Melewakan Gala Datuk, Nasrul Abit Berharap Sumpah Datuk agar Diperbaiki

Wakil Gubernur Sumbar dalam acara Melewakan Gala Ali Amran Abas Datuak Rajo Nan Endah

PESISIR SELATAN, TOP SUMBAR —  Malewakan Penghulu dalam adat Minangkabau merupakan budaya yang sakral, namun sumpah yang dibebankan amatlah berat sekali, dikutuk Al qur’an 30 juz “Ka ateh indak ba pucuak, ka bawah indak baurek, ditangah-tangah digiriak kumbang”. Sebagaimana manusia biasa yang ada kekurangan apalagi bagi orang-orang politik tentu ini akan menjadi siksaan tersendiri jika lalai akan amanah ini.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, saat memberikan sambutan pada acara Melewakan Gala Ali Amran Abas Datuak Rajo Nan Endah Suku Kampai, Jorong Gunuang Tangah Rawang Kenagarian Gunung Malelo Surantiah, kecamatan Sutera Kabupaten Pessel, Sabtu (7/7).

Hadir dalam kesempatan itu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Repoblik Indonesia (DPR RI), Asli Chaidir, Darizal Basir, Ketua DPRD Kabupaten Pesisir Selatan Dirjen Haji Kementerian Agama Republik Indonesia, katua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat, Camat, Walinagari se-Kecamatan Sutera , Ketua Kerapatah Adat Nagari (KAN) Surantih, para penghulu Surantih, tokoh masyarakat Sutera Pesisir Selatan.

“Kesibukan dan dinamika politik yang begitu luas, dan besar kadang bisa membuat seseorang itu abai, dan lupa akan sumpah datuk itu. Tak ada manusia yang sempurna, karena itu mungkin kalimat di kutuk Al Qur’an 30 just dapat diganti dengan bahasa yang lebih baik, tidak memberatkan tanpa mengurangi maksud dan tujuan dari tanggungjawab seorang penguhulu datuk, baik kepada kemenakan dan kampung halamannya,” kata Nasrul abit.

Dilanjutkan nasrul Abit, kita menyadari tantangan dan dinamika perkembangan kemajuan zaman peran dan fungsi seorang penghulu datuk amatlah besar. Namun seiring itu pula, karena seorang datuk ada diluar dari kampung dan kelompok sukunya, ini mungkin yang menyebabkan penghulu datuk tidak berjalan dengan baik dan ada yang diabaikan kemenakannya.

“Oleh karena itu, mesti ada juga datuak panungkek yang tinggal di kampung secara langsung, yang cerdas dan bijaksana. Keterwakilan penghulu datuk dengan ada datuak penungkek ini yang mesti menjadi dinamika kemajuan kampung halaman dan anak kemenakan. Walau sosok penghulu datuk tak lepas dari tanggungjawab, mesti pulang juga secara rutin melihat apa-apa perkembangan yang terjadi setiap saatnya,” terang Nasrul Abit.

Nasrul Abit juga menyebutkan Rajo Endah bermakna “Enak dipandang”. Ini juga mengisyaratkan bagaimana pembangunan kampung halaman itu enak dipandang, baik pembangunan infrastrukturnya, budi pekertinya masyarakat dan generasi mudanya.

“Dalam menyikapi kondisi perubahan global saat ini, saya punya data tentang penyalahgunaan Narkoba baik secara provinsi maupun untuk kabupaten Pesisir Selatan. Jika semua ninik mamak mau ikut serta memperbaiki semua ini untuk kebaikan masa datang, mari kita duduk bersama membahas dan mencari jalan keluar yang baik mengatasi semua ini,” harapnya.

Ia mengatakan ninik mamak mesti berperan mengajak kembali anak kemenakannya untuk mau belajar adat dan istiadat budaya sendiri. Berbahasa dengan dialek masing-masing daerah perlu kita kembangkan, jika tidak bahasa khas kampung kita akan hilang dengan sendirinya. Ini tentu akan merisaukan kita dalam menumbuhkan kepercayaan, dan kelestarian budaya dan adat kita.

Ketua LKAAM Pesisir selatan juga menyampaikan saat ini tidak ada lagi kemenakan yang takut sama ninik mamaknya. Kondisi ini bertolak belakang, sebagaimana upaya bersama sama dalam memajukan pembangunan kampung halaman.

“Memperbaiki semuanya butuh kekompakan ninik mamak, dalam memberikan kontribusi memajukan pembangunan di nagari masing-masing,” ujarnya.

Ali Amran Abbas Datuak Rajo Nan Endah menyampaikan, bersyukur banyak tokoh-tokoh yang hadir dalam acara palewaan gala yang penuh skakral budaya dalam suku kampai di nagari Surantih.

“Kami mohon maaf jalan menuju ke jorong Gunung Rawang Malelo ini masih jelek, mohon dukungan beraama pemprov Sumbar, pemkab Pasisir Selatan, Dinas PU. Kadang jika hujan, masyarakat disini hati-hati karena jalan-jalan becek dan buruk bahkan juga ada banjir,” ungkapnya seraya berharap perhatian dari Pemprov. Syafri

Pos terkait