Kisah Ramlan, Penjual Kacang Langganan Irjen Fakhrizal Yang Ternyata Miliki Anak Seorang Prajurit TNI

PADANG, TOP SUMBAR – Ramlan, pria tua berusia 74 tahun tersebut terus saja menyandang bakul kacang yang ia jajakan selama 50 tahun terakhir ini.

Namun demikian, semangatnya untuk bertahan hidup patut diacungi jempol. Berkat kegigihan dan kesabarannya, anak pertamanya sekarang sudah berhasil menjadi seorang prajurit TNI dan sekarang ditugaskan di Aceh.

Namanya kian melejit tatkala belakangan kacang yang ia jajakan setiap hari dari kediamannya yang berada di bilangan Kuranji selalu dibeli oleh Irjen Fakhrizal, Kapolda Sumbar.

Bacaan Lainnya

Ia menuturkan, sudah lebih dari 25 kali dirinya bertemu dengan Fakhrizal. Baginya, Fakhrizal merupakan sosok yang ramah dan rendah hati.

“Pertemuan saya dengan beliau itu tidak sengaja. Saya hanya menjajakan kacang saja seperti biasa, lalu tiba-tiba ada seorang anggotanya yang memanggil saya untuk menghadap ke dirinya. Setiap kami bertemu, saya diberikan uang sekitar Rp300 ribu,” ungkapnya saat ditemui di jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Padang Barat, Rabu (24/07/2019).

Ramlan mengaku, awalnya dia tidak tahu bahwa orang yang ditawarinya kacang rebus tersebut merupakan seorang perwira polisi dengan pangkat dua bintang di pundaknya.

“Saya justru diberitahu oleh warga warung di berok nipah, tempat beliau untuk makan atau minum sekali seminggunya itu merupakan seorang Kapolda,” akuinya.

Entah apa yang membuat pria gaek lima anak tersebut hampir setiap minggu bertemu dengan Fakhrizal. Yang jelas, ia mengenal Fakhrizal sebagai sosok pribadi yang baik.

“Satu yang menjadi syarat, dia tidak pernah mau membeli kacang saya. Hanya memberikan saya uang. Dia meminta kacang itu dijajakan ke yang lain saja, namun alhamdulillah selalu habis,” ucapnya terbata-bata.

Apa yang membuat Ramlan masih tetap berjualan kacang setiap hari mengitari Kota Padang, padahal kelima anaknya sudah berkeluarga?

Dirinya beralasan akan jatuh sakit jika tak ada aktifitas. Pernah suatu hari, ucapnya ia demam selama satu minggu karena berada di rumah saja.

“Anak-anak sudah melarang sebenarnya, namun saya merasa harus terus bergerak agar tak sakit. Kacang ini pun saya produksi sendiri dan diambil langsung dari kebun saya,” katanya sembari berlalu. (*)

Pos terkait