Elektabilitas H. Gusmal Terus Naik Menuju Sumbar 1, Dukungan Terus Berdatangan dari Berbagai Lembaga

LKAAM Sumatera Barat dan LKAAM Solok Raya Serta LKAAM Sijunjung Raya mengundang Bupati Solok pada hari Sabtu, 18 Juli 2020, yang bertempat di Posko Penanggulangan Bencana, beralamat di Jorong Koto Panjang Nagari Limo Koto, Kecamatan Koto Tujuh, Kabupaten Sijunjung dalam rangka silahturahmi antar sesama guna untuk kemajuan Sumbar ke depannya.

Acara yang digelar oleh tokoh-tokoh adat Minangkabau (niniak mamak), Bupati Solok H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo, SE, MM menghadiri undangan istimewa dari niniak mamak pemangku adat tersebut, kemudian dalam silahturahmi itu, juga dihadiri oleh Ketua LKAAM Provinsi M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu dan Ketua LKAAM Kota Solok H. M. Rusli. KH. Sulaiman serta bundo kanduang Sijunjung Yasnidar Wahab, turut hadir juga Ketua LKAAM Sijunjung Epi Darisman Dt. Panduko Alam dan Ketua LKAAM Sawahlunto Ir. Dahler Djamaris Dt. Panghulu Sati, Ketua LKAAM Dharmasraya Abdul Haris Tuanku Sati serta Ketua LKAAM Solok Selatan beserta para tamu undangan lainnya.

Pada kesempatan tersebut Bupati Solok H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo, SE, MM yang juga menjabat sebagai Ketua LKAAM Kabupaten Solok, diminta oleh seluruh pemangku adat yang hadir untuk menjadi narasumber acara dengan materi ‘Fungsi Tungku Tigo Sajarangan’ di Ranah Minang atau di Sumatera Barat.

Bacaan Lainnya

Bupati Solok H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo menjelaskan sedikit banyaknya amanah yang dititahkan kepada beliau, H. Gusmal mengatakan bahwa arti dari Tungku Tigo Sajarangan ialah salah satu pituah adat Minangkabau, kalau ditelaah bisa kita artikan sebagai pemimpin, yang terdiri dari pemimpin adat, pemimpin Undang dan pemimpin syarak.

“Sebab Tungku Tigo Sajarangan ini, kalau kita telaah lebih dalam lagi ialah penghulu (niniak mamak) dan alim ulama serta cadiak pandai. Ketiga tokoh ini punya peranan atau fungsi yang berbeda tapi, tetap memiliki tujuan yang sama untuk membangun berbagai sektor di Ranah Minang, sesuai dengan filosofi adat kita, yaitu ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah‘,” tutur H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo.

“Selain itu, Tungku Tigo Sajarangan, merupakan sebuah istilah kepemimpinan di Minangkabau, yang berfungsi untuk mengatur pemerintahan dan norma adat, norma agama di tengah-tengah masyarakat. Masing-masing juga memiliki peranan berbeda, guna untuk mengatur dan mencetak generasi Minangkabau yang berbudi luhur, berguna buat agama, nusa dan bangsa, serta untuk membangun kehidupan masyarakat yang madani, beradab dan bertaqwa kepada Allah SWT,” tambahnya.

Kemudian, H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo juga menyampaikan bahwa di akhir-akhir ini, banyak sekali fenomena sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, fenomena tersebut harus segera kita carikan solusinya, agar kejadian-kejadian yang bertentangan dengan adat istiadat Minangkabau dan norma agama dapat dipersempit ruang geraknya, maka dari itu melalui pertemuan silaturahim kali ini diharapkan kepada kita semua untuk memberikan masukan atau langkah-langkah strategis kepada pemerintah, guna untuk diterapkan di tengah-tengah masyarakat, agar hal tersebut bisa di minimalisir secara bersama-sama.

“Fenomena-fenomena sosial yang bertentangan dengan adat istiadat Minangkabau, yang kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat sangat banyak sekali, seperti kawin sasuku, Kenakalan Remaja, LGBT, kekerasan terhadap anak dan perempuan, pencabulan, sodomi, penganiayaan, bunuh diri serta terlibat mengkonsumsi narkoba dan sebagainya. Semua kejadian yang terjadi ini tidak perlu kita tutup-tutupi lagi, kalau ditutupi hanya akan memperparah keadaan saja, yang harus kita lakukan ialah bersama-sama dicari akar permasalahannya dimana dan secara bersama pula kita carikan solusinya,” jelas Bupati Solok H. Gusmal Dt. Rajo Lelo, SE, MM menutup penyampaiannya.

