25 Nagari di Dharmasraya Dapat Lapor Merah Terkait Realisasi PBB Tahun 2022

Deretan wali nagari di Kabupaten Dharmasraya usai dilantik oleh Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan pada pemilihan wali nagari serentak tahun 2022, di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya, Pulau Punjung, Kamis (8/12/2022) lalu.

Dharmasraya | Topsumbar – Sejumlah nagari di Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat kali ini mendapat sorotan serius terkait realisasi PBB pedesaan di tahun 2022 yang dinilai rendah, hal ini berimbas langsung pada defisit pendapatan asli daerah di Kabupaten Dharmasraya yang dikenal sebagai penghasil kelapa sawit dan karet.

Hal tersebut juga dipaparkan langsung oleh Kepala Bidang Pendapatan PBB dan BPHTB, Fajar Robi Yunika kepada Topsumbar dari di ruang kerjanya, Rabu (01/03/2023). Disampaikan, ada 25 nagari yang masuk garis merah dengan realisasi PBB pedesaan di bawah 60 persen pada tahun 2022.

Ke 25 nagari tersebut yakni :
1. Nagari IV Koto Pulau Punjung, Target 155.608,253, realisasi 38,726,317, hanya 25 Persen.
2. Nagari Ampang Kuranji, target 79,189,874 realisasi 20,678,073 hanya 26 persen.
3. Nagari Alahan Nan Tigo, target 22,956,562 realisasi 6,144,931 hanya 27 persen.
4. Nagari Sungai Kambuik, target 238,275,240 realisasi 63,782,056 hanya 27 persen.
5. Nagari Gunung Medan, target 90,865,859 realisasi 26,372,527 hanya 29 persen.
6. Nagari Koto Padang, target 65,214,914 realisasi 20,585,801 hanya 32 persen.
7. Nagari Padukuan, target 57,896,188 realisasi 18,675,011 hanya 32 persen.
8. Nagari Sungai Dareh, target 143,230,843 realisasi 47,446,025 hanya 33 persen.
9. Nagari Taratak Tinggi, target 117,099,118 realisasi 40,244,171 hanya 34 persen.
10. Nagari Koto Baru, target 208,006,110 realisasi 72,041,084 hanya 35 persen.
11. Nagari Gunung Selasih, target 69,653,435 realisasi 24,717,628 hanya 35 persen.
12. Nagari Ampalu, target 39,163,489 realisasi 14,743,348 hanya 38 persen.
13. Nagari Sikabau, target 109,358,849 realisasi 44,048,553 hanya 40 persen.
14. Nagari Koto Salak, target 44,890,420 realisasi 19,119,506 hanya 43 persen.
15. Nagari Koto Gadang, target 89,660,463 realisasi 43,238,130 hanya 48 persen.
16. Nagari Koto Besar, target 49,177,233 realisasi 24,090,302 hanya 49 persen.
17. Nagari Koto Laweh, target 78,891,274 realisasi 38,983,935 hanya 49 persen.
18. Nagari Timpeh, target 109,804,061 realisasi 54,866,402 hanya 50 persen.
19. Nagari Ranah Palabi, target 78,286,975 realisasi 38,983,935 hanya 50 persen.
20. Nagari Abai Siat, target 55,985,220 realisasi 28,094,889 hanya 50 persen.
21. Nagari Koto Beringin, target 70,985,341 realisasi 36,661,112 hanya 52 persen.
22. Nagari Sitiung, target 105,405,806 realisasi 59,421,099 hanya 56 persen.
23. Nagari Tebing Tinggi, target 55,588,273 realisasi 31,397,668 hanya 56 persen.
24. Nagari Panyubarangan, target 52,587,254 realisasi 29,898,344 hanya 57 persen.
25. Nagari Tanjung Alam, target 17,855,861 realisasi 10,624,084 hanya 59 persen.

Bacaan Lainnya

Selain itu juga ada 19 nagari yang realisasi PBB pedesaan tahun yang sama dengan persentase dari 60 sampai 90 persen yakni;
1. Nagari Sungai Duo
2. Kurnia Selatan
3. Siguntur
4. Tabek
5. Muaro Sopan
6. Sipangkur
7. Tiumang
8. Koto Tinggi
9. Bonjol
10. Sungai Rumbai Timur
11. Banai
12. Kurnia Koto Salak
13. Sialang Gaung
14. Sungai Langkok
15. Pulau Mainan
16. Sopan Jaya
17. Sungai Rumbai
18. Silago
19. Batu Rijal.

Sedangkan ada delapan nagari berhasil masuk garis hijau dengan realisasi di atas 90 persen yakni :
1. Nagari Simalidu, target 33,078,457 realisasi 30,867,345 dengan 93 persen.
2. Nagari Sungai Limau, target 16,772,910 realisasi 16,357,935 dengan 98 persen.
3. Nagari Koto Ranah, target 62,158,249 realisasi 61,845,499 dengan 99 persen.
4. Nagari Sinamar, target 13,680,030 realisasi 13,702,270 dengan 100 persen.
5. Nagari Lubuk Karak, target 9,697,433 realisasi 9,717,433 dengan 100 persen.
6. Nagari Padang Laweh, target 81,165,735 realisasi 81,860,713 dengan 101 persen.
7. Nagari Lubuk Besar, target 1,764,998 realisasi 1,784,998 dengan 101 persen.
8. Nagari Koto Nan IV Dibawuah, target 37,117,494 realisasi 37,813,057 dengan 102 persen.

Dikutib dari Pajak.com Sumber pendapatan negara untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional, salah satunya adalah pajak. Tidak hanya karena kontribusinya yang tinggi bagi pemerintah dan pembangunan, tetapi pajak juga bisa menjadi instrumen fiskal yang efektif dalam mengarahkan perekonomian di Indonesia.

Melakukan pembayaran pajak adalah kewajiban seluruh warga negara, diantaranya pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, serta jenis pajak lainnya yang sudah diatur pemerintah.

(Yanti)

Pos terkait