Wagub Sumbar Dukung Kelanjutan Pembangunan Museum Saintifik Sejarah Alam Bawah Tanah Bukittinggi

Kota Bukittinggi sudah lama terkenal sebagai destinasi wisata di Sumatera Barat. Luasnya hanya 25,24 km persegi, namun kota dengan ekonomi terbesar kedua di Sumbar ini kaya nilai historis, dikelilingi alam yang Indah, serta bangunan-bangunan lawas yang iconic, seperti Jam Gadang dan Lobang Jepang.

Menjadi perhatian bagi Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, ia menyampaikan dukungannya pada inisiatif Pemerintah Kota Bukittinggi untuk kembali melanjutkan pembangunan Museum Saintifik Sejarah Alam Bawah Tanah (Mussabata) dalam pertemuannya dengan Walikota Bukittinggi, Eman Safar beserta jajaran, jelang berbuka puasa, Sabtu (23/4).

“Museum ini (Mussabata) jika dibangun dengan desain modern, bisa menjadi iconic building di Bukittinggi,” ujar Audy menyampaikan dukungan.

Bacaan Lainnya

Menurut Audy, disamping wisata alam, keberadaan bangunan-bangunan iconic merupakan salah satu daya tarik pariwisata yang perlu diperbanyak. Baik bangunan yang bersifat historis monumental, maupun futuristik. Pembangunan Mussabata di Bukittinggi dan Auditorium Equator di Pasaman misalnya, kelak bisa menjadi pilihan wisata edukasi di Sumatera. Oleh karena itu ia mengatakan, Pemprov Sumbar akan mendukung secara penuh, baik dari segi pembiayaan melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK), maupun upaya follow up di tingkat pusat.

“Bukittinggi sebagai kota wisata sangat cocok dan bagus membangun hal semacam ini. Semakin banyak iconic building makin banyak pilihan objek wisata, pemerintah provinsi bisa membantu pembiayaan lewat BKK di tahun 2023 nanti, demikian juga dengan follow up yang perlu dilakukan ke kementrian-kementrian terkait,” lanjutnya.

Sementara itu, Walikota Bukittinggi, Erman Safar mengatakan, jika sudah selesai dibangun, Mussabata Bukittinggi akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di Pulau Sumatera. Selain itu, Mussabata juga dapat dipastikan mampu meningkatkan kunjungan wisata, utamanya di sektor edukasi.

“Dari segi kesiapannya sebenarnya sudah ready untuk dibangun di tahun 2023. DED sudah rampung, koleksi untuk dipamerkan sudah ada. Dan juga kalau dibangun, ini adalah satu-satunya untuk kategori museum alam bawah tanah di Pulau Sumatera,” terang Erman Safar.

Di samping itu, untuk pengelolaan maupun penambahan koleksi museum nantinya, ia mengaku pihaknya sudah melakukan kerjasama dan studi dengan Museum Geologi di Bandung.

Mendukung pernyataan Walikota, Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Martias Wanto mengatakan, rencana melanjutkan pembangunan museum saintifik sejarah alam bawah tanah sudah sesuai denganl visi dan misi Kota Bukittinggi.

“Kita juga sudah kembali menjalin komunikasi dengan jaringan-jaringan terkait rencana melanjutkan pembangunan museum ini,” ungkapnya memaparkan.

Sementara berkaitan dengan pariwisata, Martias Wanto optimis dapat mendongkrak kunjungan pariwisata Bukittinggi. Hal tersebut menurutnya sudah dibuktikan dengan tingginya animo kunjungan pada saat pameran uji coba.

“Saat dilakukan uji coba, jumlah kunjungan mencapai 2000 orang per hari. Maka dari itu kami optimis untuk mengusulkan agar pembangunan museum kembali dilanjutkan ke pemerintah provinsi melalui Bapak wakil gubernur. Harapan kami hal ini dapat menjadi prioritas di tahun 2023 untuk kota Bukittinggi,” pungkasnya.

(Ha/red)

Pos terkait