BPP Kecamatan IV Nagari Sosialisasikan TOGA Melalui Radio

Sijunjung I Topsumbar – Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan IV Nagari sosialisasikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Lansek Manih 93,6 FM di Muaro Sijunjung pada Kamis (19/1).

Dikemas melalui dialog interaktif yang dipandu oleh host kenamaan “Mak Itam”, program Info Tani ini menghadirkan Koordinator BPP Kecamatan IV Nagari Adpi Gunawan, SST sebagai narasumber.

Acara yang ini berlangsung selama 2 x 60 menit yang dimulai pada pukul 09.00 hingga 11.00 Wib diselingi dengan lagu-lagu hits dari penyanyi tanah air.

Bacaan Lainnya

“Pada bulan Oktober 2022 yang lalu kita dikagetkan oleh berita besar tentang gagal ginjal akut pada anak yang dimuat pada media cetak, media elektronik dan media online” demikian narasumber mengawali sosialisasinya.

“Sebagai masyarakat sekaligus orang tua, kita tentu sangat prihatin dan was-was setelah mengetahui pemicunya (diduga) adalah kandungan Etilen Glikol (EG) melebihi ambang batas pada obat sirup” lanjut narasumber.

“Jauh sebelum penemuan gagal ginjal akut ini, patut juga kita cermati bahwa kita memang betapa sangat mudahnya dalam mengkonsumsi obat-obatan pabrik” ujar narasumber meneruskan.

Selanjutnya disampaikan mengenai TOGA sebagai berikut oleh narasumber “Ada baiknya kita ingat kembali pelajaran di sekolah dulu, bahwa masuknya bangsa Eropa ke negeri kita adalah karena rempah”.

“Datangnya Portugis pada tahun 1512 ke Maluku dipimpin Alfonso de Albuquerque disusul Spanyol pada 7 April 1521 adalah mencari rempah”.

“Selanjutnya Belanda pada April 1595 dipimpin Cornelis de Houtman kemudian Inggris tak mau ketinggalan pada 1602 juga masuk ke Nusantara juga karena rempah-rempah dan bahan obat”.

“Saking pentingnya rempah bagi bangsa Eropa, sesama mereka pun saling berkonflik, bahkan dengan kita pun mereka berkonflik hingga berperang berabad-abad lamanya”.

“Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan luhur maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya, demikian tertuang dalam konstitusi kita. Selanjutnya pemerintah di zaman kemerdekaan melalui Kementerian Pertanian memandang sangat penting rempah dan obat tradisional ini. sehingga membentuk sebuah kelembagaan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) di Bogor kantornya”.

“Di wilayah Pulau Sumatera, tepatnya Sumatera Barat dibentuk pula unit kerja dari Balittro tersebut. namanya KP Laing di Solok. KP itu adalah singkatan daripada Kebun Percobaan.

“Pemerintah daerah Propinsi Sumatera Barat pun membentuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan nama Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, di Bandar Buat, Padang kantornya.

“Sedari kecil sebagian kita masih ingat barangkali kebiasaan orang tua-tua kita, jika demam diberi minum air kelapa muda”.

“Ada pula bila demam diberi anaknya minum air daun kapuk yang diperas, bila sakit perut biasanya diolesi bawang merah yang telah dilumasi dengan sedikit minyak tanah”.

“Kemudian kita ingat juga, jika demam biasanya ibu kita mengambil “kain silungkang” dari kemudian merendamnya dengan air termos lalu dikompreskan ke kening kita hingga panas turun dan kita pun terlelap”.

“Kalau batuk biasanya ibu memberi kita perasan jeruk nipis dicampur sedikit air hangat lalu diminumkan. Demikian pula penampilan kesenian tradisional Selawat Dulang, apalagi tayang secara live di LPPL Radio Lansek Manih, sebelum tampil biasanya tukang selawat makan tebu terlebih dahulu dan disaat tampil hidangannya adalah minuman teh telur ayam kampung”.

“Ada baiknya jika kebiasaan lokal (local wisdom) yang telah turun temurun ini dibudayakan kembali”.

