Manfaatkan Minyak Atsiri, Pemko Solok Ciptakan Produk-Produk Bernilai Tambah

Tiga daerah di Sumatera Barat, masing-masing Kota Solok, Bukittinggi dan Kabupaten Tanah Datar, menerima program Desa Berinovasi tahun 2021 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Di Kota Solok, program Desa Berinovasi, semakin berkembang dan bermanfaat untuk sekitarnya, dilaksanakan bersamaan dengan launching produk-produk inovatif yang dihasilkan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Laing Sepakat, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok dengan branding So Wangi, Kamis (18/11/2021).

Program desa berinovasi ini, merupakan program unggulan BRIN dalam bentuk bantuan pemerintah kepada masyarakat desa/kelurahan yang digunakan untuk meningkatkan nilai tambah produk/jasa unggulan daerah, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan perekonomian dan pemulihan ekonomi masyarakat.

Bacaan Lainnya

Program Desa Berinovasi ini dilaksanakan melalui pendampingan dari Balitbang Kota Solok, Dinas Perdagangan KUKM Kota Solok, dan Science Techno Park (STP) Universitas Andalas.

Hadir pada kesempatan itu, Wali Kota Solok, H. Zul Elfian Umar diwakili Asisten II Sekda Kota Solok, Jefrizal, Plt. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/ Lembaga, Masyarakat dan UMKM, Dr Hardi Julendra, S.Pt, M.Sc, Kepala Balitbang Kota Solok, Jonedi, Kabid Sosial dan Pemerintahan Balitbang Provinsi Sumatera Barat, Febrina Tri Susila Putri, serta stakeholder terkait.

Menyikapi hal tersebut, Plt. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat dan UMKM, Hardi Julendra mengatakan, program desa berinovasi bertujuan untuk membangun kapasitas untuk kehidupan yang berkelanjutan, menghargai budaya yang ada, dan menemukan peluang bisnis melalui pengembangan infrastruktur pedesaan, penerapan teknologi dan inovasi untuk pengembangan produk unggulan.

“Kita mengusulkan kepada Wali Kota agar dapat dibangun Pusat Studi Minyak Atsiri di Kota Solok. Pusat studi ini nantinya dapat bermanfaat untuk mendukung pengembangan minyak atsiri dari hulu ke hilir, bahkan dapat dimanfaatkan nantinya oleh mahasiswa, akademisi, maupun praktisi yang memiliki minat terhadap minyak atsiri,” katanya.

Menyambut itu, Wali Kota Solok yang diwakili Asisten II Jefrizal, mengucapkan terima kasih atas program BRIN yang dilaksanakan di Kota Solok.

“Keberhasilan pelaksanaan program desa berinovasi, dapat berlanjut serta tidak hanya untuk pengembangan produk-produk berbahan minyak atsiri saja, karena di Kota Solok ada banyak produk-produk unggulan daerah yang membutuhkan intervensi pemerintah dan akademisi dalam kerangka triple helix yang membutuhkan sentuhan kreativitas, alih teknologi, dan inovasi,” papar Jefrizal.

Untuk diketahui, Kota Solok mendapatkan program itu, karena telah mampu menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah dari minyak atsiri yang bersumber dari tanaman serai wangi yang dibudidayakan di Kota Solok.

Pemko Solok memfasilitasi pengembangan minyak atsiri, mulai dari pemanfaatan lahan, penyediaan bibit, hingga penyediaan alat suling dengan pendanaan berasal dari APBD Kota Solok, APBD Provinsi dan APBN.

“Kualitas minyak atsiri yang dihasilkan oleh Kota Solok memiliki standar mutu ekspor, dan sudah diuji oleh lembaga terkait seperti Balittro Kementerian Pertanian dan Baristand Kemenperin Banda Aceh,” tambah Jefrizal.

Dengan kualitas minyak atsiri Kota Solok yang memiliki kualitas ekspor, seringkali minyak atsiri Kota Solok ini dicampur dengan minyak atsiri yang dihasilkan oleh daerah lain yang kadar citronella dan geraniolnya rendah.

Hal ini akan berdampak kepada turunnya harga minyak atsiri di pasaran akibat melimpahnya supply dari minyak atsiri.

“Gejala ini tentunya akan merugikan petani yang menggantungkan hidupnya dari jual beli minyak atsiri,” papar Asisten II Setdako Solok itu.

Dikatakan, Koperasi Serba Usaha Laing Sepakat yang sebelumnya unit usahanya mengumpulkan minyak atsiri dari petani, pernah terkena imbas dari jatuhnya harga minyak atsiri di pasaran akibat melimpahnya supply minyak atsiri di pasaran. Hal ini tentu akan berdampak kepada keberlangsungan koperasi kedepannya bila koperasi terus merugi dari mengumpulkan minyak dari petani.

Untuk itu, beber Jeprizal, Pemko Solok menciptakan produk-produk bernilai tambah dengan memanfaatkan minyak atsiri yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai salah satu bentuk usaha baru dari koperasi merupakan solusi yang inovatif dalam meningkatkan omset koperasi.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan Kota Solok tidak hanya dikenal sebagai penghasil minyak atsiri kualitas terbaik tapi juga dikenal melalui produk-produk yang memanfaatkan minyak atsiri ini,” harap Jefrizal.

(gra)

Pos terkait