist:

Suatu riwayat mengisahkan sahabat yang ketakutan karena melihat seseorang, dikisahkan Dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata, ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari dan Muslim ).

KEHADIRAN IBLIS DI DUNIA UNTUK MENCIPTAKAN PERMUSUHAN

Sebagaimana firman Alloh SWT pada ayat 36 surat Al-Baqarah. ” Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan., dan dalam Ayat 38 Surat Al-Baqarah, Allah menegaskan hanya orang-orang yang mengikuti petunjuk-Nya tidak akan bisa terpedaya oleh bujuk rayuan Iblis.

Jadi jelas iblis ahli dalam mengadu domba dan menciptakan permusuhan/perselisihan, maka sifat-sifat manusia yang suka mengadu domba dan menghasut sadarilah bahwa itu sifat iblis bukan sifat manusia, jika terserang VIRUS IBLIS, maka dekatkan diri kepada Alloh SWT dengan salat.

ORANG DALAM PENGARUH IBLIS LEBIH BAHAYA DARI PENGARUH MIRAS DAN NARKOBA

Sebagaimana dialog Iblis dengan Alloh SWT dalam alquran:
Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. [Al-A’râf/7:16-17).

Maka setiap perilaku manusia yang menghalang-halangi orang untuk beribadah kepada Alloh SWT adalah sifat dan sedang dalam PENGARUH IBLIS.

Jadi bukan hanya yang diberantas orang dalam PENGARUH NARKOBA ATAU MIRAS, tapi tangkap dan perbaikilah orang yang sedang DALAM PENGARUH IBLIS, agar tidak merusak orang lain.

Dan orang dalam pengaruh narkoba serta KECANDUAN BERJUDI termasuk dalam pengaruh iblis, sebagaimana firman Alloh SWT:
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat” (QS. Al Maidah: 91).

CARA MENGATASI GANGUAN IBLIS JIKA MENGGANGU DALAM KEADAAN MENDIRIKAN SALAT.

GANGUAN iblis dalam salat dapat diketahui dari akibatnya atau keadaannya, misalnya SALAH MEMBACA AYAT-AYAT, LUPA ROKAAT DAN GERAKAN SALAT, PIKIRAN MENERAWANG DAN TERINGAT BANYAK HAL DALAM SALAT, maka jika mengalami ganguan sedemikian itu GANGUAN IBLIS, maka pelru dilawan/antisipasi dengan cara sebagai berikut:

*Pertama*
MEMBACA TA’AWWUDZ berulang kali sampai hilang ganguan/khusu’ (ingat Alloh) dan meniup/seperti meludah ke arah kiri.

Dari Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu’anhu ia berkata: Wahai Rasulullah, setan telah menghalangi antara aku dan shalatku serta mengacaukan bacaanku. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “itu adalah setan yang disebut dengan Khanzab. Jika engkau merasakan sesuatu (gangguan) maka bacalah ta’awwudz dan meniuplah ke kiri 3x”.

*Kedua*
RAPATKAN SHAF SALAT KE JEMAAH LAIN AGAR TIDAK ADA CELAH DALAM SALAT BERJEMAAH, KARENA SHAF YANG JARANG IBLIS AKAN BERADA DI SELA-SELA SHAF YANG JARANG-JARANG.

Utsman mengatakan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rapatkanlah shaf-shaf kalian! Dekatkanlah di antara shaf-shaf tersebut! Sejajarkan leher-leher. Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat setan masuk dari celah shaf, seakan-akan setan itu anak-anak kambing” (HR. Abu Daud , An Nasa-i ).

Pada hadist lain disebutkan “aku pun melakukan itu, dan Allah pun menghilangkan was-was setan dariku” (HR. Muslim ).