“Saking pentingnya pengobatan tradisional, bahkan Menteri Kesehatan juga telah menerbitkan Kepmenkes Nomor: 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional”.

“Kami sendiri pun sudah dua kali menjadi narasumber pada Sosialisasi Tanaman Obat Tradisional (Battra) di Puskesmas pada 2018, tapi sekarang tak pernah lagi”.

“Dulu, sekolah-sekolah berperan aktif membuat apotek hidup di pekarangan sekolah. Dasa Wisma, dulu pun diberdayakan dengan pembuatan TOGA, ada pula tim penilainya”.

“Belum terlambat, sudah saatnya lah kita galakkan kembali pemanfaatan potensi pekarangan dan lahan dengan aneka tanaman rempah dan obat”.

Bagaimana Pangan Kita?

“Disamping obat, patut juga kiranya kita koreksi pola makan dan pola jajan. Semasa kecil kita mudah sekali menemukan lapek, pinukuik, mangkuak, onde-onde, kacang rebus, pisang rebus dan jagung rebus”.

“Sekarang mie rebus yang mudah kita temukan, betapa mudahnya pangan instant kita temukan sehari-hari. Di negara Korea Selatan dan Singapura malahan salahsatu merk mie instant produksi negara kita tidak boleh dimakan disana dan pemerintahnya melarang untuk dijual”.

“Belum terlambat, sekaranglah saatnya kita memanfaatkan pekarangan dan lahan kita dengan aneka tanaman organik lokal”.

“Terakhir mari kita evaluasi makanan kita, sudahkah beragam, bergizi seimbang dan aman (food safety) ?”.

TOGA

“Kementerian Pertanian telah menerbitkan Permentan Nomor 57/2012 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Obat yang Baik (Good Agriculture Practice for Medicinal Crops)”.

ANEKA JENIS TOGA

“Kementerian Pertanian sebagaimana Kepmentan Nomor 104/2020 tentang Tanaman Binaan Kementerian menyebutkan sebanyak 66 jenis tanaman obat, sebagaimana berikut:
1. Akar kucing
2. Artemisia
3. Bakung
4. Bangle
5. Bawang Sabrang
6. Beluntas
7. Bidara laut
8. Brotowali
9. Buah merah
10. Cincau
11. Dlingo
12. Dihapus (dibatalkan)
13. Jahe
14. Jamur Ling Zhi
15. Jati Belanda
16. Jawer kotok
17. Jeruk klingkit
18. Jeruk nipis
19. Johar
20. Jojoba
21. Kapulaga
22. Kecubung
23. Kemangi
24. Kemrunggi
25. Kencur
26. Kepet
27. Kunyit
28. Kuwalot
29. Lavender
30. Lempuyang pahit
31. Lempuyang wangi
32. Lengkuas
33. Lidah buaya
34. Mahkota dewa
35. Mangkokan
36. Mangkudu
37. Nenas kerang
38. Paliasa
39. Pasmau
40. Patah tulang
41. Pegagan
42. Pulepandak
43. Purwoceng
44. Salam
45. Sambiloto
46. Sanrego
47. Selasih
48. Sembung
49. Sengugu
50. Sereh
51. Sirih
52. Tapkliman
53. Tempuyung
54. Temu giring
55. Temu ireng
56. Temu kunci
57. Temu wiyang
58. Temulawak
59. Temumangga
60. Temu putih
61. Tribulus
62. Tribulus
63. Daun Ungu
64. Wujaya kusuma
65. Zodia
66. Kratom

BUDIDAYA TOGA

“Pemanfaatan pekarangan dibagi 3” :
1. Bagian depan untuk tanaman hias (bunga-bungaan)
2. Bagian belakang rumah untuk dapur hidup
3. Bagian sisi kanan dan sisi kiri untuk tanaman obat

MANFAAT TOGA

“Dikutip dari laman yankes.go.id
1. Betadin (obat luka)
2. Kunyit (meningkatkan daya tahan tubuh)
3. Jahe (melancarkan peredaran darah)
4. Jeruk nipis (obat batuk)
5. Sirih (menyembuhkan hidung berdarah)
6. Salam (menurunkan kadar asam urat).

 

(AG)

Pos terkait