Cerita Dibalik Kesuksesan Rektor Insitut Seni Indonesia Novesar Jamarun

Produktif Menulis dan Besarnya Peran Orang Tua

Dalam pikiran ‘awam’ kita mungkin menduga jika pejabat Rektor Insitut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, adalah seseorang yang bergelut dan pakar di bidang seni. Tetapi ternyata tidak demikian halnya dengan pejabat Rektor ISI yang sekarang, yakni Prof Dr Novesar Jamarun, MS.

Ia justru adalah profesor di bidang kimia. Prof Dr Novesar Jamarun, MS. adalah guru besar pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau F-MIPA Universitas Andalas (Unand), Padang.

Bacaan Lainnya

Dari direktori data pribadi Prof Dr Novesar Jamarun, MS diketahui ia begitu banyak melakukan penelitian atau riset dan sangat produktif menulis hasil riset yang kemudian terpublikasi diberbagai jurnal nasional dan international.

Atas dedikasinya dibidang riset dan aktif mengikuti temu ahli kimia pada seminar-seminar international diberbagai negara, ia pun kemudian berhasil meraih sejumlah penghargaan international di bidang riset.

Produktifnya Prof Dr Novesar Jamarun MS di dalam menulis hasil riset sudah barang tentu mengundang keingintahuan orang tentang bagaimana kiat dia menulis dan apa-apa saja yang perlu disiapkan.

Nah, untuk mengetahui kiat produktif menulis Prof Dr NovesarJamarun MS. wartawan Topsumbar.co.id Alfian YN berkesempatan menemui beliau dan melakukan wawancara di Gedung Rektorat ISI Padang Panjang pada Jumat, (28/02/2020) siang.

Wawancara berlangsung santai dan tidak formal.

Topsumbar.co.id : Assalamualaikum dan selamat siang Prof.
Pertanyaan pertama, apa kiat Prof di dalam menulis?

Prof Dr Novesar Jamarun, MS : Pertama, sebetulnya kiat saya menulis adalah, saya yang selalu bekerja sama dengan tim riset saya untuk melakukan penulisan di awal-awal melakukan riset.

Kedua, saya tidak pernah putus asa walaupun tulisan saya ditolak diberbagai jurnal.

Alhamdulillah sekarang sudah lebih Lima Puluhan tulisan terkait riset telah saya tulis, In Sha Allah.

Ketiga, menulis itu perlu ketelitian, kesabaran, dan ketangguhan.

Barangkali bagi kawan-kawan itu yang agak sukar sedikit,

Jadi, bagi saya sekarang ini menulis adalah bagian dari riset saya. Sesibuk apapun saya berusaha menulis satu dua, satu dua.

yang membuat saya suka menulis itu, saya mempunyai jaringan international di dalam melakukan seminar-seminar dan juga jaringan nasional.

Sebetulnya kenapa saya itu suka menulis ?

Pertama, orang tua saya selalu mengajarkan kedisiplinan.
Orang mungkin terkejut dengan saya, tipe saya itu tidak akan berhenti seberat apapun pekerjaan sebelum tugas itu betul-betul selesai.

Kedua, tipe saya sesuai moto saya didalan bekerja adalah berbuatlah sekecil apapun selagi kita juga anda mampu.

Jadi, boleh ditanya pada kawan-kawan.
Kadang-kadang kawan-kawan ada yang doktor juga mungkin marah dengan tipe saya itu, saya bilang ini benar-benar harus di tulis.

Tetapi Alhamdulillah mereka mengerti apa yang saya maksudkan.

Jadi, sebetulnya di dalam riset saya betul-betul suka menulis.
Riset saya itu sudah dipatentkan dan ada hak cipta.
Sekarang saya juga melakukan riset tentang seni di institut ISI ini.

Mudah-mudahan riset saya itu berupa lagu dan karya seni lainnya itu bisa selesai dan segera di launching.

