PT Pelindo II Bakal Lakukan Penataan ke Sejumlah Pelabuhan di Sumbar

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur atau PT. Pelindo II berencana akan melakukan penataan pelabuhan. Pelabuhan yang dikelola PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur di Sumatera Barat saat ini adalah Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Muaro Padang dan Pelabuhan Air Bangis di Pasaman Barat.

Hal ini dilakukan sebagai salah satu tugas pokok yang diamanatkan oleh pemerintah selaku BUMN sebagai operator pelabuhan di Padang, Jumat (07/02/2020) sore.

Lanjutnya Pelabuhan Muara Padang juga akan dilakukan penataan dengan cara membuat Maritime Centre sebagai tempat atau sarana edukasi bagi masyarakat dan sebagai tempat pengenalan pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia khususnya pelabuhan yang ada di Sumatera Barat.

Bacaan Lainnya

“Nanti nya di tempat tersebut akan tersedia tempat untuk para UMKM yang ada di Sumatera Barat khususnya Kota Padang yang nantinya Maritim Center akan terintegrasi dengan terminal penumpang yang melayani kapal cepat tujuan ke kepulauan Mentawai saat ini masih tahap desain.

Hal ini dilakukan oleh PT. Pelindo II Cabang Teluk bayur dalam rangka mendukung program pemerintah provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang yang akan menjadikan Kawasan Muara Padang tersebut sebagai tempat tujuan wisata dan kawasan Marina.

Kemudian untuk Pelabuhan Teluk Bayur penataan terus dilakukan baik penataan yang berkaitan dengan pengembangan pelabuhan secara fisik maupun pengembangan sistem informasi teknologi dalam bentuk pelayanan berbasis digitalisasi yang lebih modern.

General Manager Pelindo II, Wardoyo melalui Kepala Humas Kiagus Muhammad Budi, mengatakan pada dini hari tadi akan melakukan penataan terhadap pelabuhan yang akan dikelolanya agar lebih modern.

“Kita berencana akan melakukan penataan terhadap pelabuhan yang dikelola oleh PT. Pelindo II, baik pelabuhan Teluk Bayur maupun Pelabuhan Muaro Padang menjadikan pelabuhan lebih baik dan lebih modern dari yang ada saat ini,” kata Kepala Humas Kiagus Muhammad Budi.

Ia menambahkan, agar arus barang dan orang dan atau penumpang dari dan ke Padang bisa berjalan lancar dan nyaman, sambungnya.

Sedangkan untuk Pelabuhan Air Bangis di Pasaman Barat terus tetap dikelola dan ditata sedemikian rupa sebagai bentuk eksistensi PT. Pelindo II sebagai pemegang amanat dari pemerintah walaupun adanya keterbatasan dalam hal pengembangan.

General Manager Pelindo II, Wardoyo melalui Kepala Humas Kiagus Muhammad Budi, mengucapkan rasa syukur terhadap pemerintah yang telah melakukan pembangunan.

“Alhamdullilah juga pemerintah telah melakukan pembangunan pelabuhan baru di Teluk Tapang Pasaman Barat, PT. Pelindo II menyambut baik dan mensuport pembangunan pelabuhan baru tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Teluk Bayur, Wardoyo menyampaikan sedikit menyayangkan ada informasi dari beberapa media daring yang menyebutkan jika Pelabuhan Teluk Tapang bakal menjadi pelabuhan Induk di Sumateta Barat. Dia mengatakan, untuk penetapan suatu pelabuhan harus terlebih dahulu sudah tersedia sarana dan prasarana yang memadai.

“Menjadikan pelabuhan yang terintegrasi satu dengan pelabuhan yang lainnya di Sumatera Barat merupakan harapan kita bersama”, jelasnya.

Makanya,General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Teluk Bayur, Wardoyo menjelaskan sekali lagi kita luruskan, sampai saat ini belum ada penetapan Pelabuhan Teluk Tapang itu sebagai pelabuhan induk.

“Penetapan Suatu Pelabuhan merupakan kewenangan pemerintah pusat yaitu Dari Departemen Perhubungan Laut tegasnya juga,” katanya.

Namun, Pelabuhan Teluk Tapang ini memang sangat dibutuhkan di Sumatera Barat. Dengan beroperasinya Pelabuhan Teluk Tapang ini nantinya akan membuat arus barang baik itu CPO maupun hasil bumi yang ada di Pasaman Barat akan lebih lancar dikeluarkan melalui pelabuhan.

Truk yang selama ini membawa CPO melalui jalur darat akan berkurang dan bisa melalui Pelabuhan Teluk Tapang ke PelabuhanTeluk Bayur maupun ke daerah lain tanpa membebani arus kendaraan melalui jalan raya dan biaya logistik mungkin akan lebih efisien.

“Saya hanya ingin meluruskan informasi itu agar masyarakat tidak keliru dalam membaca berita dari media daring tersebut, seolah-olah di media tersebut ada wawancara saya dengan wartawan yang memberitakannya,” tutupnya. (Budi/Ratna)

Pos terkait