*Ketiga*
SALAT DENGAN MEMBERI BATAS SUJUD/SUTRAH YAITU DENGAN MEMAKAI TIKAR SALAT ATAU JIKA TIDAK SALAT MENGHADAP DINDING/TIANG ATAU JIKA LUAS DIBERI TANDA DENGAN TONGKAT,TAS ATAU BENDA LAIN YANG MENUNJUKKAN BATAS SUJUD

Hal ini pernah terjadi di zaman rasulullah SAW, yaitu adanya ORANG YANG MELINTAS ditempat sujud orang yang sedang salat, maka orang tersebut di golongkan kepada SYETAN, sebagaimana disebutkan dalam hadist:
“Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah terhadap orang lain, kemudian ada seseorang yang mencoba lewat di antara ia dengan sutrah, maka cegahlah. jika ia enggan dicegah maka tolaklah ia dengan keras, karena sesungguhnya ia adalah setan” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Maka jangan melintasi tempat sujud orang yang sedang salat, dan jika ada yang melintas WAJIB DIHALANGI ATAU DICEGAH DENGAN MELURUSKAN TANGAN KE DEPAN.

*Keempat*
KELUAR KENTUT/KELUAR ANGIN DALAM SALAT ADALAH BAGIAN DARI GANGUAN SYETAN

Seagaimana hadist menerangkan bahwa “Setan mendatangi kalian lalu meniup-niup pada dubur kalian (sehingga muncul was-was). Maka janganlah membatalkan shalat kecuali mendengar suara atau merasakan angin” (HR. Thabrani dan Al Baihaqi ).

*Kelima*
MEMBACA BACAAN SALAT DENGAN MENGGERAKKAN BIBIR DAN TERDENGAR OLEH TELINGA SENDIRI ( bukan diperdengarkan ke orang sekitar). KARENA DAPAT MENGGANGU BACAAN SALAT ORANG LAIN.

Sering orang salat melakukan MENGERASKAN BACAAN SENDIRI SEMENTARA DALAM KEADAAN BERJEMAAH, SEHINGGA MENGGANGU KEKHUSU’AN ORANG LAIN, PADAHAL Rasulullah saw melarang sebagaimana dalam hadist:

“Janganlah sebagian kamu mengeraskan bacaan terhadap sebagian yang lain dalam shalat”. (HR. Ahmad).

Seorang tabi’in Abdullah bin Sakbarah bercerita bahwa ia pernah bertanya kepada Khabab RA, tentang apakah Rasulullah membaa alfatehah pada shalat Zhuhur dan Ashar? Kabbab menjawab, “Ya”. “Bagaimana kalian mengetahuinya?”, tanyanya. “Dari gerakan janggutnya”, jelasnya. (HR. Al-Bukhari).

BACAAN RASULULLAH PERNAH DIPERDENGARKAN, UNTUK MENGAJARI SAHABAT DALAM BACAAN SALAT, SEDANGKAN BAGI SELAIN RASULULLAH SAW, MENGERASKAN BACAAN ADALAH BAGI IMAM DAN ATAU SEDANG LATIHAN BACAAN SALAT.

Dari Abu Qatadah RA, ia berkata: “Pada raka’at pertama dan kedua shalat Zhuhur Nabi Saw membaca Al-Fatihah dan dua surah, pada raka’at pertama surah panjang, dan pada raka’at kedua surah pendek. Terkadang beliau memperdengarkan ayat dan dalam shalat Ashar beliau membaca Al-Fatihah dan dua buah surah…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim ].

DILARANG MEMBACA MENANDINGIN BACAAN IMAN, KARENA BACAAN IMAM ADALAH BACAAN MAKMUM,DAN JIKA BERIMAM IKUTI SAJA GERAKAN IMAM DNA DENGAR,JIKA MEMBACA SENDIRI MAKA TERMASUK MENANDINGI BACAAN IMAM

Sering orang salat berjemaah, imam membaca, dirinya sibuk pula membaca bacaan sendiri, lantas yang berjemaah apanya? Jika membaca sendiri maka HANYA BERJEMAAH GERAKAN SALAT SAJA, lainnya tidak. Bahkan bisa disebut tidak berjemaah.

