Anak Dapat Hidayah Lewat Mimpi, Satu Keluarga Putuskan Masuk Islam

Hidayah bisa datang kepada siapa saja dengan cara masing-masing. Hidayah yang didapatkan seseorang dapat menuntun orang tersebut ke jalan yang benar. Hidayah dapat membuka hati seseorang untuk menerima Allah SWT dan lapang nya dada untuk meyakini kebenaran agama (Islam).

Dalam surah Al-An’aam ayat 125 Allah SWT berfirman “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..”

Allah berfirman “Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (az-Zumar: 22).

Bacaan Lainnya

Hidayah tidak dapat dibeli, tapi ini adalah nikmat Allah yang hanya dianugerahkan kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Seperti firman Allah SWT berikut ini:

“Sesungguhnya, kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (al-Qashash: 56).

Hidayah dari Allah sudah diterima satu keluarga di Kelurahan Parak Gadang Timur, Kecamatan Padang Timur Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan empat orang anak itu memantapkan keyakinan nya memeluk agama Islam (mualaf).

Adalah Melfian Indra Zega (25 tahun) putra pertama dari pasangan Melikana Zega (50tahun) dengan Filiriang Zai (47tahun) menceritakan keinginannya memeluk agama Islam berawal dari mimpi.

Sekitar tahun 2011, Indra bermimpi dikejar-kejar wanita dengan wajah mengerikan, saat berlari ke rumah ibadahnya waktu itu, mereka menutup pintu dan melarang ia masuk. Semua pintu tertutup dan ia tidak mendapat pertolongan. Akhirnya ia berlari ke teman-teman muslim dan mereka membacakan sebuah ayat dan ia ikuti ternyata Ayat Kursi, kemudian perempuan yang mengerikan tersebut terbakar.

Setelah itu ia bertanya arti mimpi tersebut kepada seorang guru agama, setelah mendapat penjelasan, maka ia memutuskan memeluk agama Islam dengan sembunyi-sembunyi dari keluarga.

“Sebenarnya keinginan untuk memeluk Islam sudah ada sejak saya masih duduk di bangku SD, setelah mengalami mimpi tersebut saya mantap untuk menjadi mualaf,” katanya.

Awalnya Indra menyembunyikan perpindahan keyakinan tersebut dari keluarga, dengan melihat tingkah laku nya yang sudah berubah dan membaik keluarga mulai mengetahui. Saat diketahui, sang ayah menentang keras sehingga membuat renggang hubungan Indra dan ayah nya.

Begitu juga dengan Filiriang Zai, ibunda dari Indra. Melihat tingkah laku anak ke dua nya yang juga telah memeluk Islam secara diam-diam dia kaget dan marah.

Filiriang Zai menjelaskan, sama sekali tidak mengetahui sang putra pertama memeluk Islam, justru ia dikagetkan saat memergoki putra keduanya Dian Putra Rahmad Zega sedang melakukan salat secara sembunyi-sembunyi.

Kejadian itu terjadi sekitar tahun 2015. Saat itu dia kaget dan marah, namun ia mencoba membujuk sang putra untuk kembali ke agama asal.

“Saya luluh ketika setiap hari saya lihat dia rajin beribadah serta tindak-tanduknya berubah menjadi tenang serta penyabar, kalau sebelumnya dia tukang bikin ribut,” ujarnya.

Akhirnya menurut Filiriang, ia sendiri yang pergi mengantarkan sang putra untuk mengucapkan sahadat di kantor KUA.

Disusul anak ke tiga nya Rina Krisnawati Zega (21 tahun). Ririn menceritakan dari dulu ia suka memakai hijab layaknya anak perempuan Muslim. Hijab yang dipakai asal-asalan dan sering dimarahi kedua abang nya yang telah dulu memeluk Islam.

“Karena saya pakai asal-asalan, kadang saya pakai jilbab namun dengan baju lengan pendek atau baju ketat, saya sering dimarahi abang, katanya kalau mau pakai jilbab yang benar, jangan bikin malu agama orang,” ucapnya.

