Cintai Lingkungan dengan Agens Hayati

Pengendalian penyakit pada umumnya menggunakan pestisida di samping harganya mahal juga telah menimbulkan dampak pencemaran lingkungan.

Gaya hidup (life style) dewasa ini yang dianut di berbagai negara adalah kembali ke alam (back to nature), tak terkecuali telah merambat dalam hal pengendalian penyakit pada tanaman manggis.

Pengendalian penyakit menggunakan agens hayati sudah diteliti dan dikembangkan sehingga terbukti efektif mengendalikan penyakit pada berbagai tanaman termasuk manggis tanpa merusak lingkungan.

Bacaan Lainnya

Di antara agens hayati yang dilakukan perbanyakannya pada PPHT (Penerapan Pengendalian Hama Terpadu) manggis di Agrowisata Manggis Nagari Muaro Bodi-Kecamatan IV Nagari-Kabupaten Sijunjung pada Kamis (08/07) adalah Trichoderma SP dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri).

Di lokasi agrowisata yang letaknya di Jalan Adinegoro 300 meter dari BPP Kecamatan IV Nagari ini, selaku narasumber Muhammad Oktarino serta Zulma Andriyanto memandu petani manggis tentang cara perbanyakan Trichoderma maupun PGPR.

Zulma Andriyanto atau Pak Aan mendemonstrasikan cara membuat PGPR : akar bambu yang telah direndam dengan air matang selama 2 hari direbus bersama air 20 liter, 400 gram gula enau, 200 gram terasi, 1 kg dedak, 1 sendok makan kapur sirih dan air kelapa 2 liter.

Setelah air mendidih, kemudian didinginkan dan dimasukkan ke dalam guci lalu ditutup rapat.

Tutup guci dibuka sekali sehari untuk mengaduk-aduk PGPR, jika dalam waktu 1 sampai 2 pekan sudah berbau masam dan berbusa maka PGPR sudah bisa digunakan.

Muhammad Oktarino atau Mak Itam menjelaskan mengenai tatacara perbanyakan trichoderma.

Pertama masukkan air kedalam dandang lalu panaskan kemudian masukkan beras yang telah dicuci dan ditiriskan terlebih dahulu.

Mengukus beras dilakukan sampai setengah matang (badatuih:bahasa Minang) lalu angkat dan dikering anginkan pada tempat yang steril.

Apabila beras setengah matang telah dingin maka diaduk-aduk dengan biang Trichoderma, selanjutnya adalah mendiamkan selama 7 hari.

Ketergantungan petani terhadap bahan-bahan kimia insektisida, fungisida, bakterisida harus segera ditinggalkan.

Begitu banyak potensi di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti bahan kimia tersebut.

(Gun)

Pos terkait