Bantah Din Syamsuddin Radikal, PD Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Solok: Fitnah yang Keji

Riki Chandra, Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Solok

Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menyesalkan aksi Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) yang menuding Din Syamsuddin sebagai sosok yang radikal.

Menurut Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Solok, Riki Chandra, tudingan radikal yang dialamatkan kepada Din Syamsuddin sangat tidak berdasar.

Selama ini, kata Riki, Din Syamsuddin dikenal sebagai sosok moderat yang sudah berkeliling dunia membicarakan perdamaian antar umat beragama.

Bacaan Lainnya

“Tidak hanya di Indonesia, ayahanda kami (Pak Din) sudah dikenal dunia sebagai sosok pemimpin toleransi. Tudingan radikal ini sangat mengada-ngada dan fitnah yang keji,” katanya didampingi Sekretaris PDPM Kabupaten Solok, Johari Anggi Saputra, Rabu (17/02/2021).

Banyak pihak menduga, Din Syamsuddin dilaporkan radikal karena sikapnya dalam mengkritik kinerja pemerintah.

“Kritik seorang ulama itu wajar. Kok dikaitkan dengan radikalisme. Penilaian itu dari mana,” katanya.

Atas dasar itu, PD Muhammadiyah Kabupaten Solok mendesak GAR ITB mencabut laporannya dan meminta maaf atas tuduhan tak berdasar itu kepada Din Syamsuddin.

“Beliau tokoh Muhammadiyah dan Muhammadiyah jelas moderatnya. Kami mendesak GAR ITB mencabut laporannya dan meminta maaf,” tegasnya.

Seperti diketahui, Din Syamsuddin dilaporkan GAR ITB ke KASN sebagai seorang yang radikal, anti-Pancasila dan anti-NKRI.

Atas laporan itu, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto yang akrab disapa Cak Nanto mendesak GAR ITB segera menunjukkan bukti otentik atas sanggahannya yang menyatakan bahwa mereka tidak menuding mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai radikal.

Cak Nanto mewanti-wanti agar GAR ITB tidak cuci tangan atas fitnah yang telah mereka lemparkan pada publik.

Sebab, kata Cak Nanto, fitnah yang mereka lemparkan tidak hanya membuat nada sumir terhadap pribadi Din Syamsuddin, tapi juga terhadap gerakan dakwah moderat Muhammadiyah yang telah membangun Indonesia lebih dari satu abad.

“Kalau dia tidak menyatakan radikal, ya maka seharusnya memberi somasi pada media-media yang memberitakan dong. Jangan sampai selalu mengaitkan seseorang, mereka membuat api terus kami disuruh siram. Jangan ganggu dakwah tenang kami, gitu loh kira-kira. Kami sudah melakukan prosedur model dakwah yang humanis, yang moderat gitu, jangan dipancing-pancing,” tegas Cak Nanto dikutip dari laman pemudamuhammadiyah.org.

Jika tidak segera ditanggapi dengan itikat baik, kata Cak Nanto, PP Pemuda Muhammadiyah akan membawanya ke jalur hukum.

“Kalau menganggap Pak Din itu radikal, maka kami dianggap juga radikal karena kami anak didiknya, kira-kira begitu. Ini tidak ada urusan dengan politik, ini urusan marwah kami, jadi kami berharap ada itikad baik dari orang-orang yang menuduh,” tegasnya.

Jika diabaikan, fitnah yang dilemparkan GAR ITB menurut Cak Nanto memiliki dampak destruktif bagi sejarah Muhammadiyah. Karena itu, Cak Nanto menegaskan akan mengawal kasus ini sampai tuntas.

“Padahal kami beruapa menjaga (kehidupan) kebangsaan ini bahwa mengkritisi, memberi masukan adalah bagian dari pola gerakan dakwah kami dan bagaimana kami memberikan manfaat pada setiap kehidupan karena ini jiwa kami, bukan untuk merusak kehidupan,” terang Cak Nanto. (Ha/Rls)

Pos terkait