Pimpinan Pondok Modern Gontor Akan Kunjungi Perguruan Thawalib Padang Panjang

Padang Panjang | Topsumbar – Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, K.H. Prof.Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA beserta rombongan dijadwalkan mengunjungi Perguruan Thawalib Padang Panjang pada Selasa, 2 Agustus 2022.

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melakukan napak tilas pendidikan K.H. Imam Zarkasyi salah seorang pendiri Pondok Modern Darussalan yang belajar di Perguruan Thawalib pada tahun 1930 an.

Rencana kunjungan napak tilas Kiyai Amal Fathullah Zarkasyi yang merupakan salah seorang putra dari Kiyai Imam Zarkasyi disampaikan Sekretaris Umum Yayasan Thawalib Irwan Natsir, Sabtu (30/7/2022) di Padang Panjang.

Bacaan Lainnya

“Yayasan Thawalib telah menerima informasi pemberitahuan atas kunjunan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor bersama rombongan ke Perguruan Thawalib,” kata Irwan Natsir dalam keterangan tertulis diterima Topsumbar.co.id.

Rencana kegiatan napak tilas pendidikan Kiyai Imam Zarkasyi di Perguruan Thawalib disampaikan dalam surat yang diterima Yayasan Thawalib dari Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam. Kemudian juga diperkuat pula dengan surat yang disampaikan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Cabang Sumatera Barat yang diketuai Prof. Dr. H. Eka Putra Wirman, MA dan sekretaris Ikhwan Azmi, M.Pd.E.

Menurut Irwan Natsir, kunjunan resmi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor ke Perguruan Thawalib untuk kali ini terbilang istimewa. Sebab, kunjunan tersebut selain Prof. Amal Fathullah Zarkasyi, juga ada empat belas orang rombongan yang ikut dalam kunjungan tersebut.

“Alhamdulillah rencana kedatangan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor terbilang istimewa karena juga diikuti oleh empat belas orang lainnya,”ujarnya.

Mengenai kegiatan napak tilas pendidikan Kiyai Imam Zarkasyi di Perguruan Thawalib, kata Irwan Natsir merupakan suatu kegiatan yang disambut baik.

Hal ini tentu tidak terlepas bahwa trimurti pendiri Gontor yakni Kiyai Imam Zarkasyi pada tahun 1930 an belajar di Perguruan Thawalib yang pada saat itu dipimpin oleh Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim mengantikan Syekh Abdul Karim Amrullah (ayah dari Buya Hamka).

Pada tahun 1930 an, setelah terjadi gempa dahsyat Padang Panjang pada tahun 1926, Sumatera Thawalib demikian nama sebelumnya dari Perguruan Thawalib pindah lokasi pendidikan yang berawal di surau Jembatan Besi karena bangunan hancur terkena gempa.

Pada masa kepemimpinan Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim yang merupakan salah seorang murid terbaik dari Syekh Abdul Karim Amrulla, Sumatera Thawalib berkembang pesat dan memiliki murid yang banyak dari beragai daerah di seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

“Pada tahun 1930 an tersebut Kiyai Imam Zarkasyi yang datang dari Gontor Jawa Timur belajar di Sumatera Thawalib selama dua tahun. Beliau sebelum masuk Sumatera Thawalib telah belajar di berbagai pesantren di Jawa Timur dan Solo,” jelas Irwan Natsir.

Dikatakan Irwan Natsir, bagi Perguruan Thawalib sendiri, sosok Kiyai Imam Zarkasyi djiadikan salah satu murid lulusan Thawalib yang ditulis lengkap profilnya dalam buku sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang yang diterbitkan pada tahun 2021 lalu.

“Profil kiyai Imam Zarkasyi salah seorang murid Perguruan Thawalib yang ditulis dalam buku sejarah Perguruan Thawalib,”ujarnya.

Dengan adanya kegiatan napak tilas yang dipimpin langsung oleh Prof. Amal Fathullah Zarkasyi di Perguruan Thawalib semakin meneguhkan bagaimana hubungan emosional Perguruan Thawalib dengan Pondok Modern Darussalam Gontor selama ini.

Kegiatan napak tilas tersebut juga sebelumnya dilakukan oleh alumni Pondok Modern Darussalam tahun 1992 dengan dipimpin oleh Prof.Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA pada 26 Juni 2022 lalu.

“Ratusan alumni Gontor melakukan napak tilas pendidikan Kiyai Imam Zarkasyi di Perguruan Thawalib pada 26 Juni lalu yang dipimpin langsung oleh putra Kiyai Zainudin Fananie yang juga salah seorang trimuti pendiri Gontor yakni Prof. Husnan Bey Fananie. Alhamdulillah kegiatan napak tilas yang dilakukan berlangsung khidmat,” pungkas Irwan Natsir.

(AL)

Pos terkait