Nasrul Abit Kunjungi Korban Bencana di Kabupaten Solok

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengunjungi warga yang terkena bencana banjir dan longsor menghantam sejumlah nagari di Kabupaten Solok. Nagari Muaro Paneh Kecamatan Bukik Sundi sampai ke Sungai Durian Kecamatan IX Koto Sungai Lasi Kabupaten Solok.

Rombongan Wagub Sumbar Nasrul Abit bersama Nuriman yang merupakan PPK Sungai dan Pantai Wilayah II BWS (Bali Wilayah Sungai) V Sumatera, Ketua DPRD Kabupaten Solok Jon Firman Pandu, Anggota DPRD Kabupaten Solok Yusferdi Zen Payuang Putiah, Wali Nagari Muaro Paneh Fery Efendi, dan aparat TNI, Polisi serta BPBD setempat langsung menuju lokasi yang terkena dampak banjir dan longsor, Sabtu (08/02/2020).

Akibat sejumlah rumah warga terendam banjir diperkirakan hingga 60 cm, selain itu juga merusak beberapa ruas jalan di sejumlah titik dan menghancurkan jembatan di Sungai Durian.

Bacaan Lainnya

Wagub Sumbar mengatakan kejadian ini karena curah hujan yang terus menerus sejak Jumat malam (07/02) hingga pukul 05.00 WIB, luapan Batang Lembang merendam tiga Jorong yakni Jorong Koto Kaciek, Koto Panjang dan Balai Pinang.

Ketinggian banjir hingga sampai 70 cm di kawasan Muaro Paneh. Saat kehadiran Wagub Sumbar terlihat luapan aliran Batang Lembang sudah surut, namun warga masih was-was lantaran intensitas hujan deras masih menghantui kawasan setempat.

Di nagari Muaro Paneh, di Kecamatan Bukit Sundi, banjir merendam area pemukiman dan pertanian. Rumah warga, rumah ibadah dan sekolah terkena dampak cukup parah. Akses jalan dari Cupak ke Muaro Paneh dan Muaro Paneh ke Kotobaru terganggu.

Melihat kejadian ini, Nasrul Abit meminta pihak BWS V Sumatera segera lakukan penangangan Batang Lembang secepatnya. Pasalnya bencana banjir terus terjadi tiap tahunnya di daerah Muaro Paneh. Untuk itu Wali Nagari buatkan data kerusakan ataupun kelengkapan administrasi lainnya, agar pihak terkait bisa menyikapi dengan cepat.

Setelah itu Wagub Sumbar menyerahkan bantuan pada ibu Megawati berupa makanan siap saji dan baju bagi korban yang rumahnya kena banjir Batang Lembang.

“Terima kasih pak Wagub. Rumah kami rusak berat, tidak bisa lagi dihuni. Saya minta kepada pemerintah bisa membantu kami, dimana lagi saya tinggal lagi, pak,” ucap Megawati.

Selanjutnya rombongan melanjutkan tinjauan ke lokasi Desa Durian. Sesampai di lokasi Wagub berbincang dengan beberapa warga yang anggota keluarganya terjebak di lahan durian sebanyak 75 jiwa terjebak dilahan durian.

Menurut informasi dari warga akibat intensitas hujan yang tinggi, jembatan di Nagari Sungai Durian sepanjang 15 meter dilaporkan hanyut. Jembatan “Lan Cupak” yang menghubungkan lahan pertanian warga Sungai Durian yang merupakan sumber ekonomi masyarakat Sungai Durian.

Mendengar berita tersebut Wagub Nasrul Abit pun langsung menelusuri jalan sepanjang 2 Km dengan penurunan yang terjal, walaupun hujan gerimis tidak mengurangi semangat orang nomor dua di Sumbar tersebut untuk membantu warganya.

Dengan bantuan BPBD Provinsi dan Kabupaten Solok akhirnya warga Sungai Durian berhasil terselamat dengan disaksikan oleh Wagub Sumbar.

Menanggapi hal tersebut, Wagub Sumbar menyebutkan, jembatan yang hanyut akan dibahas di Provinsi. Wali Nagari atau Pemkab Solok diminta untuk memberi laporan ke provinsi sesuai luas lahan pertanian dan jembatan yang rusak, agar perekonomian masyarakat tetap berjalan pascabencana.

“Laporkan segera ke Pemprov Sumbar, kita akan segera bantu, karena ini menyangkut sember perekonomian masyarakat di sini,” ujarnya.

Selain itu Nasrul Abit sangat apresiasi bagaimana BPBD bergerak cepat membantu warga yang terjebak di Sungai Durian.

“Menyeberang sungai dengan arus yang sangat deras, BPBD bisa membetangakan kawat sling menyeberangkan warga yang terjebak di Sungai Durian,” tutur Nasrul Abit.

“Alhamdulillah semuanya terselamatkan dan kembali bersama keluarganya masing-masing,” imbuhnya.

Melihat kejadian ini, Wagub berharap kepada masyarakat Sumbar, apabila ada kejadian bencana segera laporkan pada pihak terkait, sehingga penyelamatan langsung turun ke lokasi. Berkoordinasi dengan Badan Penanggilangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Ormas dan berbagai elemen masyarakat. (Ratna/N)

Pos terkait