Musik Minang di Tengah Perubahan Zaman

Dalam upaya persiapan Lomba Cipta Lagu Minang tahun 2022 Tingkat Nasional, UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat mengadakan diskusi terbuka dengan tema Musik Minang di Tengah Perubahan Zaman.

Diskusi tersebut berlangsung di lantai tiga gedung Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Kamis (24/02/2022) menggandeng pemateri Dr. Yulizal Yunus, seorang budayawan Sumatera Barat, Dr. Agusti Taher, seorang praktisi musik, dan Firdaus Abie, seorang jurnalis dari Harian Umum Rakyat Sumbar.

Dalam uraiannya, Firdaus Abie menyampaikan bahwa lagu minang itu sangat dinamis, dia mampu mengikuti perubahan zaman. Seperti yang dikatakan oleh seorang seniman Prancis, Jeans Louis, seni adalah revolusi abadi.

Bacaan Lainnya

“Pada zaman sekarang kita dipaksa oleh zaman untuk ikut kepada kemajuan globalisasi dengan gaya bebas. Kalau dulu untuk sebuah lagu saja kita menunggu sangat lama di meja seleksi. Namun sekarang, sejak You Tube mengambil alih, karya-karya tersebut tidak tersaring lagi sehingga orang-orang bebas untuk menampilkan karyanya. Ini adalah point minus sekaligus plus untuk kita bersama.”

Sementara itu, Dr. Yulizal Yunus lebih menekankan kepada lirik di dalam lagu. Pada umumnya sastra mengambil peran yang sangat dominan di sini. Dimana ketika lirik yang bagus jika dipadukan dengan musik yang indah akan menjadi sebuah mahakarya yang akan bertahan lama.

“Jangan sampai Sumatera Barat ini seperti Malaysia sekarang. Malaysia sudah kehilangan eksistensinya dalam penciptaan lagu-lagu zapin dan Melayu. Jadi, di tengah perubahan zaman sekarang kita harus menerima tantangan yang sangat besar supaya musik khas Minangkabau ini tidak hanyut oleh zaman.”

Selanjutnya, Dr. Yulizal Yunus juga memaparkan bahwa tantangan anak-anak muda sekarang jauh lebih besar dan menantang. Jika dikaji alat musik, tentu dikaji pula sejarahnya, jika dikaji lirik tentu dikaji pula asal muasalnya. Karena lagu Minang ini sejak dahulu busa bertahan lama karena ada unsur budaya dan pesan verbal di dalamnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, para seniman di Sumatera Barat, pelaku budaya dan anggota dari DPC-PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu) Kota Solok, Kota Padang dan lainnya.

(Haris)

Pos terkait