Tertinggi di Sumbar, Capaian Dosis Pertama Vaksinasi Padang Panjang Lebih 100 Persen

Tren tertinggi raihan vaksinasi Covid-19 di Sumatera Barat, tetap dipertahankan Kota Padang Panjang. Bertepatan pada Hari Jadi Kota (HJK) ke-231 Rabu (1/12), capaian vaksinasi dosis pertama melampaui target sebesar 100,16% dan 62,97% untuk dosis kedua.

“Pada 1 Desember kita sudah capai vaksinasi dosis pertama 100,16% dan insyaa Allah 1 Januari 2022 target vaksinasi yang diberikan selesai,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota (Dinkes), Drs. H. Nuryanuwar, Apt, MM, M.Kes kepada Kominfd, Kamis (2/12).

Adapun realisasi dan pencapaian vaksinasi berdasarkan segmentasi yang sudah dilakukan, jelas Nuryanuwar, tahap I tenaga kesehatan dengan vaksin pertama sasarannya 763, realisasi 892 dengan capaian 116,91%. Vaksin kedua terealisasi 882 dari 76 sasaran dengan persentase 115,60%.

Untuk petugas publik pada tahap II vaksin pertama sasarannya 7.438, terealisasi 8.572 dengan capaian 115.25%. Sementara itu vaksin kedua dengan sasaran 7.438, realisasinya 6.123 atau persentase 82,32%.

Selanjutnya vaksin pertama pada lanjut usia (lansia), sasaran sebanyak 4.431, terealisasi 2.504 dengan persentase capaian 56,51%. Vaksin kedua dengan sasaran 4.431, realisasi 1.285 atau 29,00%.

Pada tahap III yang diberikan pada masyarakat umum, vaksin pertama sasarannya 25.593, terealisasi 22.117, persentase 86,42%. Vaksin kedua dengan sasaran 25.593, terealisasi 12.920 atau 50,48%.

Untuk remaja, vaksin pertama dengan sasaran 5.840,terealisasi 10.299 atau 176,35%. Vaksin kedua dengan sasaran 5.840, terealisasi 6.740 atau 115,41%.

Dikatakan Nuryanuwar, vaksinasi akan terus berjalan sebagaimana mestinya.
“Kita tetap tidak berhenti, karena aktivitas Kota Padang Panjang sehari-harinya bukan hanya masyarakat Padang Panjang. Namun juga berinteraksi dengan masyarakat lainnya seperti ASN, pegawai, karyawan, pedagang, bukan ber-KTP Padang Panjang. Terutama saudara-saudara kita yang tergabung dalam Pabasko (Padang Panjang, Batipuh, X Koto) yang secara historis maupun geografis tidak bisa dipisahkan. Aktivitas sehari-hari kita pada umumnya menjadi satu kesatuan di kota yang kita cintai ini,” jelasnya.

Jika vaksinasi dihentikan, lanjut Nuyanuwar, dikhawatir herd immunity tidak maksimal tercapai. “Untuk itu vaksinasi tetap kita teruskan sambil menunggu arahan dan kebijakan selanjutnya,” pungkasnya.

(AL)

Pos terkait