Majukan Potensi Wisata, DPRD Dukung Pengaktifan Jalur Kereta Api di Sumbar

Wakil Ketua DPRD Sumbar Guspardi Gaus

PADANG, TOP SUMBAR — Wacana pengaktifan kembali jalur rel kereta api di Sumatera Barat (Sumbar) mendapat dukungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar. Pengaktifan itu, dinilai akan berdampak pada banyak sektor. Mulai dari pariwisata hingga ekonomi.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Sumbar Guspari Gaus pada sejumlah wartawan di Padang, Kamis (20/6). Kader Partai Amanat Nasional (PAN) ini melihat kalau potensi pengembangan wisata dengan aktifnya rel kereta api di Sumbar sangat tinggi. Seperti jalur rel kereta api Padang-Padangpanjang-Bukittinggi-Payakumbuh. Jalur ini terdapat sejumlah objek wisata.
Selain menuju objek wisata, di sepanjang jalur ini juga banyak titik-titik indah. Sehingga masyarakat yang naik kereta api juga bisa menikmati keindahan alam tersebut.

”Tak sedikit objek wisata di jalur itu. Ini tentu akan meningkatkan kembali gelat wisata di jalur tersebut,” katanya.

Tak hanya itu, dilanjutkan Guspardi Gaus, dari segi ekonomi kereta api ini juga bisa membantu membawa barang-barang yang selama ini menggunakan mobil barang. Diperkirakan biaya angkut barang akan lebih murah dan lebih cepat. Di sisi lain, kondisi jalan juga bisa lebih terawan karena tak banyak lagi kendaraan barang melewati jalur tersebut.

“Kemacetan akibat kendaraan barang yang melaju lambat juga akan teratasi. Kita mengapresiasi jika pemerintah pusat yakni PT. Kereta Api ini mengakifkan jalur tersebut,” katanya.

Guspardi Gaus menyebutkan jalur kereta api itu sudah ada. Jadi tak terlalu besar biaya untuk melaksanakannya.

“Berbeda jika jalur kereta api itu yang tak ada. Ini kita mengaktifkan jalur yang ada. Artinya biaya perawatan lagi yang mesti dikeluarkan,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumbar Catur Wicaksono di Padang, Jumat (14/6) menjelaskan tahun ini akses kereta api stasiun Simpang Haru, Padang menuju Pulau Aia diaktifkan kembali.

“Jalur ini bisa memberi akses wisata kota tua bagi penumpang,” kata Catur Wicaksono.

Pernyataan itu disampaikan terkait upaya pengaktifan kembali sejumlah ruas rel kereta api di Sumbar secara bertahap hingga 2024. Nantinya penumpang dari Pariaman tidak hanya berhenti di Stasiun Simpang Haru. Akan tetapi penumpang bisa lanjut berwisata ke kota tua di pinggiran Batang Arau dengan berhenti di Stasiun Pulau Aia.

“Jadi akses wisatanya jadi timbal balik. Penumpang dari Padang bisa berwisata di Pariaman, orang dari Pariaman bisa pula berwisata di Kota Tua, Padang,” ujar Catur Wicaksono.

Sebelum ini, lanjutnya, rata-rata penumpang yang ingin berwisata dari Padang ke Pariaman karena Stasiun di Pariaman memang berada tepat di lokasi pantai yang menarik. Sore hari mereka kembali ke Padang dengan kereta api juga.

“Di sisi lain, arus dari Pariaman ke Padang biasanya didominasi pekerja dan mahasiswa yang butuh akses cepat dan murah. Sebagai kereta api perintis, harga tiket Pariaman-Padang sangat murah karena mendapatkan subsidi. Waktu tempuh juga cepat sekitar 45 menit untuk panjang lintasan 70 kilometer. Waktu tempuh itu lebih efektif dibandingkan transportasi darat lainnya yang memakan waktu 1,5 hingga dua jam tergantung kondisi arus lalu lintas,” jelasnya.

Catur Wicaksono mengatakan, Balai Perkeretaapian menggelontorkan anggaran sekitar Rp40 miliar tahun ini untuk mengaktifkan jalur Simpang Haru-Pulau Aia. Ke depan untuk meningkatkan akses pariwisata itu, jalur kereta api dari Pulau Aia itu akan diteruskan hingga stasiun di Muaro Pantai Padang.

“Lokasi tersebut merupakan salah satu destinasi favorit di ibu kota provinsi Sumbar,” tutupnya. (Syafri)

Pos terkait