Kandang Tottenham Rasa Korea

Catatan: Taufiq Lamsuhur

Pertandingan sore 20 Agustus 2022 menjadi pertandingan ketiga bagi Tottenham Hotspur, tim besutan Antonio Conte dalam edisi premiere league 2022/23.

Sejauh ini Tottenham atau yang lebih sering disebut Spurs telah mengantongi 7 poin dari 2 hasil kemenangan dan 1 kali imbang.

Bacaan Lainnya

Dua kemenangan diperoleh dari tim Southampton (4-1) dan Wolverhampton Wanderers atau yang berjuluk Wolves (1-0). Sementara hasil imbang diperoleh saat melawan salah satu tim kandidat kuat juara kompetisi, Chelsea (2-2).

Mungkin tidak banyak orang yang berkesempatan menonton langsung pertandingan Spurs dikandangnya yakni di Tottenham Hotspur Stadion atau saat Spur bertanding tandang atau away.

Sejak tahun 2016, Spurs mulai disebut-sebut oleh banyak orang bagaikan Tim Inggris rasa Korea, tepatnya sejak tim ini mendatangkan salah satu bintang sepakbola asal Korea (baca Korea Selatan), Heung Min Son.

Seiring dengan cemerlangnya karir pemain ini yang akrab dipanggil Son, perlahan-lahan Son menjadi salah satu pemain idola di Spurs dan ketenaran Son juga menjadi magnet tersendiri untuk menarik para warga negara Korea ikut menyaksikan berbagai pertandingan yang melibatkan Spurs saat bertanding home dan away.

Tidak hanya warga negara Korea yang tinggal di Inggris yang bersemangat menyaksikan Son di lapangan hijau, tetapi keberadaan Son juga menarik para wisatawan Korea ke Inggris.

Tidak lengkap jika kunjungan ke Inggris juga dikaitkan dengan menyaksikan aksi-aksi Son saat merumput di Premiere League, kasta tertinggi sepakbola Inggris.

Dalam kesempatan berkunjung ke London, penulis menyempatkan diri untuk menonton secara langsung pertandingan antara Tottenham Hotspur vs Wolverhampton Wanderers yang berlangsung pada sesi pertama Premiere Leagues, yakni pukul 12.30 waktu setempat.

Tahap awal adalah mencari ticket. Rupanya hal ini tidaklah mudah karena dalam situs resmi Spurs tiket telah sold-out atau ludes dalam 1 minggu terakhir.

Untuk mendapatkan tiket para pecinta bola harus bergerilya di situs-situs online yang sebenarnya menjual (kembali) tiket-tiket pertandingan.

Akhirnya, diperolehlah 4 ticket pertandingan dari situs fanpass dengan pilihan yang tersedia hanyalah tiket-tiket mahal. Penulis sendiri memilih tiket yang harganya hampir 170 poundsterling/orang atau sekitar 3 jutaan rupiah.

Bagi orang-orang Inggris, terutama yang fans berat bola biasanya harga tiket diakalin dengan menjadi anggota fansclub dan membeli tiket terusan untuk 1 tahun musim.

Berikutnya, perjalanan menuju stadion dan mencari tempat duduk sesuai yang tertera di tiket. Bayangan bahwa stadion Spurs ini berada di sebuah daerah yang luas dan lapang rupanya tidaklah demikian.

Meskipun stadion Spurs berdiri megah, kenyataannya stadion ini berada di tengah-tengah perumahan masyarakat setempat dan bahkan banyak juga terdapat gudang-gudang besar di sekitar stadion.

Untuk dapat menikmati suasana stadion dan persiapan pertandingan seyogyanya perlu diancar-ancar waktu 2 jam telah mendekati daerah stadion. Kawasan stadion dengan cepat akan padat dan macet menjelang pertandingan.

Saat melintas di jalan utama menuju stadion, terlihat para penonton telah mulai bergerombol menuju stadion dari jarak 3-4 km sebelum stadion. Banyak para penonton yang memarkir kendaraan mereka cukup jauh dari stadion untuk menghindari macet saat menuju dan keluar dari kawasan stadion.

Bahkan telah menjadi kebiasaan juga para supporter datang lebih awal dan minum-minum dulu di bar yang banyak terdapat di sepanjang jalan menuju stadion.

