Dapat Keluhan dari Pusat, Wali Kota Riza Falepi Sampaikan Ini

Wali Kota Riza Falepi khawatir setelah mendapat keluhan dari pemerintah pusat, dimana keadaan pembangunan yang banyak menjadi polemik di Sumbar, banyak ribut-ributnya. Baik itu proyek bernilai besar seperti tol, hingga proyek vital lainnya untuk keberlangsungan daerah.

“Orang pusat menyampaikan keluhannya itu saat saya menghadiri serah terima aset pusat ke daerah di Kota Padang. Kita menerima jembatan gantung yang di Koto Panjang, Kecamatan Payakumbuh Timur,” kata Riza Falepi kepada media Jumat, (09/04) malam.

Riza menjadi khawatir nanti bagaimana pembangunan di Sumatera Barat ke depannya, karena keluhan pemerintah pusat melalui kepala balai itu juga disampaikan kepada pejabat gubernur, wali kota, dan bupati lainnya.

Bacaan Lainnya

“Dana pusat ke Sumbar jauh berkurang belakangan ini. Disebabkan karena Sumbar terlalu ribut, yang dilaporkan dan yang menjadi polemik yang tidak-tidak saja. Padahal kita bekerja semuanya ada aturan, tapi ada juga segelintir orang sepertinya melihat kita berbuat tidak memakai aturan,” terangnya.

Karena itu, konsekuensinya menurut Riza tidak hanya pemerintah pusat saja yang menjadi agak malas mengucurkan anggaran, bahkan Riza saja sebagai wali kota bila diberi temannya di pusat anggaran pun bakal tolaknya.

“Kita sudah berpesan kepada kementerian lewat orang balai, kalau jalan negara di Talawi, Ompang Tanah Sirah dipercepat perbaikannya. Tadinya kita meminta dicor, namun mereka tidak mau memberi anggaran buat pengecoran karena kita suka ribut, ya sudah lah, meski pilihannya diaspal lagi akhirnya kita terima saja daripada tidak diperbaiki,” terang Riza.

“Buat apa kita meributkan sesuatu yang sudah diberikan orang, bersyukur sajalah, jangan banyak dipersoalkan,” timpalnya.

Politikus PKS itu juga menyebut permasalahan terkini seperti pembangunan jalan tol. Walaupun sepenuhnya bukan kesalahan dari masyarakat itu sendiri, menurutnya pihak rekanan mungkin yang tidak pandai masuk ke wilayah yang akan dijadikan jalur tol.

“Namun, kita perlu berpikir ulang, semua ada plus minusnya. Jangan asal menanduk-nanduk seperti sapi liar. Kalau orang tidak mau ngasih kue, sekedar kasih permen saja kita bisa apa? Sementara kemajuan di daerah lain berlanjut terus,” kata Riza.

Dicontohkan Riza, salahsatunya di Provinsi Riau, jangankan jalan tol, jalan Pekanbaru arah ke Payakumbuh saja sudah dua jalur mulai dari Rimbo Panjang, sebentar lagi sampai ke Bangkinang.

“Mana ada di Sumbar pembangunan secepat itu. Kalau serba salah saja kita buat semuanya, orang pusat pasti malas ngasih dana ke kita. Tentu sebagai wali kota Saya jadi prihatin. Buat saya apalah, toh saya tinggal setahun lagi jadi wali kota, tapi apa akan terus dibiarkan saja keadaan seperti ini?,” papar Riza.

Riza pun sebenarnya banyak ditawarkan dana oleh kenalan dan teman baiknya di pusat, tapi diakuinya beberapa di tolaknya halus. Riza merasa segan karena keluhan-keluhan dari pusat akan susah diakomodir bila nanti pembangunan itu dipersoalkan seperti yang sudah-sudah.

“Sebenarnya kita masih bisa membawa dana pusat yang sudah dijanjikan kementerian, karena adanya hubungan baik dan lobby-lobby, tapi saya belakangan mikir-mikir ulang untuk menyetujuinya,” kata Riza Falepi.

Karena kondisi demikian, wali kota dua periode itu menyebut cukuplah APBD untuk kebutuhan pembangunan di Payakumbuh. Menurutnya masih ada sedikit lagi pekerjaan yang tersisa hingga periode wali kota habis 1 tahun lagi.

“APBD sudah cukuplah, tahun ini kita tinggal menambah yang belum beres. Harusnya bersyukur kita sebenarnya karena jauh lebih bagus kalau anggaran pusat dibawa ke daerah. Sebagai wali kota, satu perakpun tidak kita ikut mencikarawinya, kalau buat saya pribadi alhamdulillah sudah ada rezeki yang lain, karena punya usaha di Jakarta,” tukuknya.

Riza juga menyebutkan beberapa anggaran cukup besar dari pemerintah pusat ke Payakumbuh tahun ini seperti PDAM yang mendapat bantuan dana untuk Water Treatment Processing (WTP) dan pengembangan jaringan pipa ke perumahan di area Payakumbuh Barat.

“Yang besar lainnya seperti normalisasi Batang Agam, proyek ini terus berlanjut, tapi kami sarankan kepada pusat agar jangan terlalu besar, dicicil saja, nanti ribut-ribut lagi, saya tentu harus menjaga reputasi pula di hadapan teman-teman di pusat,” pungkasnya.

(Ton)

Pos terkait