Menggunakan hijab pun terus berlanjut sampai dia memasuki bangku kuliah, tak sedikit cemooh dan bulian yang dilontarkan ke dirinya oleh teman-teman nya. Sejak itu sebenarnya dia sudah ingin sekali memeluk Islam, namun Ririn masih takut lantaran kondisi sang ayah yang menderita penyakit stroke. Ia berfikir jika nanti sang ayah mengetahui tentang keinginannya berpindah keyakinan sang ayah akan bertambah sakit.

Akhirnya hidayah datang melalui mimpi. Ririn menceritakan pada tahun 2018 ia tiga kali mengalami mimpi sedang melakukan salat. Padahal selama hidup nya dia tidak mengetahui cara dan rukun salat itu seperti apa, sejak itulah ia memutuskan mengikuti jejak dua orang kakak laki-lakinya memeluk agama Islam.

Melihat Ririn memutuskan keyakinan memeluk Islam, kali ini kedua orang tua tidak menentang. Bahkan ibu nya sampai menangis melihat kondisi rumah dengan dua keyakinan yang berbeda. Filiriang sempat dilema melihat tingkah laku anak yang penyabar, lembut, dan taat beribadah namun sudah berbeda keyakinan.

“Saya sampai menangis melihat anak-anak saya berubah sopan, puasa, tiap subuh bangun salat. Sampai saya bertanya pada diri sendiri agama apa ini yang saya pakai,” katanya.

Setelah cukup lama berbeda pandangan dengan anak-anak, akhirnya beberapa bulan yang lalu menurut Filiriang, sang suami bertanya apakah sulit prosesnya untuk memeluk Islam, spontan kedua putranya menjawab tidak. Maka pada Rabu (16/12/2020), Sang Ayah, Ibu dan putri bungsu mereka Dewi Febrianti Zega (18 tahun) mengucapkan dua kalimat sahadat di Kantor KUA Padang Timur.

Camat Padang Timur Ances Kurniawan mengaku kaget dan gembira mendapatkan kabar satu keluarga ada enam orang telah hijrah memeluk Islam. Mendengar kabar bahagia tersebut masyarakat sekitar yang mayoritas muslim berbondang-bondong melihat dan memberikan motivasi untuk memberikan kekuatan iman. Selain itu juga banyak bantuan yang berdatangan kepada keluarga tersebut yang baru memeluk Islam.

“Semoga keluarga tetap berpegang teguh pada agama yang telah diyakini tanpa adanya paksaan, semoga istiqamah, dan meminta kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama di lingkungan tempat tinggal untuk dapat membantu membimbing saudara kita ini,” tuturnya.

Ia juga akan mengupayakan bantuan berupa buku-buku agama dan tuntunan Shalat dan ibadah guna lebih memantapkan keimanan dan ketaqwaan.

“Silakan datang dan melakukan ibadah di Masjid yang ada di lingkungan ini, yang penting niatkan dulu untuk beribadah nanti akan dituntun oleh ustadz maupun tokoh agama di sana,” ujar Ances didampingi Lurah Parak Gadang Timur Miftah El Rasyid.

Ia juga meminta kepada Lurah untuk membantu menguruskan administrasi kependudukan seperti perubahan data maupun hal lainnya, serta segera dimasukan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa mendapat bantuan.

Dalam kesempatan tersebut juga hadir Owner Topsumbar, Siti Rahmadani Hanifah memberikan bantuan paket sembako dan uang tunai. Siti Rahmadani Hanifah mengungkapkan rasa bahagia nya melihat langsung keluarga yang baru saja memeluk Islam.

“Alhamdulillah kita baru saja bersilaturahmi dengan saudara baru kita. Kisah nya sangat menginspirasi sekali, satu keluarga mendapat hidayah dan mantap memilih Islam,” katanya.

Siti Rahmadani Hanifah menambahkan bahwa kunjungan mengantarkan bantuan kepada keluarga ibu Filiriang Zai masih dalam rangka HUT Topsumbar dan agenda program Topsumbar Peduli.

“Topsumbar Peduli ini membantu dan merangkul sesama kita untuk mendapatkan pertolongan. Tidak hanya bantuan materi yang bisa kita berikan apapun bentuknya sebisa kita menolong kita carikan solusinya,” ungkap Siti Rahmadani Hanifah yang juga menjadi Pemimpin Redaksi Topsumbar.

(Ha)

Pos terkait