SMKN 1 Payakumbuh Miliki Kelas Khusus Middle Manajemen Ritel

Payakumbuh — Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz menghadiri Grand Opening Teaching Factory dan Diseminasi Pengembangan Kurikulum Berbasis Dunia Usaha di Aula SMKN 1 Payakumbuh, Kamis (24/10).

Dalam diseminasi ini, pengelola dunia industri dan kepala SMK, SMP, dan Guru BK se Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota dipertemukan untuk menyongsong perkembangan dunia pendidikan di abad ke 21. Pengembangan Program SMK Rujukan di SMKN 1 Payakumbuh ini didalamnya ada Grand Opening Teaching Factory BDP/CHB Swalayan, Sinkronisasi Kurikulum dengan KKNI Level II, serta Smart School dan Pembelajaran Era Digitalisasi 4.0.

Kepala SMKN 1 Payakumbuh Yunita Rosanti memaparkan sekarang sudah ada kelas khusus di SMKN 1, namanya kelas 11 Bisnis Daring Dan Pemasaran (BDP) 1, yaitu kelas dunia industri, siswa kelas 11 diseleksi dan diambil 30 orang dari 3 kelas setelah di tes, hal ini lebih dari dua tahun lalu sudah dicanangkannya, dimana kelas ini bersentuhan langsung dengan dunia usaha.

“Kelas khusus ritel di SMKN 1 Payakumbuh, ini semua berkat dukungan dan semangat dari dunia usaha yang ikut serta ingin memajukan dunia pendidikan kita. Dengan adanya kelas ritel ini, saat anak didik terjun langsung dan didampingi oleh dunia usaha, pada akhirnya nanti setelah anak lulus sekolah, mereka memiliki kesiapan untuk bekerja secara profesional,” kata Yunita.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Sumatera Barat Asricun mengharapkan dunia pendidikan SMK dapat menghasilkan orang-orang yang mampu untuk membuka lapangan pekerjaan, bukan sekedar bekerja.

“Kurikulum harus diubah setiap hari, jangan ajarkan anak dengan kurikulum yang tertinggal. Mengembangkan kurikulum dan materinya berada di tangan guru, apalagi mempersiapkan siswa SMK untuk bisa memenuhi dunia kerja,” kata Asricun.

Erwin Yunaz menyambut dengan sangat baik adannya kelas khusus di SMEA ini, menurut orang nomor dua di Kota Payakumbuh itu, hal inilah yang akan dikejar di masa yang akan datang, Presiden ingin menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju, generasi itu harus kita ciptakan, tidak bisa lahir dengan sendirinya. Masa depan tidak mungkin di tunggu selama 10 atau 20 tahun.

“Future is not waiting for tomorrow, yang dilakukan SMEA adalah hal yang tepat, menyiapkan orang-orang yang siap untuk menjadi kaya. Orang-orang yang bergerak dalam usaha ritel dapat menyesuaikan diri dengan cepatnya perkembangan zaman. Untuk menciptakan generasi unggul itu, kita harus memulainya bergerak dari dunia pendidikan, dan selaku pemerintah juga akan mensupport hal itu, kata Erwin Yunaz.

“Kita juga sudah mulai di SAHID melalui program perhotelan, alhamdulillah 90 persen anak-anak kita disana sudah bisa kuliah dengan gaji sendiri. Mereka minimal menerima gaji 5 juta rupiah perbulan,” terang Erwin.

Dalam kegiatan ini, Wawako Erwin juga meresmikan toko Cahaya Bumi Berlian (CHB) yang berlokasi didepan SMEA, dimana disini siswa dapat belajar usaha ritel melalui Teaching Factory, dan ini merupakan kerjasama sekolah dengan direkturnya Alex Wijaya. MoU dengan pihak CHB, mereka menerima lulusan SMEA untuk bekerja di perusahaan ritel itu. (Ton)

Pos terkait