Merdeka Hanya Tinggal Nama, Risnaldi : Pribumi Terusir di Tanah Sendiri

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Risnaldi dari Fraksi Partai NasdemĀ 

PADANG, TOP SUMBAR — Dengan Bambu Runcing dan bersimbah darah pahlawan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan Negara Republik Indonesia, jutaan nyawa melayang, jutaan anak menjadi yatim piatu, dan jutaan istri menjadi janda.

Begitu besar perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan dari tangan para penjajah, namun kata merdeka hanya tinggal nama. Kemerdekaan tersebut sampai sekarang masih belum didapatkan, dan dirasakan oleh putra-putri Indonesia dari Provinsi Sumatera Barat di Pulau Makakang, Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, Minggu (11/3/18).

Risnaldi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat dan Wakil Ketua DPRD Mentawai NIkanor beserta rombongan berkunjung ke pulau Makakang Mentawai dengan menaiki kapal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai.

Namun, menjelang Kapal Mego milik Pemkab Kepulauan Mentawai yang membawa rombongan merapat ke dermaga, mereka dihadang oleh seorang bule dari atas boat yang sedang sandar dan menyatakan kapal yang ditumpangi anggota dewan beserta rombongan itu tidak boleh bersandar.

“Kami datang berkunjung ke Pemerintahan Daerah Kepulauan Mentawai, disambut oleh Wakil Bupati Kortanius dan Wakil ketua DPRD Mentawai NIkanor, setelah itu Pemda setempat menawarkan kami untuk berkunjung ke pulau Makakang Mentawai dengan menaiki kapal Pemda Mentawai,” kata Risnaldi pada TopSumbar.co.id melalui via Handphonenya, Senin (12/3).

Namun, dilanjutkannya, karena sesuatu hal Bapak Wakil Bupati berhalangan pergi akhirnya kami saja yang berangkat. Kami datang baik baik, tetapi Si Bule mengusir kami.

“Video tersebut tidak merekam kejadian dari awal kedatangan kami. Karena kami merasa terhina, sebagai pribumi diusir untuk berkunjung, serta bermohon agar bisa berkunjung. Namun tetap tidak dapat masuk,” terang Risnaldi.

Disebutkannya, munkin saja diantara kami mengambil video ini dan menyebarkanya. Dan pastinya si Bule menolak kami menikmati keindahan alam yang ada di negara kami.

“Penjajah Moderen berkedok Investasi,
cukup sudah sebagian tanah di Indonesia dimiliki mereka untuk tambang, perkebunan ataupun pariwisata,” tandasnya. (Syafri)

Pos terkait