Topsumbar.co.id : dari puluhan tulisan hasil riset itu, pernahkah Prof mendapatkan penghargaan?

Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS : Sudah cukup banyak penghargaan saya peroleh dari menulis hasil riset.
Saya pernah mendapat penghargaan bidang riset international sebagai peserta terbaik di Swedia, Finlandia, India, dan Hongkong. (silahkan dibuka dan dibaca data pribadi lengkap saya pada laman google).

Topsumbar.co.id: Mengenai jabatan Rektor ISI Padang Panjang, Prof diketahui dan lebih dikenal sebagai doktor juga guru besar di bidang kimia.
Lantas apakah Prof tidak merasa terbeban berat dengan jabatan Rektor ISI yang notabenenya dijabat pakar di bidang seni?

Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS :
mengenai jabatan Rektor ISI Padang Panjang, mungkin kawan-kawan mengatakan berat sih memimpin.
Tapi saya justru bahagia. Kenapa? Karena sembilan puluh persen kawan-kawan di ISI ini mempunyai talenta yang sangat baik.
Barangkali kita perlu memupuk kerjasama yang baik dengan mereka. Bagaimana saya disiplin, bagaimana saya mengajarkan transfer pengetahuan ke kawan-kawan.

Coba lihat perkembangan yang sudah kami lakukan sudah bisa dibandingkan.

Tetapi jangan ditanya kepada saya apa yang telah kami lakukan di ISI Padang Panjang, tanyakanlah pada orang lain.

Topsumbar.co.id (TS) : Tadi Prof menyebut orang tua sangat memberi pengaruh besar perjalanan hidup dan karir. Maksudnya?

Prof. Dr. Novesar Jamarun. MS : Sebetulnya begini, yang menjadikan saya itu bisa menjadi seperti yang sekarang, sebetulnya adalah peran orang tua.

Orang tua saya terlahir dari veteran perang. Ayah saya namanya Jamarun dan Ibu saya Jamariah. Ibu saya itu terlalu mencintai saya lebih dari segala-galanya. Sampai hari ini ibu saya masih hidup. Kalau saya sakit dia yang lebih bimbang. Kita senyum, dia sudah bisa menangis. Orang tua saya adalah orang yang sangat, sangat disiplin.

Kalau dikampung di waktu maghrib kita tidak ada dirumah, jangan harap tidak akan di cari dan pasti di cari.

Jadi, Ibu saya itu sangat disiplin dan bukan keras, tetapi sangat disiplin sekali.

Topsumbar.co.id :
Sebagai doktor di bidang kimia, dari sekian banyak riset yang Prof lakukan yang kemudian mendapat penghargaan dari berbagai forum atau jurnal. Riset tentang apakah itu?

Prof. Dr. Novesar Jamarun. MS : Hasil riset saya yang kemudian membuat saya agak dikenal adalah riset tentang pengelolaan batu kapur menjadi PCC dan hydrosi apatit.
Saya tidak dalam posisi pengumpul melainkan murni melakukan riset atau penelitian.

Kita mempunyai link riset yang bekerjasama tentang itu.

Saya juga melakukan riset bahwa di Sumatera Barat ada tujuh macam batu kapur yang salah satunya batu kapur Padang Panjang termasuk berkwalitas bagus.

Saya pertama kali jadi dosen di F-MIPA Universitas Andalas, Padang pada tahun 1988 dan hingga sekarang masih menjadi guru besar di fakultas yang sama.

Selain aktif berkecimpung di dunia pendidikan. Ia juga pernah dicalonkan partai politik menjadi calon Bupati Kab. Sijunjung dengan tanpa mengeluarkan sepersenpun uang atau istilah sekarangnya di sebut mahar politik.

“Namun sekarang saya sudah tidak mau dicalonkan, cukuplah saya fokus mengabdi saja,” tutup Prof yang diakhir wawancara menyebut saat ini sedang menulis buku tentang perjalanan hidupnya.

(AL)

Pos terkait