KARENA RASULULLAH SAW BERSABDA DARI Abu Hurairah berkata,
“Aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat bersama para sahabatnya yang kami mengira bahwa itu adalah shalat subuh. Beliau bersabda: “Apakah salah seorang dari kalian ada yang membaca surat (di belakangku)?” Seorang laki-laki menjawab, “Saya. ” Beliau lalu bersabda: “Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al Qur`an?“.

MAKMUM WAJIB MENDENGAR DAN MENGIKUTI GERAKAN IMAM
Sebagaimana hadist:
“Barangsiapa yang shalat di belakang imam, bacaan imam menjadi bacaan untuknya.”( HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Hadits lainnya lagi adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّمَا الإِمَامُ – أَوْ إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ – لِيُؤْتَمَّ بِهِ ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا ، وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا ، وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا ، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ . وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا
“Sesungguhnya imam itu diangkat untuk diikuti. Jika imam bertakbir, maka bertakbirlah. Jika imam ruku’, maka ruku’lah. Jika imam bangkit dari ruku’, maka bangkitlah. Jika imam mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah’, ucapkanlah ‘robbana wa lakal hamd’. Jika imam sujud, sujudlah.”[ HR. Bukhari n dan Muslim).

Jadi jelaslah TIDAK ADA BACAAN yang dibaca makmum ketika salat berjemaah, kecuali diperintahkan untuk dibaca yaitu: niat, takbir,salam dan menjawab doa setelah I’tidal.

BAGAIMANA DENGAN ALFATEHAH?

JIKA BACAAN ALFATEHAH IMAM JAHAR/DIKERASKAN MAKA DENGARKANLAH TIDAK ADA KEWAJIBAN MEMBACA ALFATEHAH, TETAPI JIKA SIR (TAK TERDENGAR) MAKA BACAAN IMAM ADALAH BACAAN MAKMUM.kecuali IMAM TIDAK MEMBACA ALFATEHAH.
SEBAGAIMANA HADIST:
Dari abu musa berkata:
وَإِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوا
“Jika imam membaca (Al Fatihah), maka diamlah.” (Hr Muslim ).

BAGAIMANA DENGAN HADIST TENTANG TIDAK ADA SALAT TANPA DIBACA ALFATEHAH?
Sebagaimana hadist:
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

HADIST INI tidak berdiri sendiri, yang ditujukan untuk salat sendirian, maka ketika salat berjemaah ketentuannya sudah berbeda yaitu sebagaimana hadist di atas BACAAN IMAM ADALAH BACAAN MAKMUM DAN IMAM UNTUK DIIKUTI, maka ketika salat berjemaah MAKMUM TIDAK PERLU LAGI MEMBACA ALFATEHAH .

JANGAN KARENA MEMBACA BACAAN DIBELAKANG IMAM, JADI MENDAHULUI ATAU TERLAMBAT DARI GERAKAN IMAM (misal imam sudah ruku’ makmum maish membaca dan telat ruku’ atau imam sudah salam, makmum maish membaca dan terlambat salam).

Jemaah yang mendahului dan terlambat dari imam berlaku hadist berikut:
“Tidakkah salah seorang dari kalian takut, atau apakah salah seorang dari kalian tidak takut, jika dia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan menjadikan kepalanya seperti kepala keledai, atau Allah akan menjadikan rupanya seperti bentuk keledai?” (HR. Bukhari dan Muslim ).

Maka semua ganguan dan kesalahan dalam salat adalah ada atas ganguan iblis, jika ganguan itu ada pada tidak memahami ketentuan salat,maka perbaikilah sikap dan tingkah laku agar bersikap sesuai dengan perintah Alloh dan rasulullah SAW.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 22 April 2022)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

Pos terkait