Prospek Tanam Kedelai

Sijunjung | Top Sumbar – “Perubahan iklim telah mempengaruhi suhu, cuaca, hama, dan penyakit pada berbagai jenis tanaman pangan” demikian disampaikan Kepala BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr saat menjadi pembicara pada acara MSPP (Mentan Sapa Petani dan Penyuluh) bertemakan Prospek Tanam Kedelai pada Jumat (11/3).

Akibat lainnya yang ditimbulkan adalah terganggunya sistem produksi pangan di negara-negara produsen, sehingga mereka melakukan restriksi, dan berdampak terhadap ketersediaan pangan termasuk naiknya berbagai harga kebutuhan pokok termasuk kedelai, demikian Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr melanjutkan.

Solusinya adalah kita berhenti dari ketergantungan impor kedelai dan kita giatkan produksi kedelai dalam negeri, demikian disampaikan Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr dalam acara MSPP yang diikuti oleh 422 partisipan secara virtual melalui zoommeeting.

Bacaan Lainnya

Dirjen TP (Direktur Jenderal Tanaman Pangan) Kementerian Pertanian R.I. Dr. Ir. Suwandi, M.Si dalam materinya mengatakan “Kedelai lokal bukanlah transgenik sehingga terjamin bagi kesehatan dan luar biasa potensinya”.

“Kedelai bisa ditumpangsarikan dengan tanaman jagung maupun tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kita membutuhkan waktu tiga bulan untuk memproduksi kedelai, sementara kebutuhan tahu dan tempe kita adalah setiap hari” demikian ditambahkan Dr. Ir. Suwandi, M.Si.

Saat ini kedelai dijual pada tingkat eceran sebesar Rp. 14.000,-/kg di Sijunjung. Dengan produktivitas 1,5 ton per hektar, harga kedelai ditingkat petani saat ini yaitu sebesar Rp. 7.000,-/kg maka diperoleh penghasilan sebesar sepuluh juta per hektar. Bahkan di beberapa tempat harga di tingkat petani sudah mencapai Rp. 9.000,-/kg.

MSPP secara virtual ini juga menghadirkan narasumber Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan R.I., serta Sekjen Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia).

“Saat ini harga impor kita yaitu Rp. 12.000,- per kilo” demikian diungkapkan Drs. Hugo Siswaya selaku Sekjen Gakoptindo.

Dikutip dari katadata.co.id sumber impor kedelai kita terdiri dari negara Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brasil, dan Malaysia. (Gun).

Pos terkait