Finis Dramatis Imam dan Robert di Padang Panjang

PADANG PANJANG, TOP SUMBAR–Dilepas di antara kemegahan dinding-dinding alam menjulang tinggi Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, kejuaraan balap sepeda Tour de Singkarak (TdS) 2017 etape tujuh dari Lembah Harau menuju Padang Panjang, Sumatera Barat, Jumat (24/11/2017) menyuguhkan finis dramatis antara dua pebalap Imam Arifin dari KFC Cycling Team dan Robert Muller dari Embrace The World Cycling Team.

Suguhan dramatis tersebut saat keduanya beradu cepat untuk masuk finis. Robert Muller yang sudah percaya diri menjadi juara dan bahkan sudah mengangkat tangan harus menelan ludah karena disalip oleh Imam yang mengenjot sepedanya dengan cepat sekuat tenaga.

Imam-pun baru mengangkat tangan setelah benar-benar mampu masuk finis lebih cepat dibandingkan sang rival. Pebalap dengan nomor start 25 mampu menyelesaikan balapan sejauh 112 km dengan catatan waktu 02:56:34. Catatan waktu ini sama dengan Muller dan pebalap yang finis ketiga, Matej Drinovec dari Team Procyclingstats.com‬.

“Saya tidak menyangka bisa menang disini. Padahal rute juga cukup berat buat saya karena ada tanjakan yang panjang. Namun, kondisi di lintasan berbeda dan akhirnya saya bisa mengambil etape ini,” kata Imam Arifin saat dikonfirmasi usai balapan.

Bagi Imam, kemenangan yang diraih di etape tujuh ini merupakan yang kedua selama turun di TdS 2017. Sebelumnya menjadi yang tercepat di etape enam yang finis di Pasaman Barat, Kamis (23/11). Sementara bagi KFC adalah kemenangan yang ketiga.

Sebelum Imam meraih kemenangan beruntun, pebalap KFC Cycling Team lainnya yaitu Jamal Hibatulloh mampu menjadi yang terbaik di etape empat yang finis di Ngalau Indah, Payakumbuh. Bisa dikatakan KFC Cycling Team menjadi tim yang tersukses hingga etape tujuh.

Jika Imam merasa senang dengan kemenangan yang diraih, kondisi berbeda dikatakan oleh Robert Muller. Pebalap yang sudah menjuarai dua etape TdS 2017 itu mengaku tidak menyangka jika disampingnya ada Imam yang selanjutnya mampu mencuri kemenangan yang sudah didepan mata.

“Terus terang saya tidak menyangka jika ada pebalap disamping saya,” katanya usai perlombaan.

Meski gagal menjuarai etape tujuh, Robert Muller tetap harus bangga karena masih mampu mempertahankan posisi sebagai raja sprint (green jersey) hingga etape tujuh setelah mengumpulkan 72 poin. Sedangkan untuk raja tanjakan (polkadot jersey) tetap dipegang Khalil Khorshid dari Tabriz Shahrdary Team dengan 77 poin.

Sementara itu untuk pembalap Indonesia terbaik (red white jersey) tetap dipegang oleh Jamal Hibatulloh dari KFC Cycling Team Indonesia dan pemegang pemuncak klasemen (yellow jersey) tetap dipegang oleh Daniel Whitehouse dari CCN Cycling Team Laos. 

Balapan di etape tujuh ini bisa dikatakan yang cukup menarik di balapan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata itu karena ada dua tempat ikonik yang juga menjadi unggulan di Lima Puluh Kota yaitu Lembah Harau dan Kelok 9.

Para pebalap beradu cepat diantara tebing-tebing ketinggian 100 hingga 500 meter Lembah Harau, terlihat sangat megah dan dihiasi jejeran air terjun menawan menjadikan Lembah Harau menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Limapuluh Kota.

Selain itu balapan di etape tujuh ini juga mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat yang berada disepanjang lintasan. Sejak keluar dari Lembah Harau, masyarakat berjajar dengan rapi dipinggir jalan, begitu juga saat finis di Padang Panjang. Meski hujan, masyarakat tetap menunggu finis balapan yang masuk edisi ke sembilan itu. 

Padang panjang tidak hanya menyuguhkan keindahan alam saja, juga kulinernya cukup terkenal, sebut saja Sate Mak Syukur. Melintasi Kota Padang Panjang belum sah tanpa mencicipi Sate Mak Syukur. Sate Padang ini disebut-sebut yang paling enak dan melegenda di kalangan wisatawan. Daya tarik Sate Mak Syukur sangat kuat, para wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang Panjang meski wajib mencicipi sate mak syukur. (H/Ril)

Pos terkait