Sempat Alami Defisiensi Nutrisi, Sekarang Puti Maua Agam Siap Dilepasliarkan

Puti Maua Agam Harimau betina (Panthera Tigris Sumaterae)

Harimau Sumatera Puti Maua Agam merupakan harimau betina berumur sekitar tiga tahun. Puti Maua Agam adalah harimau yang masuk kandang jebak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar pada konflik yang terjadi di Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aie, Kecamatan Palembayan, Agam, Selasa (11/1/2022) lalu.

Saat ini Puti Maua Agam tengah direhabilitasi dan dinyatakan sudah siap dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Hal ini dipastikan setelah Puti menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) ARSARI.

Puti sendiri dirawat setelah masuk PRHSD sejak Rabu 12 Januari lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan secara umum, Puti Maua Agam mengalami anemia ringan, peningkatan sel darah putih karena radang pada gusi. Kemudian berat badan nya juga cukup kurus untuk ukuran harimau Sumatera yang biasanya 80 kilogram ke atas. Sementara kondisi saat ini Puti sudah mulai lincah dan bobot berat badan nya sudah mulai naik, hingga pihaknya menyatakan Puti sudah bisa dilepasliarkan ke alam.

Bacaan Lainnya

Ir. H. Huzri Yedi selaku Sustainability Manager PT Tadar Kurinci Agung kepada Topsumbar mengatakan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) telah menerima seekor Harimau betina (Panthera Tigris Sumaterae) yang diberi nama Puti Maua Agam sesuai dengan nama daerah asalnya.

Tim liputan Topsumbar TV melihat langsung kondisi Harimau Sumatera Puti Maua Agam di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) ARSARI, Kamis (27/01/2022).

“Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) benar telah menerima seekor Harimau betina (Panthera Tigris Sumaterae) Sekitar Pukul 01.26 WIB malam, yang diberi nama Puti Maua Agam sesuai dengan daerah asalnya dari Kabupaten Agam,” kata Huzri Yedi.

Puti Maua Agam ini direhabilitasi sampai siap untuk dilepasliarkan kembali ke alam. Begitu siap untuk dilepas dan juga sudah diperiksa kondisi area pelepasan Puti Maua Agam, baru pihak BKSDA akan melakukan pelepasan harimau ke habitat nya yakni alam bebas.

Memastikan kondisi Puti Maua Agam di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya, tim Topsumbar TV melakukan kunjungan langsung didampingi oleh Sustainability Manager PT Tadar Kurinci Agung.

Di lokasi rehabilitasi yang berkeamanan cukup tinggi, Puti Maua Agam tampak diberikan pengobatan pertama karena banyak goresan luka dan saat ini sudah bisa dilepasliarkan ke alam bebas.

Drh. Patrick Flagellata menjelaskan kepada Topsumbar bahwa saat kedatangan Puti Maua Agam ke pusat rehabilitasi diistirahakan lima hari penuh dan baru dilakukan medikal ceck-up pertama.

“Puti Maua Agam begitu sampai kita biarkan istirahat dulu, baru di tanggal 18 Januari kita lakukan medikal ceck-up pertama. Kita memperoleh data berat badan kurang lebih 65,5 kilogram berkategori defisiensi nutrisi atau kurus selain itu kita juga menemukan bekas luka yang sangat banyak satu diantaranya luka aktif atau luka cukup dalam, kita sudah serahkan hasil medical check up ke BKSDA provinsi, untuk saat ini kita sudah merekomendasikan Puti Maua Agam sudah bisa dilepas ke alam liar,” ucap Drh. Patrick Flagellata.

Di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya, selain Puti Maua Agam, sudah ada empat ekor harimau penghuni PRHSD berikut beberapa jenis hewan lain yang dianggap punah.

Drh. Patrick Flagellata dibantu Drh. Daniel serta dua orang tenaga perawat di PRHSD menyatakan keprihatinan nya terhadap kondisi yang dialami satwa-satwa liar yang terancam punah karena mulai mengecilnya hutan akibat pembalakan hutan secara liar, ilegal logging, bahkan pembakaran hutan secara sengaja untuk dijadikan lahan pertanian, mengakibatkan satwa liar di hutan sulit mendapatkan makanan dan tempat tinggal yang aman. inilah yang mengakibatkan kepunahan.

“Mari jaga hutan kita agar satwa liar di hutan bisa hidup dengan nyaman, sebagaimana manusia butuh hidup mereka di hutan juga butuh hidup. Jaga hutan karena hutanlah tempat hidup mereka,” tegas Drh. Patrick Flagellata.

(Yanti)

Pos terkait