Wakil Bupati Minta Awasi Pemakaian Terumbu Karang Pantai Buat Bangunan di Mentawai

Penggunaan material terumbu karang sangat marak dilakukan khususnya masyarakat pesisir. Terumbu karang yang digunakan sebagai bahan bangunan rumah buat masyarakat bahkan untuk bangunan proyek pemerintahan tak tertutup kemungkinan dalam jumlah yang banyak.

Pemerintah Kabupaten Mentawai tak bisa berbuat banyak. Kewenangan terkait pengawasan penambangan kawasan pesisir pantai sudah diambil alih provinsi, namun Pemkab berusaha menghimbau agar penambangan tidak merajalela.

Ditemui diruang kerja di Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake mengatakan bahwa penggunaan terumbu karang juga disebabkan karena di beberapa wilayah Kepulauan Mentawai sulitnya akses darat di beberapa wilayah sehingga pemakaian batu yang biasanya dipakai tidak dapat terjangkau oleh masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Akses darat yang memadai, kurangnya akses darat masyarakat tentu mencari bahan yang gampang untuk membangun, salah satunya batu terumbu karang,” kata Korta, pada Kamis (12/03)

Masyarakat tidak memiliki cara lain bahan bangunan yang mestinya dari bahan pasir dan batu alam yang berasal dari sungai, tak bisa dilakukan selain akses jauh dan akses jalan tidak memadai, sebut Korta.

Dikatakan Kortanius, pengelolaan ruang tambang bukan kewenangan kita, itu provinsi. Selain itu Pemkab Mentawai sendiri belum memiliki kekuatan Peraturan Daerah untuk menggunakan material lokal, meskipun sudah diatur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentang itu, kata Kortanius.

Pemerintah akan mengupayakan pembangunan trans Mentawai sebagai akses penghubung antara kecamatan dengan kecamatan, yang mana sedang di lakukan hingga tiga tahun kedepan.

Dengan tersambungnya akses di setiap kecamatan, desa, dusun kemungkinan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untuk mengambil material terumbu karang.

“Wakil Bupati sangat berharap dalam keadaan sekarang ini masyarakat untuk tidak menggunakan material batu terumbu karang yang berlebihan, karena ada beberapa hal yang akan terjadi, tekanan ombak membuat pengikisan pantai semakin tinggi,” sebut Kortanius.

Penambangan terumbu karang juga akan menyulitkan nelayan tentunya akan sulit mendapatkan ikan, rusaknya terumbu karang akan mempengaruhi kondisi wilayah pesisir sehingga abrasi terus meningkat.

(DN)

Pos terkait