Saat mendekati stadion 1 jam sebelum pertandingan, semakin terlihat ramainya para penonton. Mereka secara teratur menuju gerbang yang telah ada di tiket dan terlihat 5 orang petugas di setiap gate dan 1-2 orang yang sifatnya hanya mengawasi.

Para petugas lalu menggunakan mesin scanner untuk memeriksa tiket para penonton, baik tiket yang telah dicetak mandiri (print-out) maupun tiket yg dalam bentuk pdf atau yang telah ada di handphone masing-masing.

Pada tahap berikutnya para penonton melewati mesin scanner otomatis dengan menempelkan sendiri tiket masing-masing. Selanjutnya penonton akan bergerak ke kursi masing-masing yang telah tertera di tiket masing-masing, yang antara lain memuat nomor gate, nomor lajur duduk dan nomor kursi.

Segmen tempat duduk dekat VVIP adalah kursi yang harganya paling mahal karena dari daerah sini para penonton bisa mendekat ke arah lorong pemain yang keluar menuju lapangan.

Sore itu, seperti biasa para penonton di dekat wilayah VVIP berdesakan mencari posisi yang tepat untuk melihat pemain idola mereka dan uniknya rupanya yang banyak mempersiapkan diri adalah orang-orang Korea yang ingin melihat langsung Heung Min Son.

Para supporter Korea ini umumnya menggunakan jersey bernomor 7, nomor yang sama yang dipakai Son.

Observasi penulis diperkirakan terdapat sekitar 1.000 warga korea yang ikut ke stadion sore itu. Mereka berteriak histeris saat nama Son disebutkan dalam line-up oleh announcer dan semakin histeris saat Son keluar dari lorong pemain dan mulai melakukan per pemanasan.

Begitu pula saat pertandingan, setiap Son mendapatkan atau menggiring bola teriakan supporter Korea mendominasi suasana stadion.

Wajar Son saat ini menjadi idola orang Korea. Prestasinya sangat mentereng di Eropa.

Didatangkan Spurs pada tahun 2015 dari Leverkusen, Son menciptakan gol spektakuler pada musim 2019/20 ke gawang Burnley dan mendapatkan anugrah FIFA Puskas Award atas gol tersebut.

Selalu stabil di setiap musim adalah ciri khasnya Son. Musim lalu, Son mencetak 23 goal di Premiere League dan berhak mendapatkan golden boot bersama Mo Salah.

Son menjadi pesepakbola Asia pertama yang mencapai prestasi ini, menjadi top scorer di kasta sepakbola tertinggi dunia. Hanya Hakan Sukur (Turki) dan Ali Dei (Iran) yang mendekati prestasi Son.

Pertandingan dimulai tepat pukul 12.30 dan Spurs berhasil menang 1-0 atas Wolves. Sore itu, Son tidak begitu bagus mainnya dan ditarik Conte pada menit 76 dan digantikan Richarlison.

Sebenarnya dari kubu Spurs juga terdapat pemain asal Korea yakni Hee-Chan Hwang (26 tahun) yang masuk ke lapangan hijau pada menit ke-81, namun tidak terdengar adanya teriakan atau dukungan penonton Korea kepada yang bersangkutan sepanjang sisa pertandingan.

Selesai pertandingan para penonton dengan tenang dan tertib perlahan meninggalkan stadion. Perlu berjalan kaki sekitar 2-3 km keluar kawasan stadion dan kompleks perumahan untuk terlepas dari kemacetan dan kemudahan mendapatkan transportasi publik.

Sore itu kemacetan sangat terasa karena orang-orang pada menggunakan kendaraan pribadi ke stadion karena adanya pemogokan operator kereta dan bus di London.

Statistik menyebutkan jumlah penonton pada pertandingan sebanyak 61.298 orang dari total kapasitas kursi 65.000 dan memang di dalam stadion terlihat hampir semua kursi terokupasi.

Rupanya untuk membangun sebuah klub hingga menjadi besar diperlukan berbagai dukungan, mulai dari masyarakat setempat dan squad pemain, tim manajemen, sponsor dan tentunya iklim kompetisi yang sehat.

Semoga pada saatnya akan ada pemain Indonesia yang mampu bersaing di Premiere League sehingga mampu menjadi ikon promosi negara di setiap detik pertandingan yang dilakoni.

Penulis Taufiq Lamsuhur adalah Pemerhati Isu-Isu Polugri dan Diplomat Indonesia di Warsawa, Polandia.

Pos terkait