TOPSUMBAR – Penyebaran HIV/AIDS di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menjadi perhatian publik pasca terungkapnya 22 warga tertular penyakit tersebut sepanjang tahun 2024.
Bahkan, satu orang dikabarkan meninggal dunia akibat infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kota Sawahlunto, dr. Ranu Verra, membenarkan adanya kasus tersebut.
“Memang ada 22 warga yang terinfeksi HIV/AIDS, namun semuanya sudah dalam penanganan dan perawatan,” ujarnya dikutip dari Jurnal Sumbar, Senin (17/2/2025).
Menurutnya, saat ini yang harus dilakukan adalah upaya untuk pencegahan guna menekan penyebaran virus tersebut.
Namun, Ranu Verra mengungkapkan bahwa proses pencegahan ini terkendala dengan banyaknya pengidap yang masih enggan untuk melakukan skrining.
“Yang menjadi tantangan adalah skrining, karena banyak yang enggan diperiksa. Padahal, deteksi dini sangat diperlukan untuk mencegah penularan lebih luas,” katanya.
Senada dengan pernyataan Kepala DKP2KB, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, Asrul, S.KM., juga membenarkan adanya puluhan kasus HIV/AIDS di daerah itu.
“Penyebaran virus ini memang mengkhawatirkan, tetapi dengan pengobatan yang tepat, pengidap HIV bisa menjalani hidup normal,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4, yang berperan dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, virus ini akan terus melemahkan daya tahan tubuh hingga memasuki tahap AIDS.
“Ketika jumlah sel CD4 turun drastis, pengidapnya menjadi sangat rentan terhadap infeksi oportunistik seperti tuberkulosis dan kandidiasis,” jelasnya.
Selain faktor medis, penyebaran HIV/AIDS juga diperparah oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit tersebut.
“Misinformasi tentang cara penularan dan pencegahan masih tinggi. Ini yang membuat banyak orang enggan mencari informasi atau pengobatan lebih awal,” tambah Asrul.
Menurutnya, HIV ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI. Penularan bisa terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, serta dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan jika tidak mendapat pengobatan yang tepat.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sawahlunto, Dr. Dedi Wandra, S.Ag., M.A., menilai kasus ini harus segera ditangani bersama.
“Perlu diskusi lintas sektor, termasuk melibatkan tokoh adat dan masyarakat dalam upaya pencegahan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Sawahlunto, Ir. H. Dahler Djamaris Datuak Pangulu Sati, M.Sc.
“Kita tidak bisa diam saja. Semua pihak harus bergerak agar penyebaran HIV/AIDS tidak semakin meluas,” tegasnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Sawahlunto, Fauzan Hasan, S.STP., M.Si., memastikan akan menindaklanjuti laporan tersebut.
“Saya akan cek langsung ke OPD terkait,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.
(ROL)
Dapatkan update berita terbaru dari Topsumbar. Mari bergabung di Facebook Topsumbar News Update, caranya klik link https://facebook.com/updatetopmedia kemudian ikuti. Anda harus instal aplikasi Facebook terlebih dulu di ponsel