Kemudian, Ketua LKAAM Sumbar M. Sayuti, Dt. Rajo Pangulu dalam sambutannya mengatakan bahwa pertemuan silahturahmi kita pada hari ini, juga mengingatkan pada bacaan yang saya baca dahulu, bahwa Ahmad Husein pada waktu dulu juga melakukan pertemuan seperti, beliau mulai mengadakan pertemuan di Sungai Dareh, lalu ke Sumpur Kudus terus ke Bidar Alam sampai ke Koto Tinggi dan disana sudah ada gedung pertemuan bela negara, sama seperti yang kita pada saat ini, yaitu melakukan pertemuan sakral niniak mamak, sesuai dengan pituah adat Minangkabau, “Bapasak Lidah, Babaka Kaniang, Babaju Hitam Bakopiah Hitam” pituah ini memang sakti.

Selanjutnya, M. Sayuti, Dt. Rajo Pangulu juga menyampaikan fenomena yang terjadi di Sumbar saat ini sesuai data yang beliau dapatkan, bahwa ada Hak Guna Usaha (HGU) yang digunakan tanpa sepengetahuan niniak mamak, Inilah peran kita sebagai LKAAM untuk memgetahui aturan atau regulasi tentang persoalan memperbarui dan memperpanjang HGU oleh pihak lain atau pihak pengelola.

“Kemudian, fenomena-fenomena yang lain terjadi diranah Minang seperti batambahnya suku, batambah datuak dan masalah tanah ulayat serta masalah Tungku Tigo Sajarangan,” tambahnya.

“Tungku Tigo Sajarangan itu adalah pemerintah, niniak mamak dan alim ulama, kalau kaji lebih dalam lagi niniak mamak pilinnya adalah adat dan alim ulama pilinnya syarak, kalau pemerintah pilinnya Undang-Undang. Sesuai dengan pepatah adat kita “Syarak Mangato, Adat Mamakai dan Undang manjalankan,” terang M. Sayuti, Dt. Rajo Pangulu.

M. Sayuti Dt Rajo Pangulu juga mengatakan bahwa pertemuan pada hari ini adalah pertemuan yang sangat bersejarah untuk kita dan anak kemenakan kita nantinya, dan hasil pertemuan ini nanti disimpulkan dan kita rumuskan, karena akan ada napak tilas ke Sungai Dareh ke tempat Ahmad Husein, Hatta dan Syafrudin, ditempat negara mengadakan pertemuan rapat dan silaturahim.

“LKAAM adalah lembaga independen, namun, yang kita terapkan adalah politik kebangsaan, untuk politik kedaerahan LKAAM harus ikut. Tapi, kalau mengarah kepada politik praktis kita tidak usah ikut, tetapi dalam menentukan strategis dan kebijakan kita harus ikut di dalamnya,” jelasnya.

Terakhir, M. Sayuti, Dt. Rajo Pangulu menyampaikan terkait dengan pembahasan dan pertemuan pada hari ini dan sudah kita dengar semua pendapat dari semua Ketua LKAAM yang hadir maka, perlu kita simpulkan sebagai berikut :

  1. Kita usulkan H. Gusmal Dt. Rajo Lelo, SE, MM jadi calon gubernur Sumatera Barat, alasannya “kalau ada yang di kita, mengapa harus orang lain yang kita calonkan”.
  2. LKAAM Solok Raya dan LKAAM Sijunjung Raya sepakat mendukung H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo, SE, MM jadi Gubernur Sumbar.
  3. Pesan dan masukan dari seluruh ketua dan anggota LKAAM.

Kemudian, Ketua LKAAM Kota Solok H. M. Rusli KH Sulaiman memberikan dukungan penuh kepada Bupati Solok H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo, SE, MM untuk jadi Gubernur Sumbar dan beliau berpetuah kepada semua yang hadir, dengan mengatakan “Gabak Dihulu Tando Ka Hujan, Cewang Dilangik Tando Ka Paneh“.

“Kalau Pak H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo bersama-sama kita jadikan pemimpin atau Gubernur Sumbar tidak ada salahnya, sebab kematangan beliau sebagai pemimpin itu sudah teruji, kalau di ibaratkan, beliau ini sama dengan ombak, artinya, kadang-kadang tinggi dan turun, beliau juga sudah mengenyam pahit manisnya sebagai seorang pemimpin, mungkin karena itu beliau dipercaya oleh masyarakat,” tuturnya.

Terakhir, Ketua LKAAM Solok juga mengatakan, selain itu H. Gusmal, Dt. Rajo Lelo juga peduli kepada lembaga dan berbuat untuk rakyat, intinya ‘selagi ado dari awak, manga dicari urang lain’, ujarnya.

(Andar MK)

